57. DUA DENDAM

6.3K 772 206
                                    

Gimana kabar kalian?
Maaf lama ya, ada yang lupa pasti 🤣 maaf lagi ya.

Jangan lupa untuk selalu vote dan komentar ya 🥰

3852 kata

*****

Flashback.

3 tahun sebelumnya...

"Dia terus, emang dia siapa?" desis perempuan di balik pintu kamarnya. Tangannya terkepal ketika kakak laki-lakinya, Kanhar yang baru saja datang dari markas membawa beberapa makanan untuk kedua adik kembarnya.

"Darimana lo, Kak? Lama banget," ketus Miseyla bersedekap dada menatap Kanhar yang sedang duduk di sofa untuk diam sebentar.

Kanhar menatap Miseyla lalu terkekeh. "Mau makanan gak lo? Mukanya gak usah di jutekin."

"Hilih, bodo amat!" cibir Miseyla namun tetap maju untuk mengambil makanan itu. Kanhar yang melihat itu tersenyum simpul.

"Kembaran lo mana? Kok gak nongol?"

"Kamar," jawab Miseyla cuek, sibuk dengan makanannya. Sesaat, ia menikmati makanan itu. "Dimana lo beli martabak? Enak banget, kemarin gak seenak ini deh rasanya," lanjutnya.

Cowok itu melepaskan jaketnya lalu berdiri. "Bukan gue yang beli, tapi Arla. Dia ke markas gue tadi."

Kunyahan Miseyla sedikit pelan lalu menatap Kanhar yang ingin berjalan ke arah kamar cowok itu. "Arla? Yang kemarin lo ceritain adik angkat lo?" Rautnya sedikit berubah, antara sedih dan marah. Sedikit rasa cemburu karena kakak nya itu memiliki adik angkat, sifat dari realita kita memang begitu, karena takut kasih sayang berkurang atau terbagi.

Alis Kanhar terangkat. Ia menatap Miseyla sejenak lalu mengacak rambut adik tomboy nya itu. "Kok muka lo gitu? Tenang aja, kalian tetap utama. Ngapain cemburu segala sih, lagian dia itu udah lama kan gue anggep adik, kenapa baru sekarang reaksi lo?" Ia tersenyum mengejek. Lalu melenggang pergi ke kamar meninggalkan Miseyla yang tampak sudah menampilkan senyum paksa.

"Siapa dia? Kok aku gak tau," tanya Fika tiba-tiba datang yang ternyata sudah sedari tadi mendengar obrolan mereka.

Miseyla melirik Fika sekilas. "Lo denger kan? Ngapain nanya lagi," jawab Miseyla cuek. Mood nya turun, di tambah ada Fika yang baginya selalu menyebalkan.

Fika menghela nafas panjang. Cewek itu duduk di samping Miseyla lalu bersedekap dada. "Kemarin Kak Kanhar muji dia banget di depan kita, sekarang muji lagi, gak berlebihan emang?"

"Gak tau," jawab Miseyla.

"Kemarin juga, katanya pengen jemput aku di toko buku, ternyata Kak Kanhar gak jadi jemput," ucap Fika.

Mendengar itu, Miseyla menoleh cepat. "Maksud lo? Bukannya kemarin dia pergi mau jemput lo? Dia sendiri yang bilang," katanya.

Fika menggeleng lalu melirik kamar Kanhar. "Dia nelpon katanya agak terlambat, soalnya mau ke rumah sakit, Arla sakit."

"Arla lagi?" gumam Miseyla.

Tanpa mereka sadari, Kanhar sedari tadi mendengarkan obrolan singkat mereka di balik dinding dekat tangga. Cowok itu bersembunyi di balik tiang dengan menghela nafas panjang.

Ucapan Fika terngiang-ngiang di kepalanya. Saat itu memang benar, ia ingin menjemput adiknya di jalan. Tapi tiba-tiba sebuah panggilan dari Gamma yang menginformasikan mengenai Ara yang berada di rumah sakit membuatnya panik. Ara tiba-tiba masuk rumah sakit karena tertembak pistol saat menangkap penculik anak bersama anggotanya dan The Python di dekat gedung kosong yang jauh dari markas.

STARLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang