06. PENGKHIANAT

23.5K 1.5K 14
                                    

Bugh.

"Pengkhianat," desis Aksa tajam menatap cowok di depannya. Tangannya terkepal dengan urat-urat leher yang hampir terlihat.

Mereka yang mendengar seketika merinding ketika melihat marahnya seorang Aksa. Saat ini mereka ditaman belakang sekolah yang sudah dijanjikan Aksa kemarin dengan Romi.

"Lo pikir gue gak tau hah?" Sambil berdecih, ia menatap sinis orang itu. "Gue gak sebodoh itu bangsat!" bentaknya lalu menendang perut cowok didepannya hingga tersungkur dan masih bergeming.

"Kenapa diam?" gertak Rasya lalu maju dan menarik kerah cowok itu.

"Bukannya lo bisa ngomong di depan ketua lo itu dengan hina-hina kita?!" Rasya berdecih. "Gak tau diri!"

Bugh.

Memukul rahangnya membuat sudut bibir itu memar dan berdarah. Rasya hanya mendengus sinis lalu berbalik mundur.

Mereka berenam benar-benar murka. Apalagi dengan pengkhianat.

"Munafik," decih Alaska dengan wajah santai namun dingin. Cowok yang sering diam itu kini langsung bertindak.

Bugh.

Satu kali menonjok wajah cowok yang tersungkur. Alaska tersenyum miring lalu menatap tajam cowok itu.

Mereka yang melihat hanya diam sesekali meringis ketika melihat wajah cowok itu penuh dengan lebam.

" Galih keterlaluan banget ya?"

"Iya. Pengkhianat banget."

"Gue nggak nyangka dia khianatin The Donster."

Bisik-bisik itu terdengar sampai ke telinga cowok bernama Galih itu. "Diam kalian!" bentaknya murka.

"Udah babak belur, masih aja marah-marah!" ejek Juni sambil membuka kuaci nya.  Cowok itu hanya diam dengan duduk di bangku taman menatap pertunjukan didepannya dengan wajah santai. Ia tak melakukan tindakan apapun karena sudah ada tiga pawang yang siap sedia memberi hukuman pada pengkhianat.

"Maklum Jun, dia kan gak tau diri!" sindir Sam yang duduk di pegangan samping kursi tempat Juni duduk.

Aksa menarik kerah baju Galih dengan kencang. "Lo bilang sama Bos sialan lo itu! Gue gak pernah takut!" ucapnya dengan penuh penekanan.

"Dia gak mungkin denger. Kupingnya kan tuli" sindir Alaska datar. Cowok itu memasukan kedua tangannya di saku celana. Pedas! Cowok itu memilih mundur.

"Liat aja. Gue akan bales." Galih masih tetap memancing emosi mereka. Ia tersenyum miring.

"Balas budi gua mau." Alaska tersenyum miring kembali dengan nada santai. Yang langsung membuat mereka tergelak.

"Gue salut sama lo, Las!" Setyo tertawa keras yang bersandar pada pohon di dekat mereka.

"Iya. Mulut lo emang ada untungnya." Sam ikut menyeletuk disertai tawa menggema.

Galih geram lalu menonjok Alaska namun ditahan Aksa dan membalasnya dengan menendang perut cowok itu.

Dari kejauhan, tampak Ara memperhatikan Aksa. Jadi dia ketua The DonsterAra bergumam dalam hati.

"Serem juga," gumam Ara. Namun bukannya bergidik ngeri, ia malah geleng-geleng kepala melihat pertunjukan yang sepertinya ia nikmati.

"Hah? Apa Ra? Kamu ngomong apa?" Kejora sedikit mendengar gumaman Ara.

"Gak ada," jawab Ara cuek dengan wajah datar.

STARLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang