enam puluh

299 19 1
                                    

Happy reading guys 📖📖



10 tahun kemudian

Kejadian 10 tahun kemarin masih membekas di pikiran perempuan itu yang lagi rebahan di ranjang tidurnya. Ia membuka galery foto di ponselnya. Terdapat foto dirinya dan kedua kakaknya yang kembar. Ia merindukan kedua sosok itu, dari sekian lamanya ia belum kembali juga ke negaranya.

"Kak Aldo, kak Nicko. Nadia rindu kalian"

Ia mencium foto dari layar ponselnya.

Tringgg

Ia bengkit dari posisi itu ke posisi berdiri, berjalan membuka pintu kamar. Menyusuri ruangan, dan sampailah di pintu utama rumah tersebut.

Ceklek

"Hai sayang, kok cepet pulang nya?" Tanya nya, sambil membuka jaket milik laki-laki tersebut.

"Ada beberapa meeting yang diubah jadwalnya, itu sebabnya" ucap Leo

"Eummmm oke, kamu mau kopi? Aku akan membuatkannya untuk mu" ucap Nadia

"Tidak perlu, tarulah itu di meja" ucap Leo dengan lembut

Nadia menuruti permintaan dari suaminya itu, dan tak lama Leo berdiri beberapa jarak dengan Nadia. Lalu memeluk perempuan itu, tangan Leo melampirkan poni Nadia keselip tengah telinga. Ia membisikkan sesuatu.

"Bisakah kita membuatnya lagi? Untuk menemani Riri bermain"

Suara itu sangat lembut, namun memiliki kesan yang kuat. Nadia yang menyadari apa yang dimaksud dari ucapan itu, langsung sedikit melenggangkan tubuhnya dengan laki-laki itu.

"Jangan sekarang, tunggu Riri berumur 4 atau 5 tahun. Bahkan sekarang masih 1 tahun" ucap Nadia

"Hmm oke, oke lah. Kita tunggu hingga Riri berumur 4 tahun, sekarang berikan aku ciuman dibibir" pinta Leo

"Baiklah, hanya ciuman kan" Nadia menyanggupi itu.

Mwuahh

"Thanks sayang, Baiklah aku akan mandi, setelah itu ke kamar Riri untuk menemui putri kecil kita" ucap Leo

Laki-laki itu segera berjalan menjauh masuk kedalam kamar mereka. Nadia bernafas lega. Perempuan itu segera menaruh jaket yang di meja ke tempat,dan menyiapkan makanan untuk dihidangkan. Ia berjalan kedapur, mengambil makan dan disiapkan di meja makan. Menata dengan rapih.

••

Ceklek

Tok tok

"Apa ayah boleh masuk tuan putri?" Tanya Leo tepat didepan pintu kamar anaknya.

"Ayah!"

Gadis kecil itu beranjak dari kasurnya berlari kecil menuju laki-laki yang berdiri di pintu kamarnya, lalu memeluk nya.

"Wah sudah harum, putri ayah baik-baik saja kan?" Tanya Leo

Leo menggendong putri kecilnya, dan mendudukan di kasur. Ia mengambil buku dongeng, dan boneka-boneka kecil yang berada di lemari, dan ditaruh dipelukan putrinya.

"Sekarang ayah akan menceritakan cerita putri salju, Riri mau dengar?" Tanya Leo

"Iya ayah"

Gadis itu sudah memposisikan tubuhnya terbaring di posisi ternyaman, dan tak lama ayahnya itu membacakan sebuah dongeng yang dapat ia pahami.

Selama Leo bercerita, putri kecilnya hanya diam, mencerna itu semua dan dipahami dalam otaknya. Hingga beberapa menit kemudian cerita di buku itu selesai.

"Tamat!" Ucap Leo mengakhiri cerita

"Sekarang kita ke meja makan, mama pasti udah nyiapin makanan" ucap Leo

"Gendong yah" pinta Riri

"Sini, manja anak ayah"

Leo menggendong anaknya itu, berjalan keluar kamar, dan berhenti di meja makan. Makanan sudah tertata rapih disana. Leo mendudukkan Riri di kursi.

"Waa mama masak enak" ucap Riri

"Hehe, yuk makan. Sini mama ambilin, nanti mama suapin juga" ucap Nadia

Nadia mengambilkan nasi, lauk, dan sayur untuk semua.

••

Gimana-gimana alur cerita yang beda? Ya ini memang disengaja begini, agar cerita nya tidak membosankan.

Author minta maaf karena update post baru sekarang, maaf untuk kalian yang menunggu dan semoga kalian menyukai alur ini.

Bagikan link cerita kepada teman kalian, agar mereka tau cerita ini, dan kalian bisa mendapatkan sensasi nya bersama. Vote kalian sebagai dukungan untuk author lebih rajin lagi update, dan komentar kalian untuk memperbaiki apa yang harus diperbaiki.

Terimakasih yang telah membaca sampai epd 60 ini, pembaca senang, author juga senang.



Salam dari author :
Triantifitri

My Brother Twins - [ E N D ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang