14. SEPERTI KECELAKAAN ITU

907 144 105
                                    

14. SEPERTI KECELAKAAN ITU

* * *

Genoa dapat merasakan napas Dira yang belum teratur. Tangisan cewek itu sulit untuk direda, di sini ia merasakan dunia Dira terasa runtuh. Tapi Genoa tidak tahu yang harus dilakukan oleh cowok itu.

"Jangan percaya sama omongan mereka!" tegas Genoa mencoba menghentikan tangisan Dira. Ia merasa pelukan itu melonggar dan cewek itu sibuk menghapus air matanya.

"Mungkin aku akan percaya kalau ucapan itu terjadi pada kamu yang dulu," seru Dira menahan sesak yang selalu menyelimuti hatinya belakangan ini. "Tapi sekarang beda, Genoa. Satu sekolah tau kalau kamu amnesia. Satu sekolah mungkin berpikir kalau aku bukan pacar kamu lagi. Tapi, Gen, aku harap itu gak terjadi."

Genoa bangun dari sana dan mengulurkan tangan ke depan Dira. Alisnya terangkat untuk mengajak Dira mengikuti langkahnya. Walau dia tidak menjawab ucapan Dira tapi Genoa memiliki tujuan kali ini.

Kini berbanding terbalik, Genoa yang menuntun Dira untuk mengikuti langkahnya. Langkah yang tadi cepat kini melambat seperti lemah dan tak berdaya.

"Aku baru sadar, Gen, kamu sekarang gak pernah senyum."

Genoa menoleh. "Memangnya gue suka senyum?"

Dira mengangguk cepat. "Aku menyukai senyuman kamu. Senyum kamu manis dan kamu sangat tampan."

Mengalihkan pandangannya, Genoa tampak menggeleng heran namun tersenyum atas ucapan itu. Pantas Genoa bisa dekat dengan Dira karena cewek itu menyenangkan dan kata-katanya membuat perasaan Genoa tenang.

Padahal Dira belum berusaha untuk membuatnya jatuh hati tapi Genoa merasa hal yang berbeda. Dira tampak diam kali ini dan hanya menurut saja tarikan tangan Genoa hingga akhirnya mereka berhasil sampai di kantin.

"Kamu tau kantin? Kamu ingat?" tanya Dira cepat. Sementara Genoa tertawa mendengar ucapan gadis itu. Hal lucu yang terjadi kali ini berhasil membuat mood Genoa membaik.

"Pertanyaan lo lucu," tawa Genoa masih saja terbentuk walau Dira mengalami kebingungan. "Ada tulisan kantin di sana, gue masih bisa kok nemuin tempat-tempat yang bisa gue lihat."

"Genoa!" kesal Dira menekuk bibirnya. "Aku kira kamu ingat."

Langsung saja Genoa mengajak Dira untuk duduk di salah satu meja kantin yang masih kosong. Ia menghampiri penjual makanan dan dengan cepat Genoa kembali membawa dua piring siomay disusul dengan es teh manis untuk disantap oleh mereka berdua.

"Ayo makan dulu, dari tadi lo nangis. Nangis kan buat capek, pasti sekarang lo laper."

Dira perlahan mengambil garpu namun matanya tetap memperhatikan Genoa. Banyak sekali pikiran akan ketakutan-ketakutan mengenai dirinya dan Genoa. Sementara Genoa sibuk menyantap siomay itu.

Dira pun ikut melahap siomaynya dan menikmati kebersamaan mereka berdua. Walau rasanya tidak sama, tidak seperti saat itu Genoa yang duduk di sebelahnya. Bukan duduk berhadapan seperti ini, Genoa yang Dira kenal pasti lebih suka duduk di sebelahnya.

"Itu Dira, Genoa kan amnesia, mereka kok masih pacaran?"

"Iya ya, seharusnya kan Genoa lupa sama Dira. Kok sekarang Genoa masih berduaan sama Dira ya?"

"Genoa beneran amnesia gak sih? Kayak biasa aja ya. Apa hoax nih? Gue kalau nonton sinetron yang ada orang amnesianya saling menjauh ini mereka malah asik berdua."

"Padahal anak-anak satu sekolah heboh gara-gara Genoa amnesia. Pasti dia sama Dira bakal putus."

Dira memejamkan matanya dan menunduk. Ia sudah tidak ingin menangis lagi, Dira tidak mau mengeluarkan air matanya untuk kali ini. Sejak tadi sudah malu karena menangis di depan Genoa. Sekuat tenaga Dira menahan air matanya untuk tidak keluar.

Genoa mengarahkan tangannya ke telinga Dira. Menutupi kedua telinga gadis itu hanya dengan tangan. Usaha itu memang tidak berhasil untuk meniadakan suara-suara yang membicarakan mereka.

"Masih aja dengerin ucapan orang lain!" tegur Genoa membuat mata Dira terbuka, gadis itu tampak sedikit terkejut dengan perlakuan Genoa.

"Ucapan mereka seperti kecelakaan kamu malam itu, Gen, bukan cuma kamu yang merasakan sakit. Tapi hatiku lebih hancur, kepalaku mungkin sudah meledak, dan sekarang sekujur tubuhku seperti sudah gak ada raga lagi, Genoa."

* * *

ABSEN YANG MASIH TERUS BACAA?

SHARE JUGA NIH KE TEMAN-TEMAN KALIAN BUAT BACA CERITANYA❗❗❗

LANJUT KAN?!

NEXT?

SPAM KOMENTAR YUK SUPAYA TERUS LANJUT

SEMOGA SUKAAA

TERIMA KASIH

FOLLOW INSTAGRAM
@ERLITASCORPIO
@ERLITASCORPIOWP
@FIRLANAGRANDE

Siap banjir air mata???

Titik TerendahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang