delapan

789 35 0
                                    

Pintu itu terbuka, menampilkan Aldo dengan kaos lengan pendek berwarna putih, dan celana selutut. Laki-laki itu tampak lebih segar, dibanding tadi. Dia mengambil dua helai roti, dan mengoleskan selai coklat di roti. Ia harus segera mengisi perutnya, sebentar lagi kedua adiknya akan kembali dengan obat yang ia minta tadi.

Disini, Aldo lah anak paling tua, meskipun beda selisis beberapa menit dari Nicko, tapi Aldo yang dianggap tertua. Sifat Aldo lebih bisa mengontrol emosi, dan bersifat lemah lembut, mungkin jika emosi dia akan menggertak, lalu pergi. Jika Nicko lebih memilih berkelahi untuk menyelesaikan permasalahan, itu menurutnya hal yang terbaik, Nicko sama sekali tak bisa mengontrol dengan baik emosi nya. Sedangkan Nadia, dia lebih suka menyendiri, murung dikala tertentu, dan ceria dikala tertentu juga.

"Halo kak" suara anak kecil itu membuat Aldo menghentikan aktivitas mengunyah roti itu.

Kepala nya tertoleh kesamping, dimana Anita berada disana. "Anita mau roti juga dong." ceplos Anita dengan polosnya.

"Suruh mama aja" ujar Aldo.

"Tapi..Anita pengin kakak kembar yang ngambilin roti nya." pinta Anita dengan mata berkaca-kaca.

Aldo menarik nafas berat, ia mengambil hanya satu helai roti, lalu mengoleskan selai coklat itu dan ditekuk roti menjadi dua, lalu roti itu ia berikan pada Anita.

"Makasih kak" ucap Anita dengan senyuman manisnya.

"Hmm"

Anita segera duduk disana, dan makan roti pemberian Aldo. Laki-laki itu melanjutkan makan roti nya, tanpa menggubris keberadaan Anita.

Setelah roti yang ditangannya habis, Aldo bangkit dan membalikkan badan. Ia menabrak Lois saat membalikkan badan untuk pergi, namun tanpa permintaan maaf, Aldo berjalan menjauh begitu saja.

"Pa, tadi kakak itu yang ngambilin sama ngasih roti ini ke Anita." lapor Anita pada papa nya.

"Oh ya? Berarti kakak nya baik sama Anita, em besok kita akan pulang kerumah kita ya. Besok Anita pamit ke kakaknya ya?" ucap Lois.

"Iya pa"

••

"Kak Al" panggil Nadia yang berada di kamar Aldo.

Mata nya dan Nicko tak menemukan keberadaan Aldo. Keduanya berjalan keluar kakar itu, sambil mencari keberadaan Aldo. Langkah mereka terhenti diarea kolam renang, yang mereka lihat sekarang adalah Aldo duduk ditepi kolam dengan bersama mama mereka. Nicko dan Nadia menghampiri kedua orang itu, dan ikut duduk disana.

"Habis dari mana?" tanya Miya saat melihat kedua anak nya barusan datang.

"Ini habis dari beli obat buat kak Aldo ma." sahut Nadia.

"Berhubung kalian berdua disini juga, mama mau bilang sesuatu. Kalau mama besok akan kembali ke luar negri. Mama gak ingin lihat kalian benci sama suami mama, dan Anita, adik kalian juga." ucap Miya dengan lembut.

"Akhirnya mama sadar juga." sindir Nicko.

Nadia segera mencubit perut Nicko sambil memelototkan mata nya. "Kak, jangan gitu dong." bisik Nadia.

Namun, Miya tau apa yang dibicarakan Nadia pada Nicko, wanita paru baya itu tersenyum miris. "Maafin mama ya, mama baru bisa bilang kekalian. Mama gak tau kalian bisa maafin atau tidak, keputusan ada ditangan kalian, mama akan menerima apapun keputusan kalian." ucap Miya.

"Saat mama pergi besok, kalian harus saling menjaga, menyayangi apapun yang terjadi ya." ucap Miya bangkit dari duduknya, lalu berjalan pergi untuk masuk kedalam rumah.

My Brother Twins - [ E N D ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang