dua puluh lima

536 32 3
                                    

"Gue lihat dikamar Nadia gak ada, apa lo tau Nadia dimana?" tanya Nicko.

"Dikamar gue, lagi tidur." timpal Aldo.

"Kok tidur dikamar lo?"

"Gue juga gak tau, bangun-bangun gue udah ngelihat Nadia tidur disamping gue." ucap Aldo.

Nicko meraih roti, kali ini ia tak berselera untuk memakan nasi. Sedangkan Aldo makan nasi dengan ayam goreng.

"Em gimana kalau Anita tinggal disini aja?" usul Aldo.

Nicko yang mendengar itu, seketika tersedak. Ia tak menyangka jika Aldo akan memiliki pemikiran seperti itu.

"Gak..gak! Gue gak setuju!" sahut Nicko penuh penolakan.

"Tapi dia adik kita juga Nick." ucap Aldo. "Kita kan sanggup jaga Nadia selama ini, pasti kita juga sanggup jaga Anita juga." ucap Aldo.

"Kembaranku sayang, gue gak setuju soal itu. Kalau Nadia kan emang dia adik kandung kita, sedangkan Anita? Memang dia anak mama juga, tapi bukan anak papa. Jadi gue gak setuju, apalagi Nadia nanti pasti gak setuju banget." ucap Nicko.

"Tapi gue lihat-lihat sifat Anita gak beda jauh sama Nadia, pasti lama kelamaan Nadia bisa nerima." ucap Aldo.

"Gue gak tau pikiran lo itu, pokoknya gue sama Nadia gak setuju." ucap Nicko.

Nicko bangkit dari duduknya, dan pergi dengan roti yang dipegangnya.

••

Tubuhnya beberapa kali ia guling-gulingkan kekanan dan kekiri. Ia merasa aneh dengan tempat tidur yang ia tempati, ia sudah tak nyaman tidur disana, sudah waktunya ia bangun.

"Dikamar kak Aldo?" gumamnya.

Ia melirik jam kecil yang berada dimeja samping tempat tidur. Sudah menunjukkan pukul delapan. Nadia segera bangkit.

"Aduh gue telat sekolah nih, kak Al pasti udah disekolah." gumamnya.

Nadia berjalan keluar kamar dengan buru-buru, sebelum ia masuk kedalam kamarnya. Mata nya menangkap Nicko yang asik sendiri didalam kamar. Nadia masuk kedalam kamar Nicko.

"Kakak gak sekolah?" tanya Nadia dengan hati-hati.

"Libur sayang, di grup ada pemberitahuan. Hmm Aldo bilang kamu tidur dikamarnya semalam, ada apa?" tanya Nicko.

"Aku kemarin lihat film setan, jadi waktu mau tidur takut sendiri." ucap Nadia.

"Yaudah, Nadia mandi dulu kak."

Nadia beranjak pergi dan masuk ke kamarnya.

••

Kamar itu terbuka saat Nadia membuka pintu kamarnya, apakah ia bisa senyum? Entahlah.

Ingatan nya tentang mama nya tak akan terlupakan, kesedihan juga masih ia rasakan. Namun kehidupan masih berlanjut bukan? Ketika ia keluar menuju halaman depan rumahnya, Nicko sedang mengobrol dengan Syakir.

"Pagi-pagi udah kesini aja. Kemarin malem kesini, terus sekarang kesini." gerutu Nadia.

Nadia berjalan mendekat sebelum Nicko dan Syakir masuk kedalam mobil perempuan itu.

"Kakak mau kemana?" celetuk Nadia.

Kedua orang itu langsung menatapnya. "Ke suatu tempat, dah." ucap Nicko langsung masuk kedalam mobil itu.

My Brother Twins - [ E N D ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang