Catatan Alfiyah(1)

617 35 0
                                    

Suara gesekan terompahmu terdengar syahdu

Dan kau terus melangkah

Menenteng kitab dengan erat

Pintu pun berderit

Detak jantungku kian berpacu

Kau sapa kami dengan salam

Kujawab lirih, hatiku pun masih terasa perih

Lalu kau uraikan bait-bait alfiyah

Sayang, aku tak lekas paham apa yang kau ucapkan

Pikiranku melayang, masa lalu datang membayang

Lantas kuhela nafas panjang

Yang lalu telah hilang, berganti dengan saat sekarang

Dan yang sekarang pun akan segera berubah menjadi masa depan

Waktu memang tak pernah setia menemani hari-hariku

Hai,

Masa lalu yang kini jadi ustadzku,

Aku telah lelah mengejarmu, kau pun telah lupa padaku

Namun, tahukah kau aku tetap memujamu?

Ijinkanku tetap menyebutmu dalam doaku

Maafkanku telah cemburu pada kitab alfiyah yang setiap saat kau sebut & kau baca...

Maafkanku yang sulit mencerna saat kau menyampaikan untaian kata, karena aku terlalu sibuk memikirkanmu...

Maafkanku telah mengacuhkanmu saat kau menyapa, aku sedang berusaha melupakanmu

Ya Allah, maafkanlah hambamu yang banyak salah ini ...

Jogja dlm lara, 12 April 2019
Alfiyah.

Aku tertegun lama membaca catatannya di halaman pertama novel terjemahanku itu. Ternyata dia telah memiliki novel terjemahanku yang padahal baru terbit beberapa saat yang lalu. Ternyata dia juga pernah merasakan deritanya nelangsa, sama seperti yang pernah kurasa. Detik berikutnya kupandangi wajah istriku yang sedang tidur pulas itu. Di dekapannya ada guling berbentuk boneka yang dipeluknya mesra. Rasa syukur karena keindahan takdir-Nya memenuhi rongga dadaku. Kudekati dia untuk membenahi selimut yang turun ke bawah kakinya. Biar kutunggu dia bangun sambil menata barangku.

Dia menggeliat. Dan ternyata dia kemudian bangun.

"Mas, jam berapa ini?" tanyanya sambil mengucek mata.

"Jam sebelas. Masih ngantuk ya?" tanyaku sambil memandanginya. Dia cuma tersenyum. Matanya mengerjab-ngerjab. Setelah itu dia bangun, kemudian mengikat rambutnya dan dilanjutkan dengan melipat selimut.

"Mas tadi nggak tidur?" tanyanya sambil mendekati kaca rias.

"Nggak. Kenapa?"

"Nggak ngantuk emang?" dia kembali bertanya.

"Ngantuk sih, dikit tapi," jawabku.

"Kok gak tidur? Oh iya, tadi pagi kan udah tidur lama ya. Sampai lupa gak wisuda," Fiya terkekeh.

"Apa sih. Gak tidur kan karena jagain adek," jawabku. Aku tersenyum geli menatapnya tampak salah tingkah.

"Hmmm, pinter banget nggombalnya," jawabnya sambil berdiri. "Udah mandi?" tanyanya lagi.

"Udah dong. Kan udah ganteng gini."

"Iya. Percaya. Sampai banyak cewek yang ter-PHP," jawabnya sambil memakai kerudung yang tadi ditaruhnya di hastok.

Romantika Alfiyah Ibnu MalikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang