19. KERJASAMA

16.7K 1.2K 13
                                    

Suasana sekarang ini sangat ramai. Ditambah kehadiran keenam geng inti The Donster yang selalu ribut. Sekarang, mereka sedang berada di kantin belakang sekolah yang diisi anak-anak berandalan untuk istirahat pertama.

"Sa, lo  udah dapet informasi permasalahan The Roller?" tanya Rasya pada Aksa.

Aksa yang sedang duduk dengan menyandarkan bahunya ke tiang itu menoleh. Ia terdiam sejenak seraya berpikir. "Udah."

Sontak mereka semua langsung terdiam ingin mendengarkan penjelasan Aksa selanjutnya.

Juni mengernyit. "Lo dapat darimana? Masalahnya what? Terus when lo tau? And What penyebabnya?"

Sam mengeplak kepala Juni dengan tangannya, sedangkan Setyo menjitak kening cowok itu tiga kali membuat sang empu meringis.

"Jangan sok Inggris deh. Bahasa Indonesia aja lo kaya orang bego!" kata Sam blak-blakan.

"Tau, campur-campur lagi. Sekalian Arab juga," timpal Setyo kesal.

Juni hanya mencebik keras, "Like-like gue dong!"

"Ngaca dong," celetuk Alaska.

"Udah ngaca gue," balas Juni asal dengan nada ketus.

Mereka yang melihat tertawa karena kekonyolan cowok itu. "Kalender Berjalan namanya," ledek Rasya.

Juni melotot ke arah cowok itu. Ia mendengkus kasar. "Sialan you semua," umpatnya.

Mereka lagi-lagi mendelik kesal saat mendengar Juni berbicara bahasa Inggris. Juni ini benar-benar membuat mereka menguras otak.

"Campur terosss," gumam Aksa pelan namun dapat didengar.

Rasya menggeleng-gelengkan kepala. "Terus apa permasalahannya?"

Aksa terdiam lalu mendongak. "Ada yang adu domba."

Mereka yang mendengar seketika terdiam. Termasuk tiga kutu yang mencek-cok tak jelas.

"Lo tau darimana?" tanya Sam serius. Tidak ada lagi kekonyolan di wajahnya saat ini.

"Tau dari Ara," ceplos Aksa membuat mereka mengernyit heran.

"HAH?"

Aksa gelagapan. Sebenarnya mereka berdua memang mencari tau masalah ini karena sama-sama saling membutuhkan. Jadi mereka bekerja sama.

"Maksudnya gue sama Ara yang cari, gue minta temenin sama dia," kata Aksa membenarkan.  Ia berkata jujur, tapi tak sepenuhnya ia ceritakan. Belum waktunya, pikirnya.

"Kenapa ajak Ara? Lo tau kan nanti bisa-bisa dia juga kena masalah?" tanya Rasya serius.

Aksa mengangguk. Memang benar, tapi siapa juga yang mau melawan Ara? Kalau melawan pun pasti lawannya yang kalah, pikirnya terkekeh geli. Setelah mendengarkan penjelasan Ara kemarin, ia benar-benar terkejut. Namun karena Ara menjelaskan perlahan, ia jadi paham apa dan maksud cewek itu ke Jakarta dan juga kerjasama.

"Kenapa lo?" tanya Setyo memicingkan mata curiga.

"Gak papa." Aksa menggeleng cepat lalu bersedekap dada menatap mereka semua yang tampak menunggu jawaban selanjutnya.

"Terus siapa yang adu domba?"

Aksa terdiam. Apakah ia harus memberitahu dalang semua ini? Tapi ia juga harus meminta izin dahulu dengan Ara. Karena kalau mereka tau, bisa-bisa rencana membantu Ara dan dirinya gagal.

Belum sempat Aksa menjawab, suara telpon berdering. "Bentar."

Mereka mengangguk walau penasaran. Aksa berdiri lalu berjalan ke arah sepi. Hal itu membuat mereka menatap Aksa heran. Namun tetap diam. Sepertinya penting, pikir mereka.

STARLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang