46. PENYESALAN GAMMA

16.5K 1.2K 419
                                        

Flashback.

Semilir angin dingin yang begitu kencang, tidak membuat suasana tegang di sebuah jalanan yang tampak sepi itu mencair. Dua pertempuran- yang salah satu pihak terdiri dari gabungan dua geng motor itu memang mempunyai tujuan untuk melarang musuh yang melakukan tindakan kekerasan- itu menatap tajam satu sama lain.

The Python dan Pegasus.

Dua geng motor Bandung yang bekerja sama melakukan gladi bersih untuk memberantas kekerasan pada orang lain di setiap malam.

Hanya beberapa anggota saja yang ikut mereka. Karena, pasalnya memang sudah di lakukan jadwal. Namun, ternyata kali ini mereka di jebak. Buktinya, para musuh sudah membawa anggota-anggotanya yang jumlahnya dua kali lipat dari mereka.

Ara mendesis begitu melihatnya. Kanhar yang berada di samping Ara menatap tajam ke depan si pemimpin pasukan itu. Sedangkan di belakang mereka, ada Bagas yang ikut mereka karena berada di Bandung , Angkasa dan juga Atlas. Mereka bertiga ikut maju setelah perintah dua ketua di depan mereka.

"Kali ini, kita gak akan kalah sama kalian," ucap cowok yang diketahui pemimpin kekerasan itu.

Laki-laki itu tersenyum miring. "Gue udah buat rencana ini. Jadi, kalian harus menerima kekalahan nantinya," ucapnya lagi yang langsung dihadiahi tawa menggema anggotanya.

"Serang!" titahnya kembali lalu menyerang mereka.

Bugh,

Bugh.

Sedari tadi, tidak ada yang memenangkan pertempuran itu. Ara yang baru saja menjatuhkan salah satu anggota musuh itu menoleh pada cowok yang tak jauh darinya.

"Bang! Gamma kesini?" tanyanya pada Kanhar yang sedang mengatur nafas.

Kanhar mengangguk."Iya, mereka kesini. Gue sempet ngasih tau mereka."

Ara menghela nafas lega. Setidaknya, mereka memiliki bantuan."Kita di jebak," gumamnya pelan.

Situasi mereka saat ini benar-benar di jebak. Angkasa menoleh pada Ara yang sedang memukul kembali salah satu anggota musuh. Lalu beralih pada Kanhar yang juga sedang melawan musuh. Matanya membulat melihat Kanhar yang di serang si pemimpin kekerasan menggunakan pisau.

Bugh.

Satu pukulan mendarat di pipi kanan Kanhar. Cowok itu mendesis tajam ke arah lawan. Namun, saat ia ingin maju, lawannya sudah lebih dulu menyerangnya dan juga membawa pisau. Ia menghindari serangan itu dengan sesekali membalas pukulan.

Mata biru milik Ara yang awalnya menatap lawannya langsung beralih ke arah Kanhar karena mendengar suara desisan. Ara menggeram kesal melihat pemandangan itu karena si pemimpin yang membawa pisau.

Setelah memukul lawan, Ara berjalan mendekat ke arah Kanhar untuk membantu cowok itu. Setelah cukup dekat, ia berdecih.

"Pengecut," desisnya yang berhasil membuat lawannya naik pitam.

Pemimpin cowok kekerasan dengan rambut ikal itu maju. Masih dengan memegang pisau, ia tersenyum sinis.

STARLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang