39. HADAPI SAMA-SAMA!

13.3K 1K 196
                                    

Ara memasukan alat tulisnya beserta buku yang berada diatas meja. Suasana kelasnya saat ini sudah tampak sepi karena bel pulang sudah berbunyi.

"Ra, lo hari ini jadi ekskulnya?"

Ara mengangguk menjawab pertanyaan teman sebangkunya.

Juli manggut-manggut mengerti. "Lo nanti pulang sama siapa?"

"Sepeda."

"Sendiri?"

"Sama setan."

Juli mendengus mendengar jawaban Ara yang asal. Ia mengambil tasnya dan memakaikan tas itu di punggungnya lalu memegang kedua tali tas di pinggangnya. Ia mengecek jam tangan di pergelangan tangannya.

"Jam 3," gumamnya pelan. Lalu menatap Ara yang sedang memperbaiki kunciran rambut.

"Gue ramal, lo nanti kepilih jadi kapten basket putri deh." Juli terkekeh geli melihat Ara yang mendengar ucapannya dengan wajah masam.

Ara mengambil tasnya lalu memakai di sebelah punggung kirinya. Tangan kanannya memegang seragam basket yang akan ia pakai nanti. Ia memutar bola matanya dengan malas. "Kenapa lo ngira kaya gitu?"

Juli menatap Ara sok serius. "Lo'kan jago. Pasti kepilih jadi kaptennya!"

"Gak minat." Ara menoleh ke pojok belakang yang berjarak sekitar enam meja dari tempat duduknya.

Disana terdapat tiga cowok yang masing-masing sedang berdebat entah apa. Sementara di tengah-tengah tiga cowok itu terdapat cowok yang Ara ketahui adalah ketua kelas baru mereka.

"Kalian jadi gak?" tanya Ara datar ke arah mereka berempat.

Empat cowok itu menoleh ke Ara. Perdebatan tiga cowok itu terhenti membuat ketua kelas menghela nafas lega.

"Eh Ara?" Trio Gentara hanya cengengesan lalu mengangguk bersama.

"Jadi," jawab Rafa.

"Terus, kenapa masih disini?" tanya Ara jengah.

Juli menatap Ara dan Trio Gentara bergantian. Tak percaya melihat tiga cowok yang mendapat gelar tiga prince itu cengengesan dan mendengarkan pertanyaan Ara. Setahu Juli, Trio Gentara itu kalau mau merespon hanya teman laki-laki saja. Kalau perempuan, mereka tidak pernah merespon pertanyaan dari para cewek-cewek genit. Paling hanya bergumam 'Hm' saja atau diam tanpa merespon.

"Ini mau ke Lapangan," jawab Deni cengar-cengir tak jelas.

"Alah! Kalau gak Ara nanya, mana mungkin lo bertiga berhenti," sahut Aland malas, ketua kelas yang baru beberapa hari mengenal Trio Gentara. Ternyata, Aland adalah siswa yang pernah duduk di belakang Ara waktu ujian. Cowok yang pernah Ara tegur karena menyontek.

Ara mengangguk saja. Lalu matanya menatap Juli yang sedang menatap Trio Gentara tanpa berkedip.

"Lo kenapa?" tanya Ara mengernyit ketika Juli hanya bengong seperti orang bego.

Juli mengerjapkan matanya lalu menggelengkan kepalanya. "Eh? G-gak papa."

"Ra, lo jadikan ikut basket putri?" tanya Arga sambil mengambil tas.

STARLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang