85. UNTUK MAMA

671 87 23
                                    

Apa lagi yang bisa kulakukan? Kamu memang tidak bisa aku mengerti. Kamu berkata kalau aku tetap di sini. Tapi ternyata kamu yang pergi.

Berusaha untuk mengejar tapi aku takut sepertimu. Yang penuh ingkar janji. Untuk tetap di sini, tetapi menjauh pergi.

* * *

"KAMU yakin mau masuk sekolah?"

Ketika mobil berhenti di depan sekolahnya, Genoa menatap mamanya sekali lagi, mengangguk mencoba meyakinkan. Ia dapat info dari grup sekolah akan ada pentas drama musikal yang para muridnya diwajibkan untuk hadir melihat.

Sekarang di sinilah Genoa mencoba menghentikan sejenak tangisannya.

"Hari ini Genoa coba hidup seperti biasa untuk Mama."

"Untuk Mama?" Adya tidak mengerti dengan ucapan putranya.

Genoa tersenyum. "Genoa udah buat Dira nangis berkali-kali, Ma. Sekarang Genoa gak mau buat Mama nangis seperti Dira, Genoa gak mau Mama ninggalin Genoa juga, sama seperti Dira yang pergi dari Genoa."

"Kamu sangat mencintai Dira." Adya menjawabnya. "Kalian berdua sama-sama saling mencintai. Bahkan Mama sudah menyukai hubungan kalian saat kamu menceritakan Dira kepada Mama."

"Tapi Tuhan gak membuat Genoa sama Dira bersama, Ma."

"Karena kamu sama Dira akan hidup bersama bukan di dunia ini."

Genoa menaikkan sebelah alisnya. "Memang di mana, Ma?"

"Di kehidupan selanjutnya, kehidupan yang lebih abadi dibandingkan dengan dunia ini."

Genoa memeluk mamanya erat. Walau bahunya sudah naik-turun menahan sesak di hatinya. Ia tidak ingin menangis tapi keadaan selalu memaksa dirinya menjadi cengeng seperti ini.

"Ma."

"Ya?"

"Boleh Genoa minta izin dari Mama?"

"Izin apa, Genoa?" tanya Adya mencoba memberikan ruang cerita kepada putranya sekali lagi masih di dalam mobil mereka mencoba untuk saling menguatkan satu sama lain.

"Boleh kalau Genoa hanya mencintai Dira? Boleh kalau Genoa gak bisa melupakan Dira?"

Adya membulatkan matanya terkejut. "Maksud kamu, Gen?"

Genoa kembali menegaskan. "Boleh kalau Genoa hanya bisa dengan Dira?"

"Apa kamu bisa?"

Genoa menganggukan kepalanya. "Karena dengan Genoa mencintai perempuan selain Dira. Ucapan Mama barusan gak akan terjadi."

"Bertemu di kehidupan selanjutnya?"

"Ya. Kalau Genoa mencintai perempuan lain, bukan Dira lagi yang Genoa harapkan, Ma. Pasti Genoa akan mengharapkan perempuan lain."

Adya terdiam. Ia sendiri bingung harus menjawab apa. Sejujurnya merasakan hampir kehilangan Genoa adalah kejadian yang sangat sedih dihidupnya.

Berada diposisi seseorang yang kehilangan orang dicintai adalah hal yang ingin Adya akhiri saja. Dan mungkin itu yang Genoa rasakan sekarang, mencintai Dira sampai akhir hidupnya.

"Mama gak bisa melarang atau membiarkan kamu begitu saja, Genoa."

"Genoa udah janji sama Dira, Ma. Hanya Dira yang Genoa cinta. Hanya Dira."

Belum Adya membalas ucapan itu tapi Genoa sudah ke luar dari mobil dan meninggalkannya tanpa bicara lagi.

Adya menghela napasnya berat, ia juga bingung harus seperti apa menanggapi Genoa.

Tapi Adya memang melihat jelas bagaimana kesungguhan Genoa terhadap Dira.

Walau tidak pernah ada yang tahu hidup manusia ke depannya akan seperti apa.

* * *

VOTE DAN KOMENTAR SEBANYAK MUNGKIN!

SHARE JUGA NIH KE TEMAN-TEMAN KALIAN BUAT BACA CERITANYA❗❗❗

LANJUT KAN?!

NEXT?

SPAM KOMENTAR YUK SUPAYA TERUS LANJUT

SEMOGA SUKAAA

TERIMA KASIH

FOLLOW INSTAGRAM
@ERLITASCORPIO
@ERLITASCORPIOWP
@FIRLANAGRANDE

Titik TerendahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang