"Jangan pernah lo lukain dia," desis Ara tajam membuat mereka berusaha menahan takut.
"Kalau gue gak mau?" tantang Yumna. Sepertinya mereka berdua tidak sadar kalau Ara benar-benar emosi. Ara berusaha menahan emosinya karena mereka berdua yang terus menerus menantang.
Tak lama, ia hanya tersenyum miring.
"Lo itu udah SMA, masa soal cowok aja pake cara kaya gini?Murahan!""Tapi gue gak bisa tinggal diam aja saat pacar kita malah manfaatin kita cuma buat bisa deket sama sahabat sendiri," teriak Yumna dengan menunjuk ke arah Juli bernada marah.
Ara yang mendengar hanya mendengus.
"Emang selama ini lo anggap dia sahabat?" tanyanya membuat Yumna terdiam. Sedangkan Juli masih diam dengan menundukkan kepalanya "Kalau iya, mana ada sahabat yang mencaci maki didepan orangnya. Selalu nyindir tanpa bersalah sedikitpun. Nyuruh nyuruh ini itu. Mana ada? Gue rasa itu bukan sahabat," lanjutnya sinis.Mereka masih terdiam mendengar ucapan pedas Ara.
"Atau mungkin kalian itu haus perhatian ya? Sampai-sampai sahabat sendiri di suruh jadiin babu. Kaya orang sakit aja nyuruh orang seenaknya," kata Ara sinis.
" Otak tuh dipake! Jangan cuma di jadiin pajangan. Buat apa sekolah kalau cuma buat numpang famous doang?" Ara berdecih.
Mereka berdua langsung tegang ketika apa yang dikatakan Ara benar. Mereka berdua memang berteman dengan Juli karena Juli itu cantik. Mereka berteman hanya karena ingin terkenal. Tapi saat bertiga saja, mereka menyuruh-nyuruh Juli. Karena Juli itu fisiknya lemah.
"Gue gak gitu ya!" bantah Ferly.
"Terus kaya apa?" Ara bersedekap dada menatap mereka datar.
Skakmat. Mereka berdua benar-benar bingung menjawab apa. Ara memang bermulut pedas.
"Tuh kan gak bisa jawab," kata Ara santai.
"Oh iya, kalau masih pengen lanjut, silahkan. Gue gak larang, tapi cara lo itu bocah banget tau nggak?" Setelah mengatakan itu, Ara berbalik dan melangkahkan kakinya menuju kelas karena bel sudah berbunyi.
Aksa dan sahabatnya yang melihat itu pun ikut pergi melangkah ke kelas kecuali Rasya. Dia berjalan ke arah Kejora.
Kejora berdiri lalu membantu Juli. Hanya ada mereka berlima disini. Ferly dan Yumna juga sudah pergi karena mereka mungkin malu.
"Kamu gak papa?" tanya Kejora.
Juli menggeleng lalu menghapus air matanya dengan kasar dan tersenyum. "Makasih udah bantuin gue."
"Sama-sama. Bukan aku yang nolongin kamu, tapi Ara," balas Kejora tersenyum ramah.
Juli hanya mengangguk. Sebenarnya dia agak kecewa sedikit karena Ara tidak membantunya berdiri. Tapi disisi lain dia juga senang karena Ara membelanya walau lewat ucapan.
"Ara itu orangnya emang kaya gitu. Ara sebenarnya orangnya peduli. Peduli banget malah," kata Kejora terkekeh lalu menepuk pundak Juli pelan. " Tapi dia tutupi. Ya kaya tadi, buktinya abis Ara ngucapin kata-kata pedas buat Ferly sama Yumna, mereka berdua berhenti bully kamu."
Rasya, Senja dan Kathya yang mendengar ikut tertegun. Rasya dapat menyimpulkan kalau Ara dan Kejora itu berbeda. Beda sifat, fisik, maupun wajah.
"Ra, kita ke kelas," kata Rasya lalu menarik lengan Kejora diikuti kedua sahabatnya. Meninggalkan Juli yang menatap mereka tersenyum miris
"Beruntung banget Kejora. Punya cowok kaya Rasya yang lindungin dia. Punya kembaran kaya Ara yang selalu lindungin dia. Lo bener-bener beruntung Ra," gumamnya pelan lalu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
STARLA [END]
Teen FictionCerita : TAMAT (Part masih lengkap)✓ (Follow dan vote komentar jangan lupa, biar adem gitu haha) [PERJUANGAN DAN PERSAHABATAN DISEBUAH KEHIDUPAN] Pertemuan antara Sang Raja Jalanan dan sosok perempuan bermata biru penuh teka-teki, dan sifat yang san...