Sekitar lima hari masa liburan sudah berlalu. Kini, Ara sudah berada didepan sebuah bangunan yang elegan.
Ia menatap sebuah benda lingkaran berwarna hitam dipergelangan tangannya. Lalu menatap sekelilingnya. Terlihat didepan pintu bangunan itu ada sekitar beberapa cowok yang bercanda dan bermain catur.
"Jam 7 malam," gumamnya pelan lalu memperbaiki jaket hitam polosnya dan menaikkan tudung jaket itu ke kepalanya. Ia tak memakai bandana biru karena itu dipakai ketika saat dibutuhkan saja.
Sesaat hendak melangkahkan kakinya, ia terhenti sejenak lalu meringis sakit dengan memegang perutnya. Ia memejamkan matanya untuk menahan ringisan itu. Dia sedikit mengerang kesakitan karena perutnya semakin terasa sakit.
Sial, umpatnya meringis.
Beberapa menit, ia membuka mata dan menghirup udara segar. Ara bernafas lega karena sakit pada perutnya berkurang walau masih ada nyeri sedikit. Menghembuskan nafas pelan lalu melangkahkan kakinya lagi untuk maju. Suara derap langkah kaki membuat cowok-cowok yang berada didepan pintu itu menoleh. Mata mereka membulat lalu langsung berdiri. Wajah mereka tampak senang dan antusias.
Ara tersenyum kecil melihat itu. "Bang Bagas ada?"
Mereka mengangguk lalu ikut tersenyum. "Bos ada didalam. Kemarin baru aja nyampe dari Bandung," jelas mereka.
"Oke. Gue masuk dulu," pamitnya diangguki mereka.
"Sip."
Ara masuk dengan melangkah pelan dan menatap sekeliling. "Argh," erangnya tertahan ketika berhenti sebentar didepan pintu. Hal itu membuat cowok-cowok yang dibelakangnya mengernyitkan dahi sekaligus khawatir.
"Lo gak papa?"
Ara menggeleng lalu menetralkan nafasnya."Gue gak papa." Tanpa menoleh lalu melangkah kembali. Suara tawa terdengar membuatnya mengembangkan senyumnya. Cukup lama ia tak kesini setelah penyeleksian anggota baru Antraz kemarin.
Ketika mendengar suara langkah kaki, membuat para anggota Antraz yang ribut terdiam. Saat mengetahui siapa orangnya, mereka langsung berdiri.
"Starla!" sapa mereka bersamaan dengan antusias membuat Ara tertawa kecil.
"Gak usah manggil gue kaya gitu. Ara aja." Mereka mengangguk. Ara menatap sekeliling, disana ternyata ada Trio Gentara yang sedang menatapnya dengan tatapan menyebalkan.
Ia mendengus geli. Rasanya ingin menjitak saja. Tak lama, ia menatap mereka. "Fajar sama Adlan mana?" Ia mengedarkan pandangannya.
"Di atas sama Bos," jelas salah satu membuat Ara mengangguk pelan.
"Oke. Gue ke atas dulu."
Mereka mengangguk mengerti. Sedangkan Ara, ia menaiki satu persatu anak tangga dengan memegang erat pada bagian samping pembatas tangga. Ketika sudah berada tepat didepan pintu bercat abu-abu, ia tersenyum kecil ketika melihat sebuah tulisan yang berada diatas pintu. Leader Antraz. Tulisan itu mengingatkan Ara dengan Cakra yang sudah lama tak bertemu. Ia sudah menganggap Cakra menjadi Abangnya sendiri.
Tanpa sadar, pintu itu sudah terbuka yang membuat mereka menoleh ke pintu. "ARA?"
Ara langsung tersadar dan matanya menatap kedepan. Ia tersenyum melihat pemandangan yang sudah lama tak ia lihat. Berkumpul. Ia sangat merindukan mereka. Ia melangkah mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
STARLA [END]
Teen FictionCerita : TAMAT (Part masih lengkap)✓ (Follow dan vote komentar jangan lupa, biar adem gitu haha) [PERJUANGAN DAN PERSAHABATAN DISEBUAH KEHIDUPAN] Pertemuan antara Sang Raja Jalanan dan sosok perempuan bermata biru penuh teka-teki, dan sifat yang san...