sembilan belas

571 26 2
                                    

HAPPY READING GUYS 📖📖
Aku harap kalian suka😘


Fatur menarik tangan Nadia hingga disebuah toko perhiasan, ia ingin sekali membelikan sebuah kalung, gelang, anting, cincin, untuk putri kesayangannya. Untuk apa ia bekerja selama ini, kalau bukan untuk ketiga anaknya. Bahkan ia sekarang sudah mampu untuk membeli beberapa aset berharga.

"Toko perhiasan? Ngapain pa?" tanya Nadia, sambil melihat papa nya dengan maksud bertanya.

"Ya beli perhiasan sayang, papa ingin beli perhiasan buat kamu." ucap Fatur.

Mereka sekarang sudah berada di gerai toko perhiasan tersebut. "Mbak, tolong cariin gelang, kalung, cincin, sama anting yang keluaran terbaru, dan pasti nya cocok untuk dia." tunjuk Fatur pada Nadia.

"Baik" si penjual perhiasan segera mencarikan apa yang dimaksud oleh pelanggan mereka.

Selagi si penjual perhiasan mencari apa yang dikatakan Fatur, Nadia menatap papa nya dengan heran. "Papa mau beliin Nadia yang tadi papa ucapin?" tanya Nadia.

"Iya, emangnya kenapa?"

"Itu namanya boros pa, pilih kalung aja buat Nadia. Jangan beli keempat perhiasan itu, satu jenis aja." ucap Nadia.

"Boros? Menurut papa itu bukan boros, kan jarang papa belikan sesuatu buat anak papa yang cantik." ucap Fatur.

Tak berselang lama si penjual perhiasan kembali dengan emoat jenis perhiasan yang dimaksud Fatur. "Ini keluaran terbaru, dan cocok untuk style jaman sekarang."

Fatur mengangkat kalung dan menunjukkanya pada Nadia. "Gimana sayang?" tanya Fatur.

"Aku terserah aja deh." ucap Nadia.

"Yaudah mbak tolong bungkus ini semua." ucap Fatur.

"Wah beruntung banget mbaknya punya pacar yang perhatian gitu." celetuk salah satu calon pembeli juga.

"Maaf sepertinya anda salah sangka, saya bukan pacarnya. Ini anak saya, dan saya ayahnya." ucap Fatur membetulkan.

"Oh saya kira pacarnya, anda terlihat masih sangat muda." sahut orang itu.

"Tidak apa."

Setelah pembelian perhiasan selesai, mereka segera pergi dari gerai perhiasan tersebut. Hingga Fatur menghentikan langkah kakinya.

"Hei Fatur." sapa perempuan paru baya itu.

"Oh iya, gimana kabarnya?" sahut Fatur.

"Baik, em ini siapa? Istri baru?" tanya peremouan itu.

"Hah istri? Saya bukan istri nya, saya anaknya." sergah Nadia.

"Iya ini anak aku, em ngomong di cafe aja biar nyaman." ajak Fatur.

Mereka beralih pada sebuah cafe yang berada di mall itu, yang ruangannya kedap suara.

"Ku pikir istri, ya soalnya wajah kalian tuh cocok. Maaf deh salah sangka."

"Gapapa."

My Brother Twins - [ E N D ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang