Dira kini duduk di hadapan Genoa yang sibuk melahap makanannya. Cowok itu terlihat rakus, padahal sejak tadi dia tidak mengeluh lapar sama sekali.
Untuk pertama kalinya ia melihat Genoa makan sampai selama ini karena biasanya Dira malah tertawa karena diajak bercanda oleh Genoa. Tapi cowok itu sekarang malah sibuk makan sendiri tanpa mau mengajaknya bicara sama sekali.
"Kenapa?" tanya Genoa tiba-tiba membuyarkan lamunan gadis itu. "Lo mau nanya sama gue, Dir?"
"Aku lagi berusaha membuat kamu balik lagi jadi dulu, Gen." Dira menjelaskan tepat di depan Genoa langsung. "Aku masih gak nyaman apalagi cara bicaramu aja berbeda. Aku merasa semuanya asing, sejak pertama kenal kamu aja kamu sudah memanggilku dengan aku-kamu.
Terus aku diam dan mencoba gak peduli tapi aku selalu pikirin itu, Gen. Aku masih terbiasa dengan kamu yang aku tau, walaupun kamu bilang kamu mencintaiku tapi dengan cara berbeda? Gen, apa harus aku yang menurutimu? Apa kamu juga gak mau terbiasa denganku?"
"Jadi intinya lo masih bingung gimana gue bisa jadi Genoa yang lo kenal?" tanya Genoa menyudutkan gadis itu.
"Iya, Gen." Dira menunduk sedih. "Aku gak biasa buat mendekati seorang laki-laki. Bahkan laki-laki yang berani mendekatiku cuma kamu, Gen."
Genoa mengangguk. "Jadi lo kesusahan ya. Gue juga mikirin itu sejak beberapa hari yang lalu, maaf ya gue salah bicara jadi buat lo kepikiran gini. Lo gak perlu berusaha, Dira, gue yang sebenarnya berusaha buat jadi Genoa yang lo kenal."
"Kamu benar melakukan itu, Gen? Sendirian?"
Genoa mengedikkan bahunya. "Niatnya sendirian, tapi kalau lo mau bantuin gue juga gak apa-apa."
"Mau, mau, Gen. Dira mau bantuin Genoa." Dira menjadi semangat mendengar itu. "Aku siap bantuin kamu, mungkin kamu gak tau kebiasaan kamu gimana. Tapi aku berusaha buat memperbaiki semuanya."
"Bersama gue, kan?"
"Iya, sama kamu."
Genoa tersenyum mendengar itu. Ia jadi lupa berbicara kepada Dira tentang itu. Untungnya gadis itu mengatakannya, ia salah meminta gadis itu yang berusaha sendirian karena seharusnya Genoa yang mencoba memperbaiki dirinya.
Apalagi gadis seperti Dira harus memperjuangkan cowok seperti dirinya itu tidak mungkin mudah. Atau bahkan dia tidak pernah berdekatan dengan cowok manapun ketika Dira sendiri sudah nyaman dengan Genoa.
"Lo gak makan?" tanya Genoa ketika melihat Dira hanya mengaduk makanannya. "Makan, Dir, lo gak bisa berusaha sama gue kalau lo sakit."
Dira tertawa mendengar itu lalu ia makan dengan wajah yang tak lepas dari bahagia. Ia bahagia sekarang karena Genoa mengerti keadaan dirinya, cowok itu kini yang memperhatikan Dira.
Akhirnya ketika Dira selesai makan, Dira langsung saja mengajak Genoa untuk balik ke kelas. Banyak obrolan yang dilakukan keduanya kali ini dengan tawa yang baru kali ini Dira rasakan.
"LO KALAU GAK SUKA GUE DEKET SAMA DIA GAK USAH IKUT CAMPUR!"
"EH, GUE GAK MAU SAHABAT GUE KEMAKAN OMONGAN PALSU LO ITU!"
Suara itu memenuhi koridor sekolah, Dira bingung melihatnya. Namun ia tidak salah melihat kalau di sana ada Lika dan Jiwa yang sedang beradu argumen. Tidak tahu apa yang mereka katakan karena banyak sekali yang mengerubungi keduanya.
Tetapi Genoa malah menarik tangannya untuk mendekat. Seolah cowok itulah yang langsung mengerti keadaan dan mengajak Dira untuk melihatnya.
"LO CUMA COWOK BERENGSEK!"
"SIALAN!"
Suara pukulan terdengar keras. Siapapun yang melihat pukulan itu tampak terkejut. Jiwa baru saja ingin menampar wajah Lika namun kini Genoa berada di depan Jiwa menonjok wajah cowok itu.
Semua orang jelas terkejut dengan kejadian ini, belum pernah ada yang menciptakan keributan sampai seperti ini. Jiwa terjatuh mendapat pukulan keras dari cowok yang tidak dikenalnya sama sekali.
Lika melihatnya tampak tercengang. "Genoa?"
"Gak usah jadi cowok kalau beraninya nampar cewek!"
Bukan hanya semua orang. Yang lebih terkejut di sini adalah Dira. Melihat Genoa seperti itu bukanlah hal yang familiar untuknya.
Setelah mengatakan itu kepada Jiwa, Genoa berbalik badan dan meraih tangan Dira yang hanya bisa menjadi patung ketika melihat Genoa.
* * *
ABSEN YANG MASIH TERUS BACAA?
SHARE JUGA NIH KE TEMAN-TEMAN KALIAN BUAT BACA CERITANYA❗❗❗
LANJUT KAN?!
NEXT?
SPAM KOMENTAR YUK SUPAYA TERUS LANJUT
SEMOGA SUKAAA
TERIMA KASIH
FOLLOW INSTAGRAM
@ERLITASCORPIO
@ERLITASCORPIOWP
@FIRLANAGRANDE
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Terendah
Teen FictionKetika Genoa memaksa Dira memasuki sebuah orbit. Dira menikmati keadaan dirinya yang terperangkap. Sementara ketika Dira merasa bahwa dirinya berada di tempat yang tepat. Genoa malah pergi sangat jauh dari orbit dan meninggalkan Dira dalam keadaan p...