dua puluh delapan

485 22 0
                                    

Happy reading guys 📖📖



Trriing

Sebuah sms masuk kedalam handphone milik Nadia. Nadia yang lagi asik memakai kan kutek pada kuku jemari nya, kini ia menghentikan sejenak, dan meraih handphonenya perlahan.

"Kak Aldo ngapain ngirim sms" gumamnya.

Nadia segera membuka isi pesan dari Aldo, mata nya segera membulat ketika membaca pesan itu. Ia menutup kembali kutek dan meletakkan di tempat asalnya. Nadia bangkit dari posisinya yang seperti itu, lalu meraih kunci mobil miliknya.

"Bi Sih, aku mau kerumah sakit dulu. Assalamualaikum!" ucap Nadia dengan keras.

Ia berlari kecil untuk sampai dimobil, ia mengendarai mobil itu dengan perasaan bimbang. Sekitar lima belas menit, ia sampai dirumah sakit. Nadia langsung menuju ruang inap Nicko. Ia tak melihat keberadaan Syakir disana.

"Pasti udah pindah ruangan" batinnya.

Ia segera beralih pada ranjang Nicko, disana sudah ada Aldo yang berdiri didekat ranjang yang ditiduri Nicko.

"Kak Al" panggil Nadia.

Aldo kini tertoleh pada Nadia.

"Kak Nicko beneran hilang ingatan?" tanya Nadia dengan panik.

"Kamu tanya aja sendiri Nad"

Nadia mendekat kearah Nicko, mata nya sudah berkaca-kaca. Nicko yang melihatnya sebenarnya tak tega, tapi apa boleh buat ia hanya ingin mengerjai Nadia.

"Kak Nicko inget aku?" tanya Nadia.

"Siapa kamu, aku gak kenal." sahut Nicko pura-pura tak tahu.

"Inget-inget lagi dong, ini Nadia kak."

"Sama sekali gak kenal dan gak ingat. Bahkan siapa namaku? Nicko?" tanya Nicko.

"Iya, Nicko nama kamu." Nadia kini menatap Aldo. "Masak kak Nicko gak inget sama sekali."

Aldo hanya menaik turunkan bahu nya, pertanda tak mengerti. Nadia kembali menatap Nicko, ia tak mengerti bagaimana cara nya agar Nicko ingat.

"Yaudah kalau emang gak ingat, tapi gak jadi deh."

"Kamu pergi sana!" usir Nicko.

"Pergi?" Nadia mengulangi perkataan Nicko.

"Pergi!" usir Nicko lagi.

"Nad, mending kamu turutin permintaan Nicko." ceplos Aldo.

Begitu mirisnya Nadia mendengar kata pergi dari Nicko, ia diusir. Padahal Nadia hanya ingin melihat Nicko yang seperti dulu. Perempuan itu menghembuskan nafas berat, ia menatap nanar Nicko. Ia segera membalikkan badan, namun saat akan melangkahkan kaki. Tangannya dicegah seseorang.

"Bercanda sayang." ceplos Nicko.

Nadia langsung membalikkan badanya lagi, ia melihat tawa dari kedua kakaknya itu. "Jadi mereka pura-pura?" batinnya.

"Bercanda nya gak lucu tau, keterlaluan." desis Nadia.

Air mata perempuan itu akhirnya menetes juga, kedua kakaknya berhasil membuat dirinya merasa sedih sekaligus bimbang.

"Sini..sini, jangan nangis dong." Nicko menarik tangan Nadia agar permpuan itu mendekat kearah. Lalu Nicko menghapus air mata itu.

"Jahat! Kalian jahat" gerutu Nadia yang masih meneteskan air mata.

Aldo mengusap kepala Nadia. "Ini semua ide nya Nicko tuh, kata nya sih kangen ngerjain kamu babe." ceplos Aldo.

"Gimana tadi? Berhasil kan? Berhasil ngerjain kamu" goda Nicko.

My Brother Twins - [ E N D ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang