3. MATA MENENANGKAN ITU

1.7K 188 108
                                    

3. MATA MENENANGKAN ITU

* * *

"Kamu mau mampir dulu?"

Mendengar ucapan Dira, Genoa menggeleng pelan. Ia menengadah ke langit malam yang makin pekat saja dan angin menandakan akan turun hujan.

Daripada terlalu lama menunggu hujan reda di rumah Dira, lebih baik Genoa lebih cepat pulang ke rumahnya. 

"Kayaknya gak dulu, Dir, aku banyak PR hari ini jadi secepatnya buat pulang ke rumah."

"Oh, gitu ...," lirih Dira menanggapi jawaban kekasihnya.

"Kamu gak marah kan, Dir?" tanya Genoa sekali lagi dan merasa kalau Dira berwajah sedih setelah mendengar ucapannya. "Besok kita bisa ketemu lagi, lagian nanti kamu juga pasti video call sama aku, kan?"

Dira mengangguk. "Bukan itu, Gen, aku merasa perasaanku gak enak aja tentang kamu."

"Gak enak kenapa?"

"Gak tau, tapi aku ngerasa kalau ada yang mengganjal dipikiranku setelah kamu ucapin kata-kata itu."

Genoa mengusap puncak kepala Dira perlahan, berkali-kali dengan tenang.

"Maaf ya, Dir. Aku mau kamu selalu ingat, kalau ada hal yang membuat kamu resah seperti ini, ingat aku. Aku akan berusaha menenangkan pikiran dan hatimu walaupun hanya sebatas khayalan saja."

Dira memeluk Genoa sekuat mungkin. Ternyata bukan Genoa yang jatuh ke jurang yang curam di hati Dira, melainkan gadis itu juga sudah terperangkap begitu lamanya.

Dira menatap mata Genoa makin dalam. Menyiratkan hal yang ia sendiri tidak tahu mengapa bisa tidak seenak ini perasaannya. Genoa mengusap pipi Dira dengan senyuman yang gadis itu akan simpan dalam memorinya.

"Aku pulang dulu, Dir."

Dengan mesin motor yang masih mati, Genoa memakai helmnya lalu mesin dinyalakan, dan motor melaju cukup cepat melewati jalan raya.

Setelah mengantarkan Dira pulang, Genoa merasa bahagia kalau kekasihnya itu pulang dengan keadaan selamat.

Jarak rumahnya dan Dira sangat jauh, bisa ditempuh setengah jam. Tapi tidak apa-apa, Dira jauh lebih penting daripada dirinya. Ah kalau mengingat Dira, Genoa jadi lupa kalau ponsel gadis itu tertinggal. Tapi ia khawatir dengan perubahan ekspresi Dira tadi.

Genoa mengambil ponsel di saku seragamnya. Motor masih berjalan namun kecepatan dikurangi, dengan perlahan Genoa mencari nomor Dira dihistori panggilannya. Ia langsung saja menekan panggilan.

Dering pertama dan kedua panggilan itu belum terangkat. Genoa berdecak dengan ini semua, ponsel Dira harus kembali. Namun, sampai dering terakhir sama sekali tidak ada yang mengangkat. 

Mata Genoa kembali ke arah ponsel dan menekan ulang panggilan itu. Menunggu sampai beberapa menit tetapi tidak ada yang angkat juga.

Sampai Genoa tidak sadar, ketika dirinya menghadap ke jalan rintik hujan mulai berjatuhan. Dirinya telat sampai rumah kalau seperti ini kejadiannya.

Ponsel yang masih bertahan di telinga itu belum juga ada yang mengangkat. Helaan napas Genoa terdengar, apa mungkin sahabat Dira tidak melihat bahwa ponsel Dira ada di sana?

Angin terus saja meniup seluruh tubuhnya. Jalanan aspal sudah berubah menjadi basah, Genoa masih bertahan sambil menjalankan pelan motornya, namun matanya ke ponsel, dan terfokus pada suara dering yang tak kunjung terangkat.

Lagi dan lagi, panggilan itu tidak terangkat. 

Argh kemana hape Dira?! batin Genoa menahan kesalnya karena tidak ada respons sama sekali dari sana.

Tetapi ketika Genoa sedang menekan kembali panggilan, motornya tiba-tiba saja tergelincir cukup kuat.

Cowok itu terjatuh ke aspal dan membentur sangat keras.

Belum lagi mobil yang rem mendadak dari arah belakang mendorong motor Genoa makin menjauh saja, cowok itu ikut terbawa dengan motornya terantuk berkali-kali.

Semuanya terjadi begitu saja hingga Genoa tidak merasakan sakit di sekujur tubuhnya.

Namun, layar ponsel yang menghadap ke wajah Genoa tampak menyala menampilkan seseorang yang mengerutkan dahinya.

Genoa salah menekan panggilan telepon tetapi malah panggilan video.
Genoa sudah hampir hilang kesadarannya. Kejadian ini terlalu mengejutkan bagi dirinya, tubuhnya, dan pikirannya.

Ketika ia melihat ke arah ponsel, Genoa hanya bisa tersenyum seraya menyebut nama Dira, dan melihat wajah gadis di dalam ponsel.

"Dira? Aku ...."

Mata menenangkan itu tertutup dan tak ada napas kuat di sana. Sementara gadis yang baru saja mengangkat video call yang ada di ponsel Dira sangat terkejut ketika menyadari siapa dia.

Siapa laki-laki yang berlumuran darah di malam hari seperti itu.

"ASTAGA LO GENOA! LO PACAR DIRA!"

* * *

Nah kan nah kan???

Gimana nih si cogan Genoa malah kecelakaan sih😭😭😭

Masih kurang lihat kegantengannya kan???

Bedanya fakboy sama yang tulus apa yaaaa???

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bedanya fakboy sama yang tulus apa yaaaa???

Btw, kalian dari kota mana aja nih?

Aku tinggal di Jakarta🥰

ABSEN YANG MASIH TERUS BACAA?

SHARE JUGA NIH KE TEMAN-TEMAN KALIAN BUAT BACA CERITANYA❗❗❗

LANJUT KAN?!

NEXT?

SPAM KOMENTAR YUK SUPAYA TERUS LANJUT

SEMOGA SUKAAA

TERIMA KASIH

FOLLOW INSTAGRAM
@ERLITASCORPIO
@FIRLANAGRANDE

Titik TerendahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang