Sesuai kesepakatan, geng inti The Donster dan juga Ara akan pergi ke tempat selanjutnya. Suasana malam yang begitu ramai membuat banyak orang-orang berlalu lalang. Termasuk mereka.
Setelah memarkirkan motor sport masing-masing, mereka memutuskan untuk diam sejenak. Sesuai informasi yang didapat, kini mereka berada disebuah rumah dengan disekitarnya terdapat Lapangan Balap yang lumayan luas. Didepan rumah sederhana itu, terdapat banyak mobil-mobil sport balap. Dan yang paling mencolok di antara mobil-mobil itu, adalah mobil Chevrolet Camaro ZL1 berwarna merah. Dapat mereka duga pasti itu adalah milik pemimpin.
Sudah dapat dipastikan, kini mereka berada didepan markas The Roller. Mereka akan melaksanakan rencana kedua di sini.
Keheningan disekitar mereka yang terdiam, membuat Juni lagi-lagi terbayang Kuntilanak. Entah menengok ke atas pohon, dibelakangnya, disampingnya, ataupun jok motornya. Ia bergidik ngeri. Sial! Ia harus bisa setenang mungkin. Mana mungkin ia memperlihatkan kelemahannya didepan mereka.
"Ki-kita gak masuk? Ini sepi tau!" seru Juni setenang mungkin.
Mereka menoleh ke arah Juni yang muka cowok itu tampak sedikit pucat. "Nanti dulu."
Juni mendengus mendengar jawaban Aksa. Kenapa nanti? Padahal ia mati-matian agar tak gemetar. Kali ini ia benar-benar dibuat lemah dengan Kuntilanak.
"Las, lo bawa flashdisk nya, kan?"
Alaska mengangguk menjawab pertanyaan Aksa. Bukan tanpa alasan ia menyuruh Alaska yang menyimpannya, pasalnya memang Alaska yang mengotak-atik CCTV kecil itu. Dan Alaska memang juga sebagai wakil dari The Donster.
"Oke. Kita masuk!"
Mereka mengikuti langkah Aksa dengan Ara yang dibelakang cowok itu. Bukan tanpa alasan juga Ara yang ikut rencana kedua ini. Memang tidak apa-apa jika ia tak ikut. Tapi karena ada alasan lain, jadi ia harus ikut. Ara menghembuskan nafas berat. Untung ia memakai masker, jadi wajahnya tak terlihat oleh mereka yang tampak kelelahan. Tujuannya ke sini adalah untuk menemui seseorang. Seseorang yang berhubungan dengan Rangga.
Aksa berjalan dengan pandangan datar disertai jaket kebanggaannya dan juga bandana merah berlogo bintang yang terikat di lengan kirinya. Diikuti kelima cowok itu yang berjalan dibelakang Ara.
Aksa menatap penjaga markas itu. Tiga cowok yang saat ini didepan mereka terlihat ketakutan. Jelas mereka ketakutan. Bagaimana tidak, jaket dan bandana yang dipakai Aksa membuat mereka tau siapa orang yang didepan mereka.
"Gue mau ketemu ketua kalian." Perkataan datar Aksa membuat salah satu dari mereka cepat-cepat berlari ke dalam.
Beberapa saat, cowok itu kembali dengan menundukkan kepalanya lalu mengangguk. Aksa langsung masuk tanpa berkata. Diikuti mereka dari belakang.
Saat Aksa masuk, semua anggota The Roller yang sedang duduk langsung berdiri. Morlan yang melihat itu maju.
"Mau apa kalian?" tanyanya lalu menatap kebelakang. Saat matanya menatap Ara, ia terdiam sejenak dengan wajah tanpa ekspresi. Tak lama, ia tersenyum remeh.
Morlan mendekati Aksa yang hanya menatap cowok itu datar. Ia memandang Ara dari atas sampai bawah.
"Lo ternyata berani bawa cewek!" tukas Morlan. Mendengar ucapan Morlan, Aksa mengepalkan kedua tangannya termasuk Ara yang ikut mengepalkan kedua tangannya di saku jaketnya. Mulut yang tertutup masker itu berdesis kecil tanpa di ketahui orang lain.
"Ketua lo mana?" tanya Aksa dingin membuat Morlan tersadar jika ia telah memancing emosi Penguasa Jalanan.
Morlan meneguk ludah kasar. Lantas ia berbalik mengisyaratkan untuk mengikutinya dari belakang. Aksa yang paham mengikuti itu. Sedangkan Ara, ia menatap sekeliling ke anggota The Roller untuk mencari seseorang.
Namun, nihil. Tidak ada dia disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
STARLA [END]
Teen FictionCerita : TAMAT (Part masih lengkap)✓ (Follow dan vote komentar jangan lupa, biar adem gitu haha) [PERJUANGAN DAN PERSAHABATAN DISEBUAH KEHIDUPAN] Pertemuan antara Sang Raja Jalanan dan sosok perempuan bermata biru penuh teka-teki, dan sifat yang san...