20. MURKANYA ARA

18.7K 1.3K 53
                                    

Setelah dua minggu berlalu, semua murid  lebih disibukkan dengan buku-buku pelajaran. Sekitar tiga hari lagi, Ujian Kenaikan Kelas segera dilaksanakan. Hal itu membuat otak dan pikiran mereka harus benar-benar siap menghadapi soal-soal manja yang ada didepan mereka nanti.

Termasuk geng inti The Donster. Mereka saat ini lebih memilih kantin belakang sekolah untuk mengadakan rapat mengenai rencana mereka yang akan membalas perbuatan dalang adu domba. Mereka hanya berenam. sedangkan Ara, ia memilih tidur dikelas dan tidak mendiskusikan mengenai rencana mereka nanti.

Dia sudah memberitahu Aksa mengenai hal itu. Jadi ia tak perlu repot-repot untuk bergabung. Ia sendiri memilih pura-pura tidak terlalu dekat dengan mereka agar tidak menimbulkan kecurigaan dari murid yang lain. Apalagi yang dari mereka ketahui, ada mata-mata musuh yang mengintai gerak-gerik geng The Donster. Dan satu hal yang membuat mereka menghela nafas lelah. Tidak tau siapa orangnya, itulah yang membuat mereka sedikit berjaga-jaga.

"Berarti, abis ujian aja?"

Aksa mengangguk menjawab pertanyaan dari mulut mereka. "Kita fokus ke ujian dulu. Baru kita laksana'in rencana selanjutnya, Ara juga udah tau."

Mereka mengangguk membenarkan. "Oh iya, katanya nanti bakal ada camping?" tanya Setyo.

Mendengar itu, mata Juni langsung berbinar. "Serius?"

Setyo mengangguk sok tau. "DUA RIUS!"

Juni langsung menutup kupingnya begitupun dengan sahabatnya. Memang benar, kalau Setyo itu sebelas dua belas dengan suara toa perempuan. Dan sangat cocok untuk disebut suara perempuan.

"Eh buset. Malah ngegas situ!" Juni melotot ke arah Setyo membuat yang ditatap hanya mencengir bodoh.

"Cempreng njir," umpat Sam.

Setyo mendengus. "Sialan lo semua!"

"Like-like kita dong!" sewot Juni membuat mereka memutarkan mata malas. Inggris lagi.

"Iya'in biar cepat," celetuk Aksa malas.

Setyo lagi-lagi mendengus. Lalu memilih diam. Diam itu emas, pikirnya.

"Camping nya dimana ya, kali ini?" gumam Setyo.

"Alam Bebas," sahut Alaska cuek.

"Yang bener you?" semprot Juni berbinar.

Alaska hanya mengangguk tanpa menjawab. "Itu dimana?" tanya Setyo bego.

Mereka menatap Setyo mengernyitkan heran.
"Lo gak tau Alam Bebas itu dimana?" selidik Sam kepo.

Setyo menggeleng polos. "Serius lo gak tau?" tanya Rasya heran. Lagi-lagi ia menggeleng membuat mereka menghela nafas berat.

"Hutan bego!"sembur Sam dan Juni serempak lalu menoyor kepala cowok itu.

"Awsh sialan!" Setyo mengumpat lalu mengangguk manggut-manggut pertanda mengerti. "Oh."

"Kapan?"

"Katanya abis ujian sih," jelas Rasya menjawab pertanyaan Juni.

"Ya'elah, ngapa sih harus ada ujian? Bikin otak panas aja," gerutu Juni berkacak pinggang.

"Tau, enek gue liat soalnya yang manja-manja minta dijawab itu," timpal Setyo.

"Ya'udah, gak usah ikut ujian aja," sahut Aksa malas.

Juni dan Setyo manggut-manggut mengerti. "Boleh?" Mata mereka tampak berbinar.

Aksa mengangguk. "Siapa bilang gak boleh," Mereka berdua tersenyum sumringah. "tapi gak naik kelas," lanjut Aksa mengejek membuat keduanya mendengus kesal.

STARLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang