Mencintaimu dulu, sebagaimana mestinya yang aku inginkan. Tapi kamu biarkan setetes air berhasil keluar dari sepasang mataku.
Aku hanya menuntut dirimu, aku hanya memaksa dan berharap agar Tuhan bisa mengembalikan semua kenangan yang telah membisu pada dirimu.
* * *
JIWA tiba-tiba saja menghalangi jalan Dira. Gadis itu baru saja sampai di sekolah dan juga telah menemani Genoa ke kelasnya. Cukup menjaga jarak, Dira mengerutkan dahinya bingung dengan mantan Lika ini.
"Ada apa ya?" tanya Dira hati-hati, pasalnya pertemuan pertama mereka memang kurang mengenakan. Atau mungkin Jiwa akan mengungkit kembali hal itu? Tapi kan mereka sudah melupakan kejadian itu.
"Gue mau ajak lo bareng ke kelas."
Dira ingin menolak namun sepertinya tidak baik jika ia malah tidak mau. Lagian cuma jalan bersama ke kelas itu bukan masalah. Anggukan kecil sebagai jawaban, Dira menyetujui untuk ke kelas bersama.
"Apa yang lo suka dari dunia ini?"
Karena Genoa ada. Jawaban itu terlintas begitu cepat ketika pertanyaan selesai diajukan. Namun kita kembali ke kenyataan maksud Jiwa membuka pembicaraan dengan menanyakan hal itu, bukankah hal aneh?
"Terus mau apa lo nanya gue pake pertanyaan kayak gitu?" tawa garing Dira mencoba mencairkan suasana atau juga agar dirinya tidak merasa takut untuk berjalan bersebelahan dengan Jiwa.
"Supaya gue juga bisa suka."
Dira mengalihkan pandangannya, walaupun mereka berjalan sebelahan namun di bagian tengah cukup memberi jarak untuk tidak saling bersentuhan. Untuk apa harus menyukai hal yang Dira suka, bahkan itu tidak penting bagi Jiwa.
Lagi-lagi tertawa yang bisa Dira berikan. "Lo bisa tanya Lika, dia pasti jawab apa yang dia suka. Gue gak bisa jawab pertanyaan lo."
Keduanya terdiam. Saling sibuk dengan pikiran masing-masing, kalau tahu seperti ini Dira tidak ingin menerima kembali ajakan Jiwa. Cowok itu memang aneh dan pantas Lika tidak senang dengan perilaku cowok itu. Jiwa terlalu bebas dan sulit untuk dijelaskan kepribadiannya apalagi yang ada dipikirannya.
"DIRAA!" panggil Lika dari arah belakang dan menghentikan langkah sahabatnya.
Dira berbalik badan dan menampilkan senyumnya. Untung saja ada Lika jadi kecanggungan tadi setidaknya bisa mereda. Namun tatapan Lika terpaku ke arah Jiwa yang ternyata ada di sebelah Dira. Lika kira cowok itu hanya basa-basi menanyakan keberadaan Dira waktu itu, tapi tidak mungkin kan kalau mantannya itu menyukai Dira?
Lika kini berdiri di sampingnya, Dira hanya bisa tersenyum pasrah ketika mereka berdua kembali berjalan. Sementara Jiwa masih tetap berada di sebelah Dira, kini Dira berada di tengah mantan sepasang kekasih itu.
Teringat akan hal barusan, Dira tersenyum lantas menoleh ke arah Jiwa. Mungkin saat yang tepat untuk memancing pembicaraan di antara Lika dan Jiwa. Ia membenarkan anak rambut yang menghalangi wajahnya lantas memanggil Jiwa.
"Sekarang udah ada Lika di sini. Mungkin lo mau nanya sama dia?" tanya Dira sebisa mungkin terlihat biasa saja dan ramah.
Lika memukul tangan gadis itu. "Eh, lo apa-apaan Dir nyuruh dia nanya sama gue?"
"Tadi tuh Jiwa nanya ke gue. Nah gue gak bisa jawab," kekeh Dira masih santai di antara dua orang itu. "Ya menurut gue, lo bisa jawab pertanyaan Jiwa. Jiwa buruan tanya ke Lika, daripada lo kepo tingkat tinggi kan."
Lika jelas melongo. Walaupun ia tidak tahu pertanyaan yang Jiwa ajukan tetapi tidak seharusnya Dira memancing cowok itu untuk mengobrol dengannya. Hubungan mereka sudah selesai dan tidak perlu ada yang diperbaiki lagi.
"Gue yang bakal jawab pertanyaan gue sendiri."
"Sok misterius lo! Ribet jadi cowok!" Kalau sudah begini, Lika jadi terpancing emosi. "Kalau gak mau nanya sama gue ya udah mending jalan duluan sana! PISAH SAMA GUE AJA MUDAH KOK BUAT LO!"
"Apa yang gue suka dari dunia ini?"
Jiwa mengulang kembali pertanyaannya namun dilemparkan pada dirinya sendiri. Lika cukup terkejut dengan pertanyaan Jiwa, ia bahkan tidak habis pikir kalau cowok itu mau mendekati Dira?
"Ada lo. Dira."
* * *
ABSEN YANG MASIH TERUS BACAA?
SHARE JUGA NIH KE TEMAN-TEMAN KALIAN BUAT BACA CERITANYA❗❗❗
LANJUT KAN?!
NEXT?
SPAM KOMENTAR YUK SUPAYA TERUS LANJUT
SEMOGA SUKAAA
TERIMA KASIH
FOLLOW INSTAGRAM
@ERLITASCORPIO
@ERLITASCORPIOWP
@FIRLANAGRANDE
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Terendah
Teen FictionKetika Genoa memaksa Dira memasuki sebuah orbit. Dira menikmati keadaan dirinya yang terperangkap. Sementara ketika Dira merasa bahwa dirinya berada di tempat yang tepat. Genoa malah pergi sangat jauh dari orbit dan meninggalkan Dira dalam keadaan p...