lima puluh tujuh

270 19 1
                                    

Happy reading guys 📖📖


Setelah selesai makan tadi, Nadia membantu kakak perempuan Noval mencuci piring tersebut. Itu tidak masalah bagi nya.

"Jadi kalian hanya teman?" ceplos kakak perempuan Noval

"I..iya kak" jawab Nadia sedikit gugup

"Enggak ada rasa yang lebih gitu? Kenapa enggak pacaran?"

"Hah? Pacaran kak? Itu enggak kayaknya, hehe" ucap Nadia

Kakak. Noval fokus kembali dengan kegiatan tangannya, bahkan tidak melirik kearah Nadia. Nadia disana sangatlah gugup. Setelah beberapa menit akhirnya selesailah, senyum manis terlukir diwajah perempuan samping Nadia.

"Makasih ya bantuin cuci" ucapnya

"Iya kak, gapapa kok" ucap Nadia

Dan Noval datang diantara perobrolan itu, dengan senyum ntah maksudnya.

"Udah selesai kan, ayo Nad gua antar pulang mumpung udah reda hujan nya" ucap Noval

"Iya, emm kak pamit pulang" pamit Nadia pada kakak perempuan Noval

"Ha iya, hati-hati"

Nadia dan Noval segera berjalan keluar dapur. Noval meraih kunci mobil dariatas meja, Nadia yang melihatnya dan langsung bertanya.

"Pakai mobil?" Tanya Nadia

"Iya, kenapa?"

"Pakai motor aja kak" ucap Nadia

"Ooyaudah"

Noval menaruh lagi kunci mobil tersebut, dan meriah kunci sepeda motornya.

"Ayo"

••

"Makasih ya kak"

"Iya sama-sama"

Nadia segera turun dari motor.

"Dah Nad, sampai jetemu besok disekolah"ucap Noval

"Ya kak"

Noval segera menghidupkan mesin motornya, dan melajukannya. Hingga benar-benar tak terlihat siluetnya. Nadia segera membuka gerbang rumahnya, dan masuk kedalam rumah beserta kantong plastik yang berisikan baju nya tadi.

Kriet

Pintu rumah tersebut terbuka, Nadia segera menutupnya kembali. Ia melangkahkan kaki masuk kedalam rumah, yang diliha perempuan itu hanya keheningan rumah.

"Kak! Nadia pulang!" Ucap perempuan itu dengan keras agar terdengar sampai kamar kakaknya.

Tetapi tidak ada respon, ia segera menghampiri kamar kedua kakaknya. Namun, sama sekali tidak ada orang dikamar masing-masing kakaknya. Ia segera menuju ke dapur, dan menemui asisten rumah tangga.

"Bi, eumm kak Aldo sama kak Nicko kemana? Kok dikamar enggak ada?" Tanya nya

"Mereka berdua tadi pamit ke rumah teman nak Nadia, katanya mau nyari nak Nadia dari tadi pagi belum pulang-pulang." Ucap bibi

"Oo yaudah makasih bi"

Nadia segera menjauh dari dapur, ia mencari telepon rumah, karena ponsel miliknya batrai nya habis. Setelah mendapatkan telepon rumah, ia segera menekan nomer kakaknya.

"Gua lupa izin segala, bodoh" ucap gerutunya

Drrtt...drrtt

Ia menunggu beberapa menit, dan akhirnya sambungan telepon tersambung.

"Halo kak, kakak dimana? Nadia dirumah ini" ucap Nadia untuk mengucap lebih dahulu di telepon.

"Nic, puter balik. Nadia udah di rumah"

Terdengar samar-samar Nadia ditelepon tersebut seperti itu.

"Kamu diem dirumah, kakak akan segera datang di rumah" ucap Aldo.

"Iya kak"

Dan panggilan telepon tersebut berhenti, Nadia segera menaruh kembali ke tempat semula telepon tersebut.

"Mampus kena omel ini pasti" gumamnya.

"Gua mau ganti baju pakai baju gua sendiri aja dah, biar lebih nyaman"

••

Setelah mesin mobil mati, kedua orang tersebut keluar dari mobil, dan menutup kembali pintu mobil tersebut. Mereka berdua berjalan masuk kedalam rumahnya. Aldo membuka ganggang pintu rumah, dan keduanya langsung berjalan masuk kedalam rumah.

"Nad, Nadia" ucap Aldo

Mereka menunggu di kursi yang berada di ruang tengah tersebut, hingga Nadia datang menghampiri mereka.

"Kak manggil Nadia kan" ucap Nadia dengan lemah lembut

Kedua nya menoleh dan menghadap ke adik perempuan mereka.

"Habis darimana kamu? Kakak telepon dari tadi enggak diangkat, dan pulang sampai sore" ucap Aldo

"Euum tadi hape aku lowbat, dan maaf Nadia enggak izin dulu tadi" ucap Nadia

"Habis darimana?" Tanya Nicko dengan nada lembut

"Dari rumah sakit, tadi ada temen Nadia yang sakit dan ada yang ngajak jenguk, yaudah Nadia bareng itu" ucap Nadia

Aldo berdiri dari kursi sofa tersebut, dan berdiri dihadapan Nadia. Ia tersenyum kecil, sangat kecil.

"Yaudah, lain kali kalau kemana-mana bilang dulu, ngerti? Kakak tuh cemas kalau ada kenapa-kenapa nya" ucap Aldo sambil mengelus puncak kepala adik perempuannya itu.

••


My Brother Twins - [ E N D ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang