58. SAMA-SAMA LICIK

5.9K 807 235
                                    

Semua orang tau jika di bedakan itu sakit. Lalu mengapa masih ada yang mau melakukannya? Egois, satu hal yang bisa di ucapkan orang itu.

*****

"Kok ke sini?" Aksa mengernyitkan dahi ketika Ara membawanya ke lapangan sepak bola yang kosong. Malam hari yang begitu tenang, membuat mereka mendengar suara sana-sini.

Sepi, benar-benar sepi. Hanya ada mereka berdua di tempat luas dan terbuka ini. Tampak begitu indah karena malam hari dan terlihat cahaya sana-sini.

"Ayo ke tengah lapangan sana!" seru Ara lalu menarik lengan Aksa mengabaikan pertanyaan cowok itu. "Tunggu sini, jangan kemana-mana."

Ara berlari kecil ke pinggir gawang, semakin menjauh semakin tak terlihat punggung cewek itu karena gelap. Aksa mulai was-was, cowok itu menatap ke segala arah.

"Ara?"

"Ra?"

Saat mata Aksa menatap ke depan, sebuah bola menggelinding ke arah kakinya yang berasal dari kegelapan. Ia mengangkat wajahnya lalu terlihat Ara yang tersenyum ke arahnya.

"Kamu mau ngapain?" tanya Aksa menatap Ara.

Ara mendekat, lalu berdiri didepan bola itu. "Ayo tanding," katanya membuat Aksa mengangkat alis. Cowok itu bersedekap dada karena tak paham.

"Ayo! Latihan malam, sekalian kita liat bintang." Ara menunjuk ke atas terlihat bintang yang berkelap-kelip.

Aksa berkedip dua kali. "Serius?"

Ara mengangguk. "Iya, kamu ngeremehin aku gak bisa main bola?"

Aksa menggaruk kepalanya yang tak gatal lalu menggeleng seraya menyengir. "Gak tau sih."

Satu jitakan mengenai hidung Aksa. Ara yang melakukannya, berkacak pinggang. "Main bola malem itu enak tau. Ayo!" Ara melempar bola itu ke arah dada Aksa. Membuat cowok itu langsung dengan gesit mengambilnya.

"Oke, kalau menang dapat apa?" tanya Aksa berpikir.

"Kalau kamu menang, nanti aku turutin tiga permintaan kamu," sahut Ara tersenyum usil.

"Kalau kamu yang menang?"

"Turutin tiga permintaan aku," lanjut Ara enteng.

"Ayo." Aksa mengangguk setuju. Merasa tertantang. "Siapa takut." Ia tersenyum miring. Dengan cepat menggiring bola itu melewati Ara yang hanya diam.

Ara berbalik, tak lama cewek itu melotot. "Aksa!" teriaknya dengan keras karena kesal.

Tawa Aksa terdengar. Cowok itu menjulurkan lidahnya ke arah Ara lalu menendang bola itu dengan keras ke arah gawang.

Angin malam berlalu. Mereka masih tetap melanjutkan pertandingan konyol itu. Kini, telah mendapatkan skor 2:2. Seimbang. Hal itu membuat Ara menatap sengit Aksa.

Sedangkan Aksa, tampak ikut kelelahan. Pasalnya, ia tak menduga jika perempuan di depannya itu juga jago dalam sepak bola. Bakat terpendam Ara begitu terus mengejutkan.

Merasa ada peluang saat Ara tampak kelelahan dengan memegang perut, ia dengan cepat beranjak lalu menendang bola.

Gol!

STARLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang