35. BILANG IYA

670 101 1.5K
                                    

"HAH?" kaget Lika. Ia bingung, salah mendengar atau Genoa yang salah mengucapkan itu kepadanya. "Maksudnya, Gen?"

"Gue mau jadi pacar lo. Lo mau jadi pacar gue?" Benar, jika ucapan diperjelas lagi itu artinya semua ucapan yang tadi Lika dengar benar. Genoa baru saja mengatakan itu kepadanya.

"Tapi, Gen, gue masih gak ngerti apa yang lo bicarain sekarang." Lika jadi serba merasa kecanggungan yang melanda. "Lo kan pacar Dira, Gen."

Genoa terdiam. Mereka berdua saling menatap. Lagi dan lagi Genoa terus berpikir atas apa yang diucapkannya. "Gue mau putus dari, Dira," balasnya seolah itu hal yang mudah. Hal yang seharusnya dipikirkan panjang lebar. Bukan asal mengambil keputusan.

"Ini gue lagi gak mimpi kan, Gen? Lo mau putus dari Dira?" tanya Lika tidak mengerti. Jujur, ia memang menyukai Genoa sejak malam itu. Sejak kecelakaan itu. Tapi Lika berharap bahwa dia hanya jatuh cinta kepada senyuman cowok itu.

"Gue nyata di sini. Lo gak lagi mimpi." Genoa menjawabnya lagi. Matanya masih menatap tangan Lika yang digenggam olehnya.

"Lo yakin mau putus dari Dira?" Kembali memastikan, Lika mencoba mengembalikan kesadaran Genoa atas ucapannya barusan. "Kalian udah hampir mau dua tahun pacaran. Lo serius mau selesain hubungan kalian gitu aja?"

"Emang muka gue gak kelihatan serius?" tanya Genoa malah membalikkan pertanyaan.

Lika mengalihkan pandangannya. "Tapi kenapa lo tiba-tiba mau jadi pacar gue?"

"Sejak gue lihat lo di rumah sakit waktu itu, gue suka lihat lo," jawab Genoa mengeratkan genggamannya. "Gue kira lo pacar gue. Ternyata gue pacar Dira. Tapi perasaan gue terus memilih lo."

Lika bukannya ingin merebut Genoa dari Dira. Ia tidak sampai sejahat itu. Tapi apakah bisa jika Genoa benar mencintainya? Jika mereka bisa bersama. Jika Lika juga mencintai cowok itu.

"Lo akan bilang apa sama Dira kalau lo mau putus?" tanya Lika mencecar banyak pertanyaan sejak tadi kepada cowok itu. "Apa lo udah serius ambil keputusan itu? Apa lo udah gak cinta sama Dira?"

Gue cinta, Dira. Tanpa sadar jawaban itu ada di hati Genoa.

"Masih yakin sama hubungan kalian?" tanya Lika masih mencoba menyelesaikan masalahnya.

Gue masih mencintai, Dira.

"Gue ragu sama perasaan gue buat Dira." Genoa selalu seperti itu. "Dia yang buat perasaan gue ragu. Dia yang terlalu sempurna buat gue. Sampai gue gak yakin, apa perasaan gue benar cinta atau cuma mau mempermainkan hatinya."

Lika menghela napasnya. "Terus sekarang, perasaan lo yakin buat siapa?"

"Buat lo. Saat ini perasaan gue yakin buat lo."

"Tapi, Gen, gue takut buat Dira sedih."

"Gue udah bilang sama Dira. Jangan memaksa, tapi dia gak bisa terima diri gue yang sekarang. Dira memaksa gue untuk jadi seorang Genoa yang dia kenal."

"Gen, gue gak bisa jawabnya."

"Mudah, kalau lo juga suka sama gue. Ya jangan bilang nggak sebagai jawabannya."

"Terus gue harus bilang iya?"

"Iya."

* * *

ABSEN YANG MASIH TERUS BACAA?

SHARE JUGA NIH KE TEMAN-TEMAN KALIAN BUAT BACA CERITANYA❗❗❗

LANJUT KAN?!

NEXT?

SPAM KOMENTAR YUK SUPAYA TERUS LANJUT

SEMOGA SUKAAA

TERIMA KASIH

FOLLOW INSTAGRAM
@ERLITASCORPIO
@ERLITASCORPIOWP
@FIRLANAGRANDE

Titik TerendahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang