lima puluh satu

311 12 0
                                    

Happy reading guys 📖📖
••



Tiinn..tiinn

Suara bel itu membuat si pemilik rumah sampai membukakan pintu rumah tersebut, dan terlihat khawatir. Langsung menghampiri orang yang berada diluar mobil tersebut.

"Yaampun, Nadia kenapa bisa sampai gini? Dan kenapa sama Lo Val?" tanya Aldo.

Nicko mengambil alih memegangi tubuh Nadia yang lemas akibat minum-minuman berakohol dari tangan Noval. Carlin juga ada disana, tapi kedua kakak beradik kembar itu seolah tidak menggubris keadaan Carlin.

"Gue tadi juga di club dan, sekalian gue ajak Nadia balik karena gue lihat kondisinya udah awur-awuran gini." Ucap Noval.

"Makasih udah bawa Nadia" ucap Nicko.

"Em Nadia udah pulang, sekarang gue mau balik ya" pamit Noval.

"Iya, hati-hati Val"

Noval dan Carlin segera masuk kedalam mobil, Noval melajukan mobil tersebut. Sedangkan Aldo dan Nicko membawa Nadia masuk kedalam rumah, mereka membaringkan Nadia di tempat tidur perempuan itu. Mereka saling membantu melepaskan sepatu, tas, dan kucur rambut yang dikenakan adik perempuan mereka. Setelah terlepas, mereka keluar dari kamar itu dan membiarkan Nadia beristirahat.

Mereka duduk disofa, Nicko yang tak habis pikir dengan kondisi Nadia setelah pulang dari club.

"Enggak biasanya Nadia sampai mabuk gitu" omel Nicko.

"Tau ah, pusing gue. Gue kekamar, nanti Lo periksa ada jendela atau pintu yang belum kekunci" ucap Aldo meninggalkan ruangan itu dan menuju kamarnya sendiri.

••

Perempuan itu terbangun, akibat mendengar suara alarm miliknya. Matanya pun terbuka keduanya. Ia mematikan alarm tersebut dan memutuskan bangun.

"Kenapa kepala gue pusing, dan pandangan gue enggak jelas gini" gumamnya sambil memegang kepalanya.

Ia berdiri dan berjalan keluar kamar, ia akan mengambil minum didapur dengan jalan yang sempoyongan. Tetapi ia sampai didapur dan menemukan bi Narsih.

"Bi, minum dong" pintanya, karena ia tak kuat menuang air yang berada di teko kedalam gelas dihadapannya.

Dengan senang, bi Narsih menuangkan air tersebut dan diberikannya pada Nadia. Perempuan itu segera meneguk air tersebut. Lalu membalikkan badan, ia berjalan mengarah ruang makan, karena perutnya sudah terasa lapar. Setelahnya baru ia minum obat penghilang pusing.

Tepat di ruang makan ia menjadi pusat tontonan kedua kakaknya itu dengan tatapan sedikit aneh menurutnya.

"Kenapa kalian lihat kayak gitu?" Tanya Nadia.

"Kamu jalan sempoyongan, masih pusing?" tanya Nicko.

"Iya kak, aku kenapa sih kak kok bisa pusing gini?" tanya Nadia.

"Setelah pulang sekolah kakak jelasin, untuk hari ini kamu enggak perlu kesekolah. Nanti kakak izinkan ke guru" ucap Aldo.

"Tapi ...."

Ucapan Nadia ia hentikan, karena kedua kakaknya itu segera bangkit dari tempat duduk dan meraih tas sekolah mereka, lalu pergi berangkat sekolah. Nadia saat itu manyun, kenapa sih harus begini?

My Brother Twins - [ E N D ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang