Hai ada yang kangen Starla nggak? Masih sabar menunggu cerita ini?
🎼jangan lupa ambil dengerin musik ya.
*****
Sejak tadi pagi, semua sudah berkumpul di depan satu ruangan yang sepi. Beberapa suara tangis terdengar membuat cowok yang duduk di ujung kursi bangkit.
Aksa memukul kepalanya ke tembok, operasi tadi malam gagal, dan sampai sekarang belum ada kabar apapun dari Ara.
Dokter Juan yang berada di ruangan itu menatap sendu Ara. Putarannya teringat bagaimana Ryan ingin mendonorkan ginjal pada Ara tanpa sama-sama mengetahui siapa pendonor dan di donor. Tangannya bergetar, apa yang harus ia lakukan?
"Dokter," panggil Ara lemah. Matanya terbuka sejenak ketika dokter Juan ingin memulai operasi.
Dokter Juan kaget, ia mendekati Ara lalu tersenyum kecil. *Ara? Kamu siap?"
Gelengan kecil membuat dokter Juan mengernyit. Ia memberi isyarat pada beberapa dokter lain yang ingin menyuntik Ara agar pingsan. "Maksud kamu apa?"
"Ayah mana?"
"D-dia di rumah."
Ara tersenyum tipis. Matanya melirik pada pintu yang tertutup rapat. Tangannya menggapai lengan dokter Juan lalu mencengkeramnya erat. Matanya menangis lalu meringis. "Ayah kritis kan?"
Dokter Juan terkejut. Saat ingin mengelak, Ara kembali melanjutkan. "S-selamatkan Ayah aku. Aku mohon," katanya pelan.
"A-ambil jantung aku!"
Ara menangis, ia memalingkan wajahnya. Ia tahu semuanya saat dokter Juan kemarin berbicara lewat telepon di ruangan ini, Ara sudah sadar sebentar. Namun pingsan kembali sampai ia melakukan operasi itu. Operasi gagal namun membuatnya bangun, keputusan Ara bulat. Kesadarannya kali ini adalah kesempatan terakhir saat mengambil pilihan.
"Kamu ngomong apa Ara?" tanya dokter Juan marah. "Ayah kamu rela donor ginjalnya buat kamu, dia nggak mau operasi karena pengen nebus kesalahannya."
"Aku maafin dia," lirih Ara. Bibirnya pucat dengan bergetar. Waktunya tidak banyak. "Dengan cara nerima jantung aku."
"S-selamatin Ayah, maka aku bahagia."
"Aku nggak bakal izin lagi sama mereka, udah cukup selesai semuanya. Lakuin sekarang, aku mau p-pulang." Dokter Juan menangis mendengarnya.
Ryan, kamu punya permata— batin dokter Juan.
"Tap—"
Cengkeraman itu lepas. Mata gadis itu tertutup cepat setelah terisak kecil menatap Aksa yang menatapnya.
"Ara!"
Aksa mendobrak pintu itu lalu menatap Ara yang tadi menatapnya. Bintang-nya sadar.
Namun bukan senyuman yang Aksa lihat, melainkan mata tertutup yang benar-benar tak ada pergerakan. Wajahnya memutih seperti tak ada darah. Rahang Aksa mengeras, tangannya mengepal lalu menarik Ara agar mau memeluknya.
"Hei, bangun. Tadi kamu bangun kan?" tanya Aksa pelan. Ia menepuk pipi Ara lembut lalu menatap tajam pada dokter Juan.
Semua yang menunggu ikut masuk karena keributan terjadi. "Selamatin dia!" bentak Aksa keras.
Dokter Juan memberi kode pada beberapa dokter agar menyuruh mereka keluar lagi. Dokter memeriksa Ara mengabaikan teriakan histeris dari keluarganya terutama Aksa yang benar-benar mengamuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
STARLA [END]
Teen FictionCerita : TAMAT (Part masih lengkap)✓ (Follow dan vote komentar jangan lupa, biar adem gitu haha) [PERJUANGAN DAN PERSAHABATAN DISEBUAH KEHIDUPAN] Pertemuan antara Sang Raja Jalanan dan sosok perempuan bermata biru penuh teka-teki, dan sifat yang san...