24. MISI PERTAMA

16K 1.1K 24
                                    

Ngatain gue bego, tapi yang bilang bego gak pernah nyadar. Kampret emang!

~Junindra Abimanyu ~

*****


Angin malam berhembus kencang. Suara-suara terdengar jelas. Malam yang sangat padat. Riuh terdengar dari sebuah bangunan tua yang lumayan lama namun elegan.

Terlihat didepan pintu, ada dua cowok yang berjaga-jaga sambil duduk menyesap rokok.

Didepan bangunan, terdapat banyak motor sport hijau yang tersusun rapi. Dapat Ara kira, sekitar 50 orang. Saat ini, Ara sedang berada di balik pohon besar bersama geng inti The Donster.

Ara masih menatap sekeliling untuk memastikan aman. Dan sepertinya, keberuntungan berpihak padanya. Ternyata saat Ara melihat siapa yang berjaga-jaga didepan pintu itu adalah dua orang yang pernah ia temui di lapangan basket kemarin.

"Beneran Ra?" tanya Juni lagi untuk kesekian kalinya. Ara mengangguk tanpa menoleh.

"Lo yakin mau ke sana? Nanti kalau mereka nahan lo gimana?" tambah Sam khawatir. Cowok yang memakai jaket hitam di lapisi kaos hitam polos itu terlihat ragu.

"Gak."

Jawaban singkat Ara membuat mereka menghela nafas lelah. Ara masih berada ditempat. Ia sempat mendengar suara yang sangat ia kenali dari dalam ketika suara itu berteriak. Ara mengepalkan kedua tangannya didalam saku jaketnya.

Saat waktunya, Ara mengambil nafas panjang. Ia mulai melangkahkan kakinya ke tempat itu. Mereka berenam menoleh. Saat Ara ingin melangkah, seseorang membisikkan sesuatu.

"Hati-hati leader."

Ara menoleh ke asal suara, Aksa. Cowok itu tersenyum singkat lalu mengangguk. Ara ikut tersenyum. Lalu melangkahkan kakinya meninggalkan Aksa dan yang lain.

Juni yang berada disamping Aksa sempat mendengar bisikan samar, namun tak mengerti apa yang diucapkan Aksa.

"Lo bisikin apa Bos sama Ara?" tanya Juni kepo membuat Aksa menatap cowok itu.

Aksa mendengus. Kenapa ia memiliki sahabat yang memiliki tingkat ke-kepo'an tingkat tinggi? Lalu kategori untuk suara cempreng seperti perempuan, ada pada diri Setyo, dan juga, tingkat penguping  se-menyebalkan terdapat di diri Sam yang selalu menguping pembicaraan apapun. Baik serius, privasi, ataupun aib. Mungkin hanya Rasya dan Alaska saja yang waras.

Walaupun terkadang, ada juga kelemahan mereka berdua. Seperti Rasya, dilanda percintaan yang bertepuk sebelah tangan. Dan Alaska, sudah jelas mulut pedas cowok itu yang selalu nyelekik.

"Kepo."

Juni mendengus mendengar jawaban Aksa. Lalu matanya menatap ke depan mengawasi pergerakan Ara yang sedang berhadapan dua cowok.

"Nanti kalau Ara di tahan, kita bantuin'kan?" tanya Juni dengan bodoh.

Sam menjitak keningnya. "Ya iyalah bego! Bego kok dipelihara?!" Ia melotot kesal.

"Tau, jelas-jelas ditahan. Masa kita kabur? Gak ada akhlak amat lo, Jun!" celetuk Setyo geleng-geleng kepala.

Juni cemberut. Kenapa selalu ia yang dipojokkan? Hidupku memang begini, pikirnya dramatis.

"Ngatain gue bego, tapi yang bilang bego gak pernah nyadar. Kampret emang!" sewot Juni entah pada siapa.

Alaska menatap cowok itu dengan alis terangkat. "Lo bilang apa barusan?"

STARLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang