31. PENTAS SENI

15.5K 1.1K 161
                                        

🎧🎼 mood anak Wattpad waktu baca. Jangan lupa ya :)

*****

Suasana yang gaduh itu memenuhi seluruh Lapangan SMA Permata. Tampak ditengah Lapangan itu, terdapat panggung besar yang nanti akan mereka injakan bagi mereka yang ingin berkreasi. Termasuk geng inti The Donster yang saat ini sedang berlatih disebuah ruang musik kedap suara.

Ruangan itu dipenuhi dengan kicauan-kicauan nyanyian fals dari tiga orang yang sedang mengaca di cermin besar, tepat terletak di ujung ruangan. Yang satu membenarkan kacamata hitam dengan sesekali bergaya bersedekap dada, ada juga yang mengedipkan mata ke arah cermin besar itu dengan senyum-senyum tak jelas, dan ada juga yang membenarkan topi lalu memutarnya kebelakang dengan gaya melambai-lambaikan tangannya ke depan.

"Gak nyangka, gue bisa ganteng banget!" Juni menggeleng takjub memuji dirinya sendiri lalu menaikan kacamata hitam itu ke atas kepalanya.

Setyo mengangguk lalu memperbaiki topi yang kadang tidak rapi.  "Pasti cewek langsung naksir sama gue!" serunya bangga.

"Cinta pasti bakalan langsung suka sama gue," sahut Sam membayangkan wajah Cinta dengan senyum kecilnya.

Juni menatap Sam. "Cinta? Cinta Elfansyah? Cinta yang anak sekelas Kejora itu?" Sam mengangguk samar. "Cinta yang ngomongnya kaya orang pacaran? Pakai aku-kamu? Terus Cinta yang polos cuma waktu ngomong galak mulu? Cinta yang anaknya kek imut-imut gitu?"

Sam mengangguk datar karena Juni terus saja bertanya dengan bertubi-tubi. Apalagi kalimat terakhir Juni membuatnya kesal bukan main.

"Pantes lo ngintilin Rasya mulu kalau ke kelas Kejora," sahut Setyo geleng-geleng kepala.

Sam mendengkus kasar lalu mengendikan bahu acuh. Komplotan Kutu itu berbalik lalu menatap ketiga sahabatnya yang memutar mata jengkel karena mereka.

"Kita punya geng baru," celetuk Juni membuat Aksa, Alaska, dan Rasya menatap cowok itu.

"Paling Komplotan Kutu!" balas Aksa meledek.

"Bukan. Kita punya nama geng baru," sahut Setyo dengan bangga. "Mau tau gak?"

"Gak!" Mereka bertiga menggeleng kepala membuat Komplotan Kutu itu mendengus.

"Oke. Walau kalian gak mau tau, kita bakal tetap kasih tau. Kalau gak tau..." Sam menggeleng-gelengkan kepala. "Rugi kalian," lanjutnya bangga melupakan kekesalannya.

"Gak ada sejarahnya kita bakal rugi kalau gak tau nama geng Kutu." Rasya ikut menyahut dengan senyum mengejek.

"Jelas rugi!" Ngegas Juni bangga yang tiba-tiba langsung berhasil mendapatkan toyoran gratis dari Aksa.

"Biasa aja kali ngomongnya!" Aksa jengah lalu bersedekap dada seraya menatap mereka sinis.

Tiga orang di depannya itu berdecak kesal karena ulah bos mereka. Sesaat, mereka memilih melakukan aksi baru. "Nama geng kita..." ujar Setyo sok misterius.

"Gak denger. Gak denger gue!"

Lagi-lagi mereka menatap Aksa berdecak, namun tetap melanjutkan kalimat mereka.

"Kencana!" Serempak mereka bangga.

"Kece," ucap Juni pede.

"Abis," sambung Sam angkuh.

"Membahana," tambah Setyo bangga.

"Kita adalah Kencana!" serempak mereka lalu bertos ala-ala mereka dan diakhiri dengan gaya seperti model. Narsis.

Sedangkan Aksa dan kedua sahabatnya melongo mendengar. Kencana? Benar-benar tidak ada sangkut pautnya. Apalagi namanya. Kencana. Kece Abis Membahana. Huruf N saja tidak ada di depan kalimat panjang. Aneh sekali mereka.

STARLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang