Suara gesekan terompahmu terdengar syahdu
Dan kau terus melangkah
Menenteng kitab dengan erat
Pintu pun berderit
Detak jantungku kian berpacu
Kau sapa kami dengan salam
Kujawab lirih, hatiku pun masih terasa perih
Lalu kau uraikan bait-bait alfiyah
Sayang, aku tak lekas paham apa yang kau ucapkan
Pikiranku melayang, masa lalu datang membayang
Lantas kuhela nafas panjang
Yang lalu telah hilang, berganti dengan saat sekarang
Dan yang sekarang pun akan segera berubah menjadi masa depan
Waktu memang tak pernah setia menemani hari-hariku
Hai,
Masa lalu yang kini jadi ustadzku,
Aku telah lelah mengejarmu, kau pun telah lupa padaku
Namun, tahukah kau aku tetap memujamu?
Ijinkanku tetap menyebutmu dalam doaku
Maafkanku telah cemburu pada kitab alfiyah yang setiap saat kau sebut & kau baca...
Maafkanku yang sulit mencerna saat kau menyampaikan untaian kata, karena aku terlalu sibuk memikirkanmu...
Maafkanku telah mengacuhkanmu saat kau menyapa, aku sedang berusaha melupakanmu
Ya Allah, maafkanlah hambamu yang banyak salah ini ...
Jogja dlm lara, 12 April 2019
Alfiyah.Aku tertegun lama membaca catatannya di halaman pertama novel terjemahanku itu. Ternyata dia telah memiliki novel terjemahanku yang padahal baru terbit beberapa saat yang lalu. Ternyata dia juga pernah merasakan deritanya nelangsa, sama seperti yang pernah kurasa. Detik berikutnya kupandangi wajah istriku yang sedang tidur pulas itu. Di dekapannya ada guling berbentuk boneka yang dipeluknya mesra. Rasa syukur karena keindahan takdir-Nya memenuhi rongga dadaku. Kudekati dia untuk membenahi selimut yang turun ke bawah kakinya. Biar kutunggu dia bangun sambil menata barangku.
Dia menggeliat. Dan ternyata dia kemudian bangun.
"Mas, jam berapa ini?" tanyanya sambil mengucek mata.
"Jam sebelas. Masih ngantuk ya?" tanyaku sambil memandanginya. Dia cuma tersenyum. Matanya mengerjab-ngerjab. Setelah itu dia bangun, kemudian mengikat rambutnya dan dilanjutkan dengan melipat selimut.
"Mas tadi nggak tidur?" tanyanya sambil mendekati kaca rias.
"Nggak. Kenapa?"
"Nggak ngantuk emang?" dia kembali bertanya.
"Ngantuk sih, dikit tapi," jawabku.
"Kok gak tidur? Oh iya, tadi pagi kan udah tidur lama ya. Sampai lupa gak wisuda," Fiya terkekeh.
"Apa sih. Gak tidur kan karena jagain adek," jawabku. Aku tersenyum geli menatapnya tampak salah tingkah.
"Hmmm, pinter banget nggombalnya," jawabnya sambil berdiri. "Udah mandi?" tanyanya lagi.
"Udah dong. Kan udah ganteng gini."
"Iya. Percaya. Sampai banyak cewek yang ter-PHP," jawabnya sambil memakai kerudung yang tadi ditaruhnya di hastok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantika Alfiyah Ibnu Malik
RomanceBagian ke 1 dari sequel Romantika Alfiyah Ibnu Malik Alfiyah Ibnu Malik adalah sebuah kitab kaidah bahasa Arab berbentuk bait-bait syair yang sangat legendaris di dunia pesantren. Setiap santri yang ingin menguasai ilmu agama harus menguasai dan men...