Sebuah tepukan kecil membangunkan perempuan itu, ia mengangkat kepalanya dari pangkuan tangannya.
"Hoam" ia menguap lebar.
"Mending kamu pulang aja, tidur dirumah. Pasti tidur kayak gini gak enak." ucap Aldo.
Aldo membelai lembut rambut Nadia. "Hhmm kak Al, kesini? Jam berapa sekarang?" ceplos Nadia.
"Jam tujuh lebih lima belas, mending kamu pulang aja. Biar kakak yang ganti jaga Nicko, sekarang kamu pulang bawa mobil kakak aja." Aldo memberikan kunci mobilnya.
"Tapi nanti kalau kak Al pulang, naik apa?" tanya Nadia.
Aldo tersenyum manis. "Gampang, kak Aldo bisa naik taksi atau apapun yang bisa dinaiki. Udah mending kamu pulang sekarang." ucap Aldo.
"Emm yaudah"
Nadia meraih tas sekolahnya, ia juga meraih kunci mobil Aldo. Nadia berdiri dekat ranjang Nicko, ia mencium kening kakaknya.
"Nadia pulang dulu ya kak." bisiknya tepat ditelinga Nicko.
Nadia berbalik arah, ia tersenyum pada Aldo.
"Nadia pulang dulu kak, dah."
Nadia berjalan keluar pergi dari ruangan Nicko, ia menuju tempat parkir. Mata nya teliti melihat beberapa deret mobil yang berjejer di parkiran itu.
"Ha itu!" tunjuknya, setelah menemukan mobil milik Aldo, kakaknya.
Nadia segera masuk kedalam mobil itu, ia melajukan mobil itu dengan kecepatan normal. Ia sangat berhati-hati dengan jalanan pada malam hari.
Disisi lain, Aldo menggantikan posisi duduk Nadia pada kursi itu.
"Lo cepet bangun dong Nick, biar gue gak ngerasa cemburu. Nadia lebih perhatian sama lo sekarang, dibanding dulu." ucap Aldo.
Ia mengusap pipi Nicko, itu hanya berselang sebentar. Aldo segera meraih kembali tangannya.
••
Kini semua anggota osis dikumpulkan dalam ruang osis, semua dengan sigap segera merapat ke ruang osis.
"Kali ini kita akan mengadakan baksos atau biasanya orang bilang bakti sosial. Kita akan baksos ke panti asuhan, panti jompo dan pinggir jalan. Ini akan dibagi menjadi beberapa kelompok secara acak." ucap Noval.
"Kalian tinggal ngambil kertas ini, dan didalam kertas sudah ada nama kelompok kalian."
Satu persatu, mereka maju dan mengambil satu kertas lipatan. Setelah mengambil, mereka boleh melihat kelompok mereka.
"Yaudah kalian sudah lihat kan isi kertas itu, untuk kelompok satu di sebelah kanan, dilanjut kelompok dua disampingnya, dan seterusnya sampai kelompok tujuh." ucap Noval.
Kenapa Noval yang bicara coba? Kan harusnya Aldo. Namun ini permintaan dari Aldo, ia tak bisa untuk saat ini.
Mereka segera berpindah tempat sesuai intruksi nomer kelompok mereka. Setiap kelompok berisikan sepuluh. Betapa senangnya Keysia mendapatkan kelompok tiga yang juga berisikan Aldo, Nadia, Riko, Riski, Aril, Noval. Senior yang pada populer, dan kedua temannya yang akrab dengannya.
"Kita satu kelompok Nad" celetuk Keysia.
"Iya Key, gue tau." jawab Nadia dengan datar.
Nadia tak merasakan bahagian seperti yang Keysia rasakan saat ini. Karena Nadia hanya berfikir ia ingin Nicko segera sadar dan sembuh tentu nya.
"Kelompok satu,empat, tujuh mendapat wilayah pinggir jalan. Kelompok dua, lima mendapat wilayah Panti asuhan. Kelompok tiga, enam mendapat wilayah panti jompo. Sudah mengerti semua?" tanya Noval.
"Ngerti!" jawab semua kompak.
Mereka berdiskusi dengan kelompok masing-masing, tentang apa yang akan mereka sumbangkan untuk bakti sosial ini.
"Gimana kalau kayak bahan pokok aja? Misalnya beras, mie instan, minyal, gula, gimana?" usul Aril.
"Boleh tuh usulannya." ceplos Fikri yang juga anggota kelompok mereka.
"Aku setuju" sahut Nadia.
"Yaudah deh satuju."
Semua nya menyetujui usulan itu, tinggal mereka mempersiapkan bahan yang mereka butuhkan dan menunggu tanggal berangkatnya.
••
Aldo sudah berada diarea rumah sakit hanya sendirian, sedangkan Nadia berada dirumah. Ketika Aldo akan membuka pintu hal itu berpapasan saat dokter keluar dari ruangan Nicko, dokter baru saja mengecek kondisi Syakir dan Nicko.
"Dokter habis meriksa, bagaimana kondisi saudara saya dok? Dan teman saya?" ceplos Aldo.
"Saudara anda sudah sadar dari masa kritisnya, dan sudah bisa berbicara. Kalau teman anda, hari ini sudah bisa pulang." ucap Dokter.
"Yaudah, makasih dokter." ucap Aldo.
Dokter berjalan pergi, Aldo segera masuk. Ketika ia berada didalam, ternyata orang tua Syakir sudah berada disana dan siap untuk membawa Syakir pulang. Tapi Aldo membiarkan hal itu, laki-laki itu langsung menuju ke ranjang Nicko.
"Nicko buka mata lo, lo denger suara gue kan?" ceplos Aldo dengan nada pelan.
Saat itu juga Nicko yang tadinya ingin tidur, kini ia harus membuka mata nya. Aldo sangat bersyukur bahwa Nicko sudah melewati masa kritisnya.
"Baru aja gue ingin tidur" ucap Nicko.
"Syukur deh kalau yang dibilang dokter bener, lo inget gue kan Nick?" tanya Aldo.
"Lo ngomong apaan sih Al, pastinya gue tau." jawab Nicko.
Aldo mengambil hanphone nya dari dalam saku celana, dan mengetikan sesuatu disana. Lalu dikirim kepada adiknya.
"Nadia?" tanya Nicko.
"Iya,, gue mau ngasih tau kondisi lo ke Nadia." ucap Aldo.
"Kerjain aja, gue ingin lihat reaksinya." sahut Nicko.
"Ngerjain?"
Aldo mendekatkan telinga nya dan Nicko membisikkan sesuatu ditelinga Aldo. Senyum dikeduanya mengembang.
••
•
•
•
Wah sifat usil mereka mulai lagi, kira-kira kerjain Nadia dengan cara apa?
•
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother Twins - [ E N D ]
Roman pour Adolescents#1-nadia #1-hubunganrumit #1-syakir END‼️ (Cerita masih lengkap) Nadia yang memiliki dua kakak laki-laki kembar, suka usil kepadapnya. Kadang ia salah mengira antara Aldo dan Nicko. Namun semua sedikit berubah, ketika kematian salah satu orang tua m...