Happy reading guys 📖📖
•
•
•
••Nadia sudah berada di meja makan, ia menunggu Aldo untuk bergabung di meja makan. Ia sedikit terkejut ketika mendapati Nicko juga ikut bergabung di meja makan dengan seragam sekolah mereka.
"Loh, kak Nicko mau sekolah juga? Kan belum sembuh total." Ucap Nadia.
"Gapapa Nad, lagian nanti bisa-bisa kakak ketinggalan pelajaran dan harus ngejar ngebut. Lagian ada Aldo, iya kan Do."
Aldo hanya mengangguk pelan ketika saudara kembarnya menatap kearahnya, seakan meminta pendapat yang harus didukung.
"Udah, mending sekarang makan" ceplos Aldo.
Mereka bertiga memulai menyantap makanan itu dengan nikmat, setelah makanan selesai mereka langsung berangkat sekolah dengan memakai mobil Aldo. Sekitar lima belas menit, mereka sudah berada di area wilayah sekolahan.
Nadia harus berpisah dengan kedua kakaknya karena arah kelas mereka berbeda.
"Dah kak"
Dengan santai nya Nadia melangkah menjauh, dan sampai dikelasnya dengan aman. Ia sudah mendapati Key duduk disamping bangkunya.
"Pagi Nad" sapa Key yang melihat kedatangan teman sebangku nya.
"Pagi juga"
Nadia segera duduk disan bangku nya, dan tak berselang lama dari itu, guru olah raga masuk kedalam itu.
"Pagi anak-anak" sapa guru olah raga pada semua murid yang berada didalam kelas.
"Pagi pak"
"Oke, hari ini kita olah raga di lapangan. Jadi sekarang kalian cepat ganti baju olah raga, saya tunggu lima belas menit di lapangan. Mengerti!"
"Mengerti pak"
Secara bersamaan semua segera mengambil baju olah raga mereka dalam tas masing-masing, dan segera menuju kamar mandi. Setelah memakai seragam olah raga, semua nya berkumpul di lapangan sekolah. Hal pertama yang mereka lakukan bersama ialah pemanasan, setelah pemanasan mereka langsung berlari dua kali putaran lapangan sekolah itu. Baru pembelajaran praktek dilakukan.
Pembelajaran hari ini yaitu bola basket dan bola voli, ini dilakukan berselang. Siswa laki-laki memainkan bola basket, dan siswi perempuan memainkan bola voli, dan begitu seterusnya. Keakraban satu sama lain di kelas Nadia sangat lah terlihat, mereka sangat mudah diajak berteman, bercanda.
Sekitar satu setengah jam sudah berlalu, pembelajaran olah raga berakhir sudah. Beberapa teman sekelasnya Nadia pergi ke kantin, dan beberapa lagi pergi kekelas. Nadia dan Keysia memilih pergi ke kantin, untuk mengisi kekosongan perut mereka. Sungguh permainan bola basket dan voli tadi sangat menguras energi mereka.
"Eh lo mau makan apa? Gue traktir deh" celetuk Keysia.
"Beneran nih? Kalau gitu pesen kayak biasanya aja, bakso. Itu aja udah kenyang diperut gue"
Kedua nya segera memesan makanan dan membawa mangkok makanan mereka di meja yang sama.
"Em kak Nicko udah masuk sekolah ya?"
Pertanyaan Keysia mengambil alih perhatian Nadia yang akan menyuapkan sesendok bakso kedalam mulutnya.
"Iya, padahal belum sembuh total."
Keysia mengangguk paham, mereka berdua mulai menyuapkan sesendok bakso kedalam mulut masing-masing. Hanya murid yang sedang makan di kantin yang bisa mereka lihat sebagai pemandangan kantin, yang membosankan.
"Setelah ini kekelas, terus ganti baju kan Nad?" Nadia mengangguk dengan senyum kecilnya.
Sekitar sepuluh menit, mereka selesai menghabiskan makanan itu. Kedua nya bangkit dan akan meninggalkan kantin. Namun sebuah tepukan tangan di bahu membuat Nadia menghentikan langkahnya dan berpengaruh oleh Keysia.
"Apaan sih Nad, kok berhenti..."
Keysia masih membuka mulutnya, ia melihat tiga senior perempuan kini berada dibelakang mereka. Nadia mengerutkan dahi ketika melihat ekspresi Key seperti itu. Ini membuat Nadia juga tertoleh kearah belakang. Hanya satu senior yang dikenali sekaligus dibenci oleh Nadia.
"Nad, tolong jangan nyuruh Nicko sama Aldo jauh dari gue" ceplos Syakir.
"Key, ayo" belum sempat Nadia menggenggam tangan Key, bahkan lengan Nadia sudah digenggam erat oleh salah satu teman Syakir.
Kini Nadia tak memperdulikan ekspresi wajah marahnya yang sudah ia pasang. "Sakit woy" cerca Nadia.
"San lepasin, jangan gitu" ucap Syakir meminta temannya agar melepaskan cekalan pada lengan Nadia.
"Menurut gue yah, toh Nicko aja enggak marah sama loh, kenapa nih anak yang marah. Gak ada hak" ucap teman Syakir.
"Ya ada hak lah, toh gue adik nya" ucap Nadia dengan menantang.
"Ih dasar"
Plakk!
Sebuah tamparan mengenai tepat di pipi kanan Nadia, tentu saja hal ini semakin membuat emosi Nadia memuncak. Dengan gusar Nadia menjambak rambut teman Syakir dan rambut Syakir, Keysia tentunya membantu Nadia disini.
"Sini Lo!" Cerca Nadia.
Namun tak berselang lama, Syakir mulai mengendurkan perlawanan terhadap Nadia. Bertepatan itu juga, Nicko, Noval, dan Aldo datang dari arah luar kantin menuju kantin. Disana terlihat seakan Nadia lah yang bersalah disini, karena dapat dilihat jika Nadia dan Keysia yang terlalu memakai tenaga. Sedangkan Syakir dan temannya melawan beberapa kali, serta merintih sakit.
Memang sebelumnya beberapa murid yang berada di kantin berusah memisahkan perkelahian itu, namun mereka menyerah. Hingga Nicko, Aldo, Noval lah yang bercampur tangan didalamnya untuk menghentikan perkelahian.
"Nadia udah berhenti!" ucap Aldo menarik tangan Nadia agar melepaskan rambut Syakir yang berada digenggaman tangan adiknya itu.
Nadia pun melepaskan rambut perempuan yang ia benci, sambil mengucapkan sumpah serapah. "Bulshit!"
"Ini kamu kan yang buat keributan? Kakak kan udah bilang jangan ada dendam." Ucap Aldo.
Nadia yang hanya bisa memelototkan mata nya mengarah ke Syakir dan teman wanita sialan itu.
"Enggak kak Al, mereka duluan yang ganggu. Tanya aja Key, iya kan key?" Nadia mencoba melakukan pembelaan diri.
"Em iya kak" jawab Keysia mendukung Nadia.
"Ayo sini ikut"
Aldo menarik pergelangan tangan Nadia, dibelakangnya Nicko, Noval, dan Key mengikuti kemana Aldo akan menarik tangan Nadia. Mereka berhenti disebuah taman kecil belakang sekolah yang sepi.
"Udah puas? Kamu sama temenmu Keysia sudah berhasil jadi tontonan di murid-murid lain." Ucap Aldo dengan tegas bertepatan juga melepas pergelangan tangan Nadia.
"Bukan aku sama Keysia yang mulai kak!" Nadia tetap berusaha membela dirinya.
"Kak, yang dibilang Nadia bener kok" sahut Keysia dengan ragu-ragu.
Kini rintikan air mata mulai terjun bebas dipelipis mata Nadia, bahkan Nadia tak mendapat pembelaan dari Nicko.
"Kalian gak percaya sama kita berdua kan?" Ucap Nadia sambil menunjuk kearah Key dan dirinya.
"Ayo Key"
Baik Nadia atau Keysia segera meninggalkan ketiga senior laki-laki nya, dengan perasaan emosi yang masih memburu.
"Kenapa kakak Lo malah marahin Lo sih Nad?" ceplos Key melihat keheranan Nicko dan Aldo yang lebih percaya dengan Syakir.
"Gue juga bingung, harusnya mereka belain gue!"
Mereka berdua menuju kelas, dan segera mengambil baju seragam dari dalam tas. Lalu mereka segera mengganti pakaian olah raga dengan seragam sekolah di toilet perempuan.
••
•
•
•
Follow Instagram
@trianti_nur_safitri
@triantifitri23
•
Follow Wattpad
@triantifitri
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother Twins - [ E N D ]
Ficção Adolescente#1-nadia #1-hubunganrumit #1-syakir END‼️ (Cerita masih lengkap) Nadia yang memiliki dua kakak laki-laki kembar, suka usil kepadapnya. Kadang ia salah mengira antara Aldo dan Nicko. Namun semua sedikit berubah, ketika kematian salah satu orang tua m...