lima puluh enam

274 17 2
                                    

Happy reading guys 📖📖


Sebuah tepukan dipipi nya terasa hingga perempuan itu harus membuka mata nya, cahaya lampu membuat silau.

"Hmm" gumamnya

"Hei bangun Nadia, udah sore. Pulang, temenmu itu nunggu daritadi" ucap bibi nya

"Emm iya"

Nadia mengucek mata nya, ia merenggangkan tubuhnya. Lalu berposisi duduk bersender senderan sofa. Ia melihat wajah bibi nya, lalu melihat wajah Noval yang sedang mengarah kearahnya, tetapi diposisi dekat ranjang rumah sakit.

"Astaga gua ketiduran" ucapnya dalam hati

"Bentar, Tan aku ke kamar mandi dulu, mau cuci muka" ucap Nadia

Perempuan itu masuk kedalam kamar mandi yang berada didalam ruangan tersebut, dan mulai menghidupkan keran air, dan membasuhkan ke wajahnya. Setelah selesai, ia mengambil tissue yang berada di toilet dan emang untuk wajah. Setelah selesai, dia keluar dari kamar mandi tersebut.

"Anita cepet sembuh" ucap Nadia pelan tapi pasti itu didengar oleh Anita

Gadis kecil itu tersenyum menatap Nadia.

"Iya kak"

"Yaudah ayo kak" ajak Nadia agar Noval segera bangkit dari kursi tersebut

Ketika Noval bangkit, mereka langsung menghampiri bibi Nadia, dan berpamitan pulang.

"Tan, Nadia pulang dulu" perempuan itu memberikan cium di pipi keponakan nya.

"Tan, pulang" pamit dari Noval

"Iya, hati-hati dijalan" ucap bibi nya

Mereka berdua berjalan keluar dari ruangan itu, menuju tempat parkir. Nadia berjalan sejajar dengan langkah gontai dari Noval.

"Eeum kak, maaf jadi lama, dan aku juga ketiduran tadi"

Nadia yang memberanikan diri mengucapkan hal itu, ia pikir ini salahnya. Seharusnya juga tidak melibatkan Noval. Tapi apa yang Noval balas, laki-laki itu merespon dengan senyuman khas nya. Begitu nyaman dipandang oleh siapapun.

"Gapapa kok Nad, sekali-sekali gini ataupun sering-sering, tapi kalau gua enggak lagi repot, hehe" canda Noval sambil tertawa kecil

Mereka berdua segera naik keatas sepeda motor, Noval segera mengendarai sepeda motornya. Nadia hanya memegang ujung jaket Noval untuk berpegangan, ia tidak berani untuk memegang perut, atau memeluk perut seniornya itu.

Tepat ditengah jalan, malah mereka bertemu dengan hujan. Siraman hujan dari langit membasahi tubuh mereka.

"Aduh hujan" gumam Nadia

"Nad, kerumah gua dulu mau? Deket dari sini, sekalian neduh disana. Daripada kehujanan nanti lu sakit" ucap Noval agak keras, agar tak terkalahkan oleh derasnya hujan.

"Tapi..." Ucap Nadia terhenti, ia tak tau harus menjawab apa.

"Nanti gua antar pulang kok Nad, tenang aja. jadi gua langsung ngarah ke rumah gua oke" ucap Noval

My Brother Twins - [ E N D ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang