9. TERSENYUM

1K 151 144
                                    

9. TERSENYUM

* * *

Lebih dari satu kesalahan mungkin aku maafkan, lebih dari sekian pengkhianatan tidak bisa aku mudahkan.

Kamu yang melakukan dan kamu juga yang tidak mau mengakuinya. Sebenarnya kita ini apa? Sepasang kekasih tapi tidak memiliki arti. Perasaan yang sama namun tidak dengan tujuan yang sama.

Aku selalu berpikir hal positif mengenai dirimu. Tidak selalu aku ingat apa yang membuat luka ini kembali hadir tanpa alasan.

Setelah diterpa badai kamu hadir dengan kesan perubahan. Tidak semua hal bisa dijelaskan dan aku tidak tahu apa yang membuat kamu berubah setelah mengenalinya.

Lagi-lagi, aku hanya bisa berpasrah. Selalu mencoba menaruh kembali perasaan yang baru kepada orang lain.

Tapi tidak mudah, aku kalah dalam keadaan. Aku tidak mudah menghilangkan posisimu dan menggantikan dengan orang yang baru.

* * *

DIRA akhirnya kembali bersekolah. Walaupun Genoa belum bisa masuk kembali dan apalagi karena masalah ingatan cowok itu yang masih harus terbiasa dengan lingkungannya lagi. Dira terus berjalan menuju kelasnya dengan tatapan kosong.

Sebenarnya pikiran Dira sekarang sedang dipenuhi oleh Genoa. Cara apa yang mampu membuat Genoa mencintainya?

Selama ini Dira hanya mendapatkan cinta namun tidak bisa memperjuangkan untuk mendapatkan cinta. Cinta dari Genoa bahkan sudah sangat cukup baginya. Tapi sekarang satu cinta yang Dira punya sedang menjauh.

"Gen, jangan buat aku mau nangis di sekolah!" lirih Dira meratapi nasibnya sekarang. Semudah itu Genoa bisa menilai kalau Lika yang pantas menjadi pacarnya.

Jika seperti ini, Dira harus lebih ekstra meyakinkan Genoa kalau cowok itu tidak sedang mimpi bisa memiliki Dira.

Cowok itu sekarang seolah merendahkan dirinya, membandingkan level fisiknya dengan menilai Dira. Padahal Dira adalah perempuan yang biasa saja, lagian cantik itu relatif yang terpenting Genoa bisa mendapatkan cinta Dira dengan tulus.

"Lo itu ganteng, Genoa!" kesal Dira menghentak kakinya selama jalan.

Rasanya sudah menjadi orang gila berbicara sendiri seperti itu. Hanya karena seorang Genoa yang menyebalkan. "Hanya karena hape bodoh!"

Dira mengepalkan kedua tangannya sekuat tenaga. Ingin menonjok tapi tidak ada objek di dekatnya. Biasanya kalau sedang kesal Genoa pasti bersedia menjadi objek yang mau dipukul kecil oleh Dira. Tapi sekarang Dira ingin memukul sekeras mungkin hanya saja tidak ada siapa pun di dekatnya. Tidak ada Genoa, sekali pun.

"Argghh!!!"

"ADUH!" teriak seorang cowok mengaduh kesakitan. "WEH GILA NONJOK ORANG TIBA-TIBA!"

Dira yang terkejut membelalak matanya, ia langsung mendekat dan mengusap bekas pukulnya di dada cowok itu. "Sorry-sorry ya, gue gak sengaja nonjok. Serius, sorry bangeeeettt."

Sementara cowok di hadapannya malah terdiam saat tahu siapa yang baru saja memukulnya. Tadinya ia ingin memukul balik orang itu tapi untung saja dia adalah seorang perempuan. Dan gadis itu malah mengusap dadanya sekarang.

"Masih sakit gak? Gue anter ke UKS ya." Sekarang gadis itu menatap ke arahnya. Makin terdiam tatapannya terkunci ke arah gadis itu. "Hellooo...?!"

Tangan mungil gadis itu melambai di depan wajahnya membuat ia tersadar dari lamunannya. "Apa?"

"Kok malah balik tanya sih. Lo masih rasain sakit gak? Kalau sakit sini gue bawa ke UKS."

Ia menggeleng sebagai jawaban. "Gue mau ke ruang kepala sekolah."

"Murid baru ya?" tanya Dira langsung menebak. Namun, bel masuk berbunyi membuat ia panik dan meninggalkan cowok itu begitu saja.

Sementara tanpa Dira sadari cowok itu tersenyum melihat tingkah Dira.

* * *

ABSEN YANG MASIH TERUS BACAA?

SHARE JUGA NIH KE TEMAN-TEMAN KALIAN BUAT BACA CERITANYA❗❗❗

LANJUT KAN?!

NEXT?

SPAM KOMENTAR YUK SUPAYA TERUS LANJUT

SEMOGA SUKAAA

TERIMA KASIH

FOLLOW INSTAGRAM
@ERLITASCORPIO
@FIRLANAGRANDE

Siap banjir air mata????

Titik TerendahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang