dua puluh sembilan

489 19 1
                                    

Semua mata menatap kearah Nadia ketika perempuan itu masuk kedalam ruangan itu dengan keinginannya sendiri.

"Barang kamu udah diambil Nadia?" tanya Lusi.

Perempuan itu memaksakan diri untuk tersenyum. "Udah tante"

Ia masih melihat Anita berdiri tepat disamping Aldo, namun ia mencoba menahan rasa tak suka itu.

"Sini Anita sama tante." Lusi menarik Anita hingga mendekat kearahnya, dan menjauh dari posisi Aldo berdiri.

Nadia sedikit lega dengan hal itu, sungguh ia sedikit gerah dengan hal ini. Fatur mengelus pundak anak perempuannya itu, sedangkan Nadia tanpa basa basi melingkarkan tangannya pada lengan papa nya itu, dan tersenyum manis.

"Mulai manja deh" ceplos Nicko.

"Apaan sih kak Nicko" sahut Nadia.

"Em pa, papa tau gak tadi tuh kak  Nicko sama kak Aldo ngerjain Nadia. Mereka sekongkol ngerjain Nadia." lapor Nadia.

Fatur menatap kedua anak laki-laki nya, seakan menunggu pengakuan dari kedua anak kembarnya itu.

"Bener yang diucap adik kalian?" tanya Fatur.

"Iya sih pa, tapi itu cuman bercanda." sahut Nicko.

"Bercanda seperti apa?" Tanya Fatur.

"Kak Nicko pura-pura amnesia" sahut Nadia.

"Lucu banget anak-anakmu Tur, padahal disituasi seperti ini masih aja berfikiran bercanda." ceplos Lusi.

"Ya gitu lah Lus, mereka masih sering bercanda." jawab Fatur.

••

Mereka baru saja sampai dirumah, sebelum pulang papa mereka akan menunggu Nicko dirumah sakit, sedangkan mereka pulang.

"Nad, jangan masuk kamar dulu." cegah Aldo.

Nadia menghentikan langkah kakinya, dan menoleh kearah Aldo. "Emangnya ada apa?" tanya Nadia.

"Kita beli bahan-bahan untuk baksos dua hari lagi." timpal Aldo.

"Yaudah deh, daripada nganggur." ucap Nadia.

Mereka berdua keluar lagi dalam rumah, lalu masuk kedalam mobil. Aldo yang menyetir mobil itu, sedangkan Nadia duduk dikursi penumpang. Enam menit, mereka sudah berada di minimarket. Mereka berdua segera masuk kedalam minimarket.

"Kamu ambil roti-rotinya, kakak akan ambil gula, sama mie instan." ucap Aldo.

Nadia segera mengerti dan mengambil keranjang belanja. Mereka berdua berpisah, karena letak mie, gula, dan roti berbeda rak.

"Beli roti yang macamnya gini aja deh"

Nadia memilih roti tawar yang berisikan delapan setiap kemasan. Mata Nadia segera tertoleh kearah deretan sebuah cokelat, berbagai macam variasi coklat itu. Ia mengambil empat buah. Dua rasa coklat original, dan dua lagi coklat macca. Ia memasukkan coklat itu ke keranjang belanjaannya. Kini tinggal Nadia mencari keberadaan kakaknya.

"Kak Aldo dimana ya"

Nadia segera beralih pada rak yang disebelah sana, dengan langkah biasa Nadia langsung berjalan. Ia menemukan keberadaan Aldo.

"Nadia udah dapet rotinya kak, kak Aldo udah selesai?" tanya Nadia.

"Udah, ayo kekasir."

Kasiran tak ramai, jadi mereka langsung bisa membayar barang belanjaan mereka.

"Pakai kartuku aja kak"

Nadia mengeluarkan kartu atm nya dan diberikannya pada kasir, lalu ia memencet kata sandi atm nya. Setelah beberapa menit, barang-barang itu dimasukkan kedalam kantong kresek. Nadia membawa satu kantong kresek, sedangkan Aldo membawa dua kantong kesek. Setelah selsai membayar, mereka langsung menuju mobil dengan belanjaan mereka. Aldo menitipkan sebentar barang belanjaan yang ia bawa kepada Nadia, lalu ia membuka pintu mobil. Barang-barang itu diletakkan di kursi mobil bagian belakang. Mereka berdua segera masuk kedalam mobil. Nadia masuk kedalam mobil dengan sebatang coklat, Aldo mulai menyetir mobil itu.

Diperjalanan pulang, Nadia membuka bungkus cokelat itu, lalu ia mulai menggigit bagian ujung coklatnya.

"Kamu tadi beli cokelat?" tanya Aldo yang melirik sekilas Nadia menggigit cokelat itu.

"Iya, enak nih kak. Kak Aldo coba deh."

Nadia menyuapkan cokelat itu tepat dihadapan mulut Aldo, tanpa pikir panjang Aldo segera menggigit cokelat itu.

"Enak kan kak?" tanya Nadia.

"Iya" jawab Aldo.

Nadia segera menggigit kembali cokelatnya, lalu tersenyum lebar. Memang kesukaannya itu benar-benar nikmat.

"Suapin lagi dong." pinta Aldo.

Dengan senang hati Nadia menyuapkan kembali cokelat itu pada kakaknya. Sesampainya dirumah, mereka langsung membawa belanjaan itu masuk kedalam. Aldo langsung meletakkan disebuah tempat yang aman dan jauh dari jangkauan tikus, semut ataupun binatang lainnya.

"Kak, besok aku ada kerja kelompok sama Key, jadi kayaknya setelah pulang sekolah langsung kerumah Keysia. Mungkin pulang sekitar jam lima." ucap Nadia.

"Besok kamu bawa mobil sendiri?" tanya Aldo.

"Em iya"

"Yaudah, tapi besok setelah kerja kelompok langsung pulang lo." ucap Aldo.

••

Sebuah ketukan pada meja membuat perempuan itu terusik, karena ia sedang menulis. Ia tak ingin tertinggal pelajaran hanya gara-gara kecelakaan itu.

"Apaan sih lo!" gertak perempuan itu.

"Lo kenapa marah gitu sih Syakir, padahal kan gue cuman bercanda." ceplos Noval.

"Aduh sorry, gue gak bermaksud kayak gitu Val. Tapi gue gak ingin sampai ketinggalan pelajaran gara-gara beberapa hari kemarin gue gak masuk sekolah. Lagian lo ganggu aja, udah tau orang nulis." ceplos Syakir.

"Mau kekantin gak?" ajak Noval.

"Gak!" timpal Syakir.

"Kenapa?"

Syakir menunjukkan wajah kesalnya. "Ya karna gue lagi nulis, kapan-kapan aja gue mau." ucap Syakir.

"Yaudah kalau gitu, gue tinggal yah, dahh. Jangan kangen lo" goda Noval.

Syakir menunjukkan wajah geli nya, sungguh ia geli ketika mendengar hal itu.

••



Syakir udah sembuh, terus Nicko kapan sembuhnya? Doa in Nicko cepat sembuh ya, biar bisa balik kesekolah lagi. Aamiin......



Follow instagram
•> @triantifitri23
•> @trianti_nur_safitri

Connect gmail 📨📩
•> triantinursafitri@gmail.com


See you, next cerita 😘👻

My Brother Twins - [ E N D ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang