13. YANG MEREKA UCAPKAN

922 146 113
                                    

13. YANG MEREKA UCAPKAN

* * *

Bukan tantangan yang menjadi penghalang. Tapi ketakutan yang membuatku bimbang.


Apakah aku harus berhenti atau memperjuangkan hingga mati?


* * *

DIRA keluar dari kelas lebih dulu ketika bel istirahat berbunyi. Bahkan Lika yang sudah berteriak meminta untuk menunggu tapi tetap saja Dira tidak mengacuhkannya.

Bukan apa-apa, Dira terlalu bersemangat ketika Genoa sudah kembali bersekolah. Pasti cowok itu masih merasa asing dengan lingkungannya maka dari itu Dira akan memberitahunya. Namun ketika sampai di kelas, Dira melihat Genoa sudah dikelilingi oleh teman perempuan sekelasnya.

Ada rasa sesak tapi seharusnya Dira tidak boleh bersikap seperti itu walau Genoa kini menebar senyum ke semua orang. Padahal yang Dira tahu Genoa tidak semudah itu ramah dengan orang lain. Mungkin cowok itu mencoba tersenyum karena menyesuaikan dengan lingkungannya.

"Genoa," panggil Dira masuk ke dalam kelas kekasihnya. Untuk pertama kalinya Dira seperti menjadi orang asing ketika masuk ke dalam kelas Genoa.

Semua teman perempuan tampak menoleh ke arah Dira dengan kening berkerut. "Lho, Dir, bukannya lo sama Genoa udah putus ya?"

"HAH?!" Sukses Dira terkejut dengan ucapan itu. "Siapa yang bilang?"

"Gue denger anak-anak satu sekolah bicarain lo sama Genoa. Apalagi Genoa amnesia, gue kira kalian beneran udah putus."

"Memangnya kalau amnesia harus putus?" tanya Dira yang tak ingin mendengar jawaban apapun. Ia menggeser sedikit posisinya menahan sesak yang menyelimuti hatinya sekarang. "Gue sama Genoa baik-baik aja kok. Gak ada yang perlu diomongin tentang gue sama dia."

Dira tanpa melihat, langsung meraih tangan Genoa agar mengikuti langkahnya. Banyak mendapatkan tatapan dari satu kelas sudah menjadi masalah bagi Dira. Apalagi ketika satu sekolah membicarakan mereka berdua, memang hal seperti ini sudah diduga oleh Dira akan terjadi. Tapi hatinya belum siap menerima pembicaraan orang lain mengenai dirinya.

Langkah yang tak jelas arahnya, Dira masih saja membawa Genoa mengikuti ke mana kakinya berjalan. Tidak lagi berjalan ke kantin, Dira malah berbelok ke arah lain.

Tanpa sadar ia sudah gemetar dan sekujur tubuhnya tidak tahu lagi harus merasakan seperti apa.
Ternyata dia tidak sekuat malaikat atau bidadari yang pernah Lika katakan. Dira masih manusia biasa yang memiliki perasaan rapuh dan menangis seperti ini.

Remasan tangan Dira makin menguat. Entah mengapa, perasaan gelisah Dira melebar menjadi lebih banyak. Ketika sampai di depan perpustakaan Dira menarik Genoa untuk masuk ke dalam ruangan itu.

Bukan mencari buku, Dira mencari sebuah rak kosong yang berada paling pojok, dan kakinya mengarah ke sana. Masih meremas tangan Genoa. Ia akhirnya sampai di sana dan bersandar pada tepi rak itu hingga turun menyentuh lantai. Genoa ikut terduduk ketika gadis di hadapannya makin meringkuk.

Dira menangis sambil mencium tangan yang berada di genggamannya. Menangis sejadi-jadinya, berulang kali mengecup tangan itu. Sambil meremasnya dan menggenggamnya erat.

Dira menumpahkan tangisannya di sini seolah keresahan di hatinya saat Genoa katakan kepadanya hari itu telah menjadi satu. Menjadi yang paling bukit dan membuat Dira ingin memutar ulang waktu.

Namun, Dira lupa telah mengajak Genoa mengikutinya dan kebiasaan Dira saat menangis ketika bersama cowok itu malah dilakukan olehnya. Buru-buru Dira melepaskan tangan Genoa.

"Sorry, Gen, aku gak sadar." Dira menatap mata Genoa sebelum akhirnya ia menyatukan kedua tangannya dan kembali menangis.

Genoa menggeleng dan meraih tangan Dira. Kini tangan Dira ditutupi sepenuhnya oleh tangan Genoa. Dira yang belum mengusap air matanya tampak jelas masih berjatuhan di pipi.

"Nangis karena ucapan orang lain?"

Dira menggigit daging bibir bawahnya dengan gemetar.

"Lo pikirin ucapan semua orang satu sekolah?"

Dira sudah tak kuat lagi ia langsung memeluk erat Genoa yang mampu membuat cowok itu sedikit terhuyung ke belakang.

"Aku takut, Genoa. Aku takut kalau semua yang mereka ucapkan terjadi."

* * *

ABSEN YANG MASIH TERUS BACAA?

SHARE JUGA NIH KE TEMAN-TEMAN KALIAN BUAT BACA CERITANYA❗❗❗

LANJUT KAN?!

NEXT?

SPAM KOMENTAR YUK SUPAYA TERUS LANJUT

SEMOGA SUKAAA

TERIMA KASIH

FOLLOW INSTAGRAM
@ERLITASCORPIO
@ERLITASCORPIOWP
@FIRLANAGRANDE

Siap banjir air mata???

Titik TerendahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang