Happy reading guys 📖📖
•
•
•Tepukan tangan dari pundaknya membuatnya reflek akan memukul, saat ia berbalik ternyata itu teman-teman nya, ia membuang nafas gusar.
"Lu kenapa val? Kayak orang linglung gitu" ceplos Aril
"Paling ya putus sama si Celin Celin itu" sahut Aldo
"Anjir cepet amat putus"
Noval meninju lengan Nicko. Sedangkan Nicko yang tidak ikut-ikutan mengejeknya malah kena dampaknya.
"Ejek aja terus, udahla gua mau cabut dulu" pamitnya
"Cabut kemana lu" tanya Nicko
"Mau nemuin adik lu tersayang"
Setelah mengucapkan hal tersebut, Noval mengedipkan satu mata nya.
"Awas aja sampai macem-macem, gua tonjok lu val" teriak Aldo
Sebelum Noval benar-benar menghilang dari sana. Noval kini melangkah pergi, ia benar-benar mencari keberadaan adik dari teman nya itu untuk memastikan. Ia pergi kekelas sepuluh. Berhenti tepat didepan kelas, tangannya menjulur mengetuk pintu kelas tersebut.
Tok...tok...tok
Pandangannya mengitari seisi kelas, ia melihat siswi lain seperti kegirangan atas kehadiran nya disana. Tapi Noval cuek dengan itu. Pandangannya berhenti ketika sudah mendapati letak Nadia dikelas itu. Kedua nya saling tatap dari jarak jauh itu.
"Nadia" panggilnya
Perempuan itu berdiri dari bangku nya, terlihat seperti memberitahu kepada temannya untuk pergi sebentar, dan berjalan kearah kakak kelasnya yang menunggu didepan kelas.
"Emm nyari aku?" Tanya Nadia
Noval mengangguk, lalu menggandeng tangan Nadia untuk diajak sedikit menjauh dari keramaian kelas itu. Noval membawa nya di kantin, sekalian membeli makan untuknya, dan untuk perempuan itu. Yang ia pesan ialah bakso.
"Makan gih, gua traktir Nad" ucap Noval
"Makasih, oiya kak Noval nyari aku cuman mau ngetraktir? Atau ada yang lain juga?" Tanya Nadia
Sejenak laki-laki itu termenung ditempat, lalu ia kembali pada kenyataan. "Iya cuman ngetraktir lu doang Nad"
••
Buku itu terbuka perlahan lembaran nya. Gadis itu masih pusing memikirkan mimpi yang konyol itu.
"Gue, kak Noval? Hah tolol. Mana bisa gua mimpi udah nikah, udah punya anak, jadi istri. Otak gua konslet nih"
Ia memukul pelan kepala nya. Tangannya beralih mengambil cokelat di meja samping ranjang nya itu. Membuka bungkus cokelat tersebut, lalu menggigit kecil di ujung cokelat itu secara bergantian.
Kembali ia fokus pada buku Novel yang dibaca nya. Buku yang mengisahkan seorang remaja, yang seperti nya cocok dengan dia.
Ceklek
Pintu tiba-tiba terbuka, perhatian fokus Nadia beralih pada pintu kamar nya yang terbuka. Menunjukkan kehadiran kakak nya berdiri didepan pintu kamar tersebut.
"Kamu dikamar terus sejak pulang sekolah tadi, belum makan juga kan. Ayo makan" ucap Nicko
"Nanti kak, Nadia makan nya. Ini lagi baca buku novel" ceplos Nadia
"Ayolah Nad, nanti kalau kamu sakit lagi gimana? Cepet makan, atau mau kakak suapin? Hmm?"
Nicko berjalan masuk kekamar tersebut, berhenti tepat di samping ranjang. Ia meraih buku novel yang berada ditangan Nadia, lalu menutup novel tersebut. Diletakkannya di meja nakas dekat lampu tidur. Nicko memegang lengan Nadia, dan menarik pelan agar adiknya bangun dari posisi tengkurap di ranjang. Nadia yang mendapat perlakuan itu, langsung bangkit meskipun malas. Ia mengikuti kemana kakak nya itu menarik lengannya.
Mereka berhenti di meja makan yang sudah tersedia satu porsi makanan untuknya. Nicko melepaskan pegangannya pada lengan adiknya, dan segera menyuruh Nadia duduk di kursi itu. Setelah Nadia duduk disana, Nicko ikut duduk disebrangnya.
"Kakak bakal nungguin disini sampai kamu selesai makan nya" ucap Nicko
"Iya kak"
••
Hembusan angin itu membuat udara disekitar lumayan dingin, terutama dirasakan gadis itu. Tubuh gadis itu merasa hangat, diliriknya ternyata seseorang kini memeluk tubuhnya. Orang yang memeluknya tak lain tak bukan adalah kakak nya, Aldo.
"Nanti masuk angin"
Itulah kalimat pertama yang diucapkan kakaknya tersebut. Kakaknya ikut duduk disampingnya dengan masih memeluk.
"Kenapa diluar sendirian malem-malem gini?" Tanya nya
Nadia menggeleng cepat, perempuan itu menundukkan kepala nya, menatap tanah yang ditumbuhi rumput-rumput kecil.
"Kak papa masih ada diluar kota?" Celetuk gadis itu
Aldo mengedikkan bahu nya, pertanda tidak tau "mungkin dua hari lagi, kangen sama papa?"
Kini Nadia mengangguk "sama mama juga"
Nadia merasakan tepukan lembut pada lengannya, itu dilakukan oleh kakak nya.
••
Oiii ketemu lagi sama author
Enggak berasa aja ini udah chapter 67, eu-um apa ya......lupa hehe
•
Nah baru inget, terimakasih sudah menemani MY BROTHER TWINS sampai sekarang
•
Vote kalian membantu author membangkitkan semangat lebih yang tersendiriNext next >>
•
Salam author :
Trianti Fitri
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother Twins - [ E N D ]
Fiksi Remaja#1-nadia #1-hubunganrumit #1-syakir END‼️ (Cerita masih lengkap) Nadia yang memiliki dua kakak laki-laki kembar, suka usil kepadapnya. Kadang ia salah mengira antara Aldo dan Nicko. Namun semua sedikit berubah, ketika kematian salah satu orang tua m...