[148 - do not name it]

1.2K 338 33
                                    

"Weh beli boneka bantal baru nih kak?" tanya sang adik kepada Hoseok yang baru saja kedatangan paket yang ketika dibuka adalah sebuah boneka bantal.

Hoseok tersenyum menanggapi pertanyaan sang adik yang kini duduk di sampingnya.

"Bagus kan? Kamu kalau mau nanti kakak beliin," ucap Hoseok lagi.

"Boleh, aku nanti mau yang sama kayak kakak, biar jadi temennya Anna."

"Anna?" tanya Hoseok.

Sang adik menganggukan kepala.

"Boneka besar yang aku taro di kasur itu loh, kak. Aku namain Anna," katanya antusias.

Alis Hoseok bertaut. Air wajahnya berubah cemas.

Ia memegang kedua bahu adiknya setelah lebih dulu meletakan bantal dan bekas pembungkus paketnya di atas meja nakas.

"Dek, kakak bilangin ya. Ini bukannya kakak mau nakut-nakutin. Cuma sekedar nasehat aja. Kalau bisa adek jangan namain benda-benda mati yang adek punya. Contohnya boneka atau mainan adek yang lain."

Sang adik mengerucutkan bibirnya.

"Kenapa kak?" katanya protes. Ia punya banyak sekali mainan dan barang-barang lainnya yang selalu ia beri nama.

Seperti Pinky untuk nama tas sekolahnya. Anna dan Bubu untuk nama dua bonekanya, dan lain-lain.
 
 

"Kamu tahu spirit?" tanya Hoseok.

"Roh atau jiwa?"

Hoseok menganggukan kepalanya.
 
 

"Mereka bisa masuk ke dalam benda apapun, mulai dari sisir, boneka, bantal, guci, benda pusaka dan lain-lain. Terutama yang diberi nama atau dianggap hidup.

Mereka nggak butuh sebuah tragedi untuk bisa masuk ke dalam benda-benda tersebut.

Mereka bisa aja nggak sengaja kebawa sama kita dari luar rumah dan ketika masuk ke rumah langsung melekatkan diri mereka ke benda yang mereka mau bahkan ke rumah itu sendiri. Apalagi ke benda yang punya hubungan yang kuat sama pemiliknya.

Dimana ketika pemiliknya mati atau membuang benda itu, mereka masih tetap ada di dalam benda itu. Dan terus ikut kemanapun benda itu pergi.

Banyak benda mati yang sebenernya punya energi besar karena hubungan sama pemiliknya yang besar. Dan itu bisa bawa pengaruh negatif ke pemilik dan orang-orang di sekitarnya tanpa disadari.

Makanya kakak nasehatin adek, perlakukan benda-benda mati itu layaknya benda mati.

Jangan perlakuan mereka seolah mereka hidup. Karena yang begitu itu biasanya jadi incaran spirit-spirit yang butuh tempat tadi.

Sampai sini adek paham?"
 
 
 

"Iya, kak," sahut sang adik sembari menganggukan kepalanya.

"Tapi adek jangan jadi takut juga ya, intinya adek perlakukan barang-barang adek sebagai mana mestinya aja."

"Mana bisa nggak takut kak," ucap sang adik sembari memeluk lengan Hoseok. "Nanti malem adek mau tidur sama bunda aja."
 
 

Hoseok tersenyum kemudian mengusap puncak kepala adiknya.
 
 

"Jangan takut juga, kalau kamu berani, mereka nggak bakal ngapa-ngapain kamu."

shudder; k-idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang