dua belas

640 28 0
                                    

Absen sudah sedari tadi dimulai, dan Nadia juga sudah mengabsen siapa saja murid yang ikut lari pagi tadi. Setelah mengabsen, Nadia memberikan buku absen itu kepada Syakir.

"Tulisan kamu bagus juga"

Ucap Syakir setelah membaca tulisan tangan Nadia. "Masa tulisan gitu aja bagus? Menurut saya biasa-biasa saja." tanya Nadia.

"Ini bagus lo, nama kamu Nadia ya kan?" tanya Syakir.

"Iya"

"Oh oke, kamu bisa balik ke tenda."

"Makasih ya kak"

"Sama-sama"

Nadia berjalan menuju tenda, namun ia tak masuk kedalam tenda. Ia ingin menunggu yang lain datang. Sambil menunggu, Nadia mengambil ponselnya. Ia membuka sosmed miliknya. Disana tak ada yang menarik sama sekali, beberapa kali ia menggulirkan layar ponselnya.

"Lagi serius ya?"

Mata nya kini terpejam dan kembali terbuka, ia mengenali suara ini. Diliriknya kearah samping, Aldo duduk disana.

"Kak Al" saat melihat Aldo, ucapan itu lah yang terbesit untuk diucap.

"Ya, ini kak Al."

Aldo memposisikan dirinya saling berhadapan dengan Nadia. "Kakak minta maaf, kemarin udah bentak kamu, udah buat hati adik kakak sakit." ucap Aldo penuh penghayatan.

Tanpa sadar air mata kini terjun bebas di kelopak mata Nadia, perempuan itu tak menyangka jika kakaknya itu akan datang kepadanya dan mengucapkan seperti ini. Namun, Aldo segera menghapus air mata itu.

"Jangan nangis dong, kan kak Aldo udah minta maaf." ucap Aldo.

"Kak Aldo udah maafin kesalahan Nadia kemarin?" tanya Nadia.

"Udah kok babe, jangan nangis lagi ya. Nanti jelek, kakak gak suka lihatnya."

Aldo meraih kedua tangan Nadia, dan melihat luka yang dimaksud oleh Noval. "Ini gapapa kok kak." Nadia segera menjauhkan tangannya dari tangan Aldo.

"Jangan sembunyiin apapun dari kakak, sini kakak lihat." Aldo meraih tangan Nadia.

"Tadi Noval beritahu kakak tentang luka ini dan dilutut kamu." ucap Aldo.

Aldo mencium tempurung tangan Nadia. "Semoga cepet sembuh"

Aldo membawa tubuh adiknya itu kedalam pelukan nya, ini lebih baik dipandang bukan? Antara kasih sayang adik-kakak. Satu sama lain merasa hangat dan damai, bukan malah bermusuhan.

"Lo mereka kok peluk-pelukan?" celoteh seseorang dari arah belakang mereka.

Mendengar suara itu, Aldo segera melepaskan pelukannya dan melihat siapa orang yang melihat kejadian baru saja.

"Nadia sama kakak yang kembar itu kan?" ceplos Elis.

Key segera menutup mulut Elis agar tak mengucapkan hal-hal aneh lagi, sambil tersenyum kaku. "Maaf Nad, gue gak tau kalau lo lagi sama..." ucapan Key terhenti, disana Aldo bangkit dari duduknya dan mengelus puncak kepala Nadia.

"Sampai jumpa ya." lirihnya.

Aldo berjalan berpapasan dengan Elis dan Key. "Jangan bocorin ke siapa-siapa." ucap Aldo dengan nada dingin, namun menakutkan. Setelah berucap itu, Aldo segera beranjak pergi meninggalkan Nadia dan teman-temannya.

Setelah kepergian Aldo, Elis dan Key segera menghampiri Nadia. "Lo pacaran sama kakak kelas itu Nad?" tanya Elis.

"Elis, diem lo!" ancam Key.

"Yee, gue kan cuman nanya ke Nadia, gapapa kali kalau Nadia jawab. Gimana Nad? Lo pacaran kan?." celetuk Elis.

"Ya gatau, pikir sendiri aja." ucap Nadia, lalu berjalan masuk ke tenda.

Key kini menertawakan Elis yang dicuekin Nadia, betapa sadisnya. "Kan udah gue bilang jangan nanya macem-macem." ceplos Key.

Elis berjalan pergi entah kemana dengan kesal, sedangkan Key masih disana.

"Apa bener mereka adik-kakak? Yang gue lihat tadi kayaknya lebih dari hubungan adik-kakak. Ah gue mikir apaan sih, Nadia kan udah ngasih tau kalau mereka adik-kakak." gumamnya.

••

"Ayolah kalian baikan, demi gue deh atau demi Nadia." pinta Noval.

Noval meraih tangan kanan Aldo dan Nicko, memang hal ini tidak mudah buatnya agar keduanya saling bermaaf-maafan dan kembali akur.

"Ayo lah bro"

Kedua nya benar-benar mematung diposisi masing-masing. Memang benar kata orang-orang kalau orang kembar pasti ada tingkah lakunya yang juga kembar.

Hingga suatu titik, Aldo memilih untuk mengalah. Aldo mengulurkan tangan meminta maaf. "Maafin gue, gue yang salah disini." Aldo memberanikan diri berucap seperti itu, dan mengesampingkan ego.

"Emang lo yang salah" ceplos Nicko yang masih tegas pada pendirian.

"Ya mangkanya gue minta maaf Nick." ucap Aldo.

"Ya itu harus lo lakuin, apalagi gue kemarin lihat Nadia jatuh sampai luka-luka gara-gara ngejar lo. Sebagai kakak gue gak terima." ucap Nicko.

"Ya gue juga gak terima atas kelakuan gue itu, Noval udah ceritain ke gue, dan gue udah minta maaf ke Nadia. Tinggal lo aja yang belum maafin."

Noval menepuk pundak Nicko. "Udah maafin aja lah Nick, inget dia saudara lo. Gak baik musuhan." usul Noval

Nicko meraih uluran tangan Aldo, dan memeluk Aldo. "Yaudah gue maafin, lain kali jangan buat gue kesel." ucap Nicko.

"Nah gini dong" ucap Noval.

Noval ikut-ikutan berpelukan, kini ketiga orang itu saling berpelukan.

"Heh, lo bertiga ngapain peluk-pelukan" ceplos seseorang.

Ketiga nya segera melepaskan pelukan mereka, dan melihat keberadaan Syakir disana.

"Ih jijik gue lihatnya." ledek Syakir.

"Eh ini bukan kayak yang lo lihat Sya." ceplos Noval.

"Tau ah. Cepetan kumpul." Syakir segera pergi dari sana.

••



Akhirnya mereka berbaikan lagi ya.


Follow instagram
•> @triantifitri23
•> @trianti_nur_safitri

My Brother Twins - [ E N D ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang