Prolog

9.2K 446 60
                                    

WARNING! KALIAN HARUS AKTIF KOMEN DISETIAP PARAGRAF DAN PARTNYA JANGAN LUPA VOTE!

DUKUNG CERITA INI SAMPAI TERBIT! WUJUDKAN IMPIAN AKU:(

THANKYOU

Gue gak tau mau memperlakukan lo kaya gimana lagi. Lo terlalu batu, dibilang jangan mendekat lo justru semakin melekat.

• • •

"Bumi!"

Satu kata itu tidak sukses untuk menghentikan langkah kaki pemuda yang dipanggil, Bumi.

"Bumi tunggu dong Bulan mau ngomong."

"Lo mau ngomong apa lagi? Masih pagi jangan banyak drama!"

Bukannya marah, gadis yang menyebut dirinya Bulan malah tersenyum. Merasa berhasil telah membuat Bumi bicara.

"Bumi ini masih pagi gak boleh marah-marah gitu. Bulan cuma mau anterin bekal buat Bumi." Bulan menyerahkan bekal, bibirnya tak lelah menyungging senyum.

"Harus berapa kali gue bilang. Gue gak butuh bekal dari lo." Bumi melangkah pergi tanpa peduli.

Bukan Bulan jika langsung menyerah. Bulan kembali mengejar langkah Bumi. Kali ini ia beranikan untuk menarik tangannya.

"Bumi, Bulan belum selesai ngomong. Main pergi gitu aja."

"Lo mau ngomong apa lagi?!" Mata hitam tajam itu mengarah tepat pada lensa abu-abu milik Bulan.

Merasa direspon. Bulan menarik telapak tangan Bumi hingga berada diatas telapak tangannya.

"Bumi ambil dulu bekal dari Bulan. Urusan Bumi mau makan atau enggak itu urusan Bumi. Bulan mau Bumi hargai apa yang orang lain beri. Bumi paham?"

"Udah 'kan gue mau pergi." Saat Bumi ingin melangkah, tangannya kembali ditarik oleh Bulan.

"Tunggu dulu masih ada satu lagi."

"Apa lagi?!" Bumi menahan amarah agar tangannya tidak langsung melayang mengenai pipi gadis dihadapannya.

Bukannya langsung bicara. Bulan malah tersenyum malu-malu. Dengan mata yang mengarah pada sepatu putih milik Bumi dan Bumi yakin pipi gadis itu memerah.

"Lo kalo gak pergi juga, gue yang akan per—"

"Selamat pagi, Bumi. Bumi ganteng pagi ini."

Bumi semakin dibuat gila oleh gadis yang kini lari mendahului dirinya dengan tangan yang enggan lepas dari wajahnya.

"Gila."
.

.

.

Davino Bumi Pradipta

#Pemegang predikat no satu dalam kebodohan asmara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#Pemegang predikat no satu dalam kebodohan asmara.

GARIS TAKDIR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang