11. MENJADI FAVORIT

959 145 110
                                    

11. MENJADI FAVORIT

* * *

Bel istirahat berbunyi, semua orang yang berada di SMA May menghentikan aktivitasnya karena waktu untuk mereka menjeda dari kegiatan rutin mereka.

Apalagi murid-murid yang menyukai jam istirahat rasanya terbebas dari jam pelajaran adalah kesenangan yang tak terkira.

Lika di sini malah menarik cepat tangan Dira. "Ayo, buruan ke kantin!"

"Yah, kan buru-buru amat. Bentar."

Dira yang memang sedang sibuk merapikan bukunya ke laci meja tampak tak memedulikan bagaimana keresahan Lika yang sejak tadi mencoba menoleh ke arah belakang.

"Lama ih!" kesal Lika menjadi masih tetap menarik tangan sahabatnya.

"Sebentar dong," seru Dira mencoba tenang. "Lagian buru-buru ke kantin juga percuma, Lik, di sana ramai."

Dan juga gak ada Genoa, batin Dira merasakan hal yang tadinya biasa ia lakukan harus tidak lagi gadis itu rasakan.

Entah, apakah nantinya Genoa masih akan bersamanya makan di kantin atau cowok itu mencoba jauh dari Dira. Tapi status aku sama kamu masih pacaran kan, Gen?

Harusnya.

Harusnya memang masih pacaran karena Genoa tidak mengucapkan kata putus ketika tahu status mereka pacaran. Mungkin Genoa ingin tahu seberapa kuat Dira dan usaha gadis itu mempertahankan hubungan mereka.

Hubungan yang Dira sendiri tidak tahu harus memulainya dari mana.

Akhirnya mereka berdua berjalan ke kantin. Sebenarnya tidak ada yang perlu dipikirkan oleh Lika, tapi sepertinya gadis itu masih paranoid karena mantannya satu sekolah dan satu kelas lagi sama dirinya.

"Lo tadi liat Jiwa gak, Dir?" tanya Lika saat keduanya sudah mendapatkan tempat untuk makan. Untungnya walaupun kantin ramai tapi beberapa meja masih kosong dan dirinya bersama Dira bisa makan berdua di kantin.

"Gak tau," jawab Dira melahap makanannya. "Gue gak merhatiin juga."

Memakan satu mangkuk bakso memang paling enak, tak ada menu di kantin yang melebihi enaknya makanan berkuah ini. Jangan salah itu memang makanan favorit Dira dan Lika, mereka memang sama dan cocok sekali kalau memilih selera.

"Gue boleh duduk di sini?"

Dira menoleh ke asal suara. Sementara Lika tahan napas mendengar suara itu, suara yang dihapalnya sekali dan sekarang dengan jarak radius yang kecil Lika tahu siapa pemiliknya.

"Boleh."

"Dira sialan!" gerutu Lika dalam hati ketika sahabatnya malah menyetujui cowok itu untuk bergabung bersama mereka. "Bego. Gue males sama lo!!!"

Tatapan jengkel Lika berikan kepada Dira yang dibalas dengan senyuman gadis itu. Sementara Jiwa duduk tepat di sebelah Lika, benar-benar situasi yang bikin Lika ingin berteriak sekarang.

"LO NGAPAIN DUDUK TERLALU DEKET?!"

Teriakan Lika membuat Jiwa menoleh ke arahnya dan membulat sempurna. Cewek itu adalah mantan pacarnya, tidak salah lagi Jiwa bahkan mengingatnya saat Lika menamparnya sekeras tenaga waktu itu. Ia tidak percaya jika yang ada didekatnya sekarang adalah Lika. Jauh tidak percaya ternyata cewek itu berteman dengan Dira.

"Kok lo ada di sini?" tanya Jiwa bingung. Wajah polosnya meminta ingin ditonjok detik ini juga.

"NANYA ADA DI SINI? MAKSUD LO APA?! BEGO AMAT LO. INI SEKOLAH MANTAN LO!" teriak Lika tak tertahan. Memang kalau sudah emosi bawaannya ngamuk sana-sini. "MANTAN YANG UDAH LO SELINGKUHIN. GUE KIRA LO UDAH MATI TENGGELAM SAMA COWOK-COWOK BERENGSEK DI LUAR SANA!"

Jiwa menggelengkan kepalanya heran. Sama saja seperti mantannya yang lain, hobinya teriak-teriak. Dalam hati ia tidak menyangka jika Lika masih mengharapkannya padahal Jiwa sudah sebisa mungkin menjauh darinya.

Ia kini menatap ke depan, terlihat seorang perempuan yang tersenyum manis sejak tadi pagi Jiwa melihatnya.

"Lika," tawa Dira terdengar. "Jangan buat malu diri lo sendiri dong!"

Jiwa menunduk menyantap kembali makanannya, sembari tersenyum setelah memperhatikan Dira. Ada ya cewek yang senyumnya semanis itu? Jiwa suka melihatnya.

"Lika udaaaahhh!" ujar Dira masih tak habis pikir ternyata aslinya Lika heboh seperti itu, mungkin karena terlalu sakit hati karena Jiwa.

Dan Jiwa menyukai suaranya. Cowok itu kembali memperhatikan Dira yang tepat ada di hadapannya. Biasanya ia hanya menyukai perempuan dari fisik.

Tapi sepertinya cewek di hadapannya kali ini berbeda, semuanya menjadi favorit.

* * *

ABSEN YANG MASIH TERUS BACAA?

SHARE JUGA NIH KE TEMAN-TEMAN KALIAN BUAT BACA CERITANYA❗❗❗

LANJUT KAN?!

NEXT?

SPAM KOMENTAR YUK SUPAYA TERUS LANJUT

SEMOGA SUKAAA

TERIMA KASIH

FOLLOW INSTAGRAM
@ERLITASCORPIO
@ERLITASCORPIOWP
@FIRLANAGRANDE

Siap banjir air mata???

Titik TerendahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang