shudder; k-idols ✅

[109 - neighbors]

Sudah 3 minggu Saerom dan keluarganya pindah ke daerah baru yang cukup jauh dari perkotaan dikarenakan pekerjaan ayahnya yang dipindah.

Tak seperti dulu yang suka hangout dengan teman-temannya, sekarang ini setiap malam Saerom menghabiskan waktunya di dalam kamar sembari mendengarkan lagu atau membaca buku.

Tak banyak anak yang seusia dengannya di sini. Makanya ia masih belum bisa keluar rumah seenaknya. Selain belum terlalu hapal area tempat tinggal barunya. Juga karena belum mendapat teman main.

"Kak, ayo makan!"

Saerom menoleh ke arah ibunya yang baru saja menyembulkan kepalanya di ambang pintu untuk menyuruhnya ikut makan malam.

"Iya, bu," katanya sembari beranjak dari tempat tidurnya.

Seperti biasa, makan malam di keluarga Saerom dilakukan pada pukul 7 malam, ketika ayahnya sudah pulang dari kerjanya.

Tak hanya ayah dan ibunya, ada juga adik kecilnya yang baru berusia 10 tahun bersama mereka.

"Sayurnya dimakan juga, dek, jangan cuma dagingnya aja," ucap sang ibu kepada adik Saerom yang meminggirkan sayuran yang diberikan.

"Ga enak bu,"

"Enak, cobain dulu."

Saerom tersenyum kecil sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. Adiknya satu itu memang sangat susah bila diminta untuk memakan sayuran.

"Oh iya, bu. Tadi itu siapa?" tanya Saerom sembari memasukan sesuap nasi ke dalam mulutnya.

"Siapa? Maksudnya?"

"Iya, tadi pas maghrib-maghrib kakak denger ada suara orang lain gitu dari samping rumah, terus kayak lagi ngobrol sama ibu juga."

"Samping rumah?"

Saerom menganggukan kepalanya.

"Kakak kan tahu maghrib-maghrib ibu nggak pernah keluar rumah, pamali."

"Iya, tapi tadi kakak beneran denger ibu ngobrol sama tetangga sebelah."

"Kak, rumah kita diapit sama dua kebun kosong gede."