34. SUKA SAMA LO

669 97 1.2K
                                    

Genoa sedang asik memetik gitarnya di ruang musik. Ia menyukai musik pop. Lagu favoritnya banyak sekali dari band, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Apalagi ia sering cover lagu-lagu yang menurutnya bagus untuk dinyanyikan.

Namun ketika sedang fokus memetik gitar, ia melihat seorang perempuan seperti kebingungan masuk ruang musik. Dirinya sejak tadi sendirian di ruangan itu, sebenarnya Genoa izin untuk ke UKS karena kepalanya kembali sakit. Tetapi dia malah pergi ke ruang musik yang sepertinya lebih seru dibandingkan UKS.

"Mau cari apa?" tanya Genoa langsung. Namun, cewek itu terkejut dan berdiri tegak ketika ditanya.

"Genoa," ceplosnya. Detik berikutnya ia terkekeh malu menyadari keterkejutan dirinya sendiri. "Ini gue mau cari buku musik buat piano ada gak ya?"

Genoa menggelengkan kepalanya. "Gue gak tau kalau piano. Coba lo cari di laci."

"Ah, iya ini gue juga mau cari."

Tapi bukannya melanjutkan bermain gitar lagi, Genoa malah memperhatikan cewek itu. "Mau ada acara apa, Lik? Sampe lo nyari buku di sini?"

"Buat drama musikal, Gen. Soalnya gue ikutan dan dapat peran yang harus bisa main piano." Lika menggaruk tengkuknya, ia canggung berada di sini. "Lo gak ikut drama musikal, Gen?"

"Nggak. Gak suka." Genoa menjawabnya lagi. "Dira gak ikut drama musikal?"

"Dira gak suka sama kayak gituan. Dari dulu dia gak mau ikut acara yang berkaitan sama sekolah. Apalagi udah ada lo, Dira pasti lebih senang bareng sama lo."

Genoa menganggukkan kepalanya mengerti. Ia menyandarkan punggungnya kembali dan memetik senar gitar dengan lihai. Kesempatan Lika untuk bertanya kepada cowok itu disaat seperti ini.

"Gue follow instagram lo," ucap Lika tanpa harus mengatakan apapun lagi. "Lo udah tau?"

"Tau," jawab Genoa cepat. "Gue udah konfirmasi private-nya."

Lika menggigit bibirnya sebentar lalu berjalan mendekat ke arah Genoa. "Tapi lo gak follback gue?"

Genoa mendongak. "Nggak," balasnya sesuai kenyataan. "Gue gak follow orang di instagram."

"Oh, gitu ya." Lika merasakan suasana yang awkward bersama Genoa. "Gue lihat feed, gak ada foto lo sama sekali. Cuma ada Dira. Kalian gak pernah foto berdua?"

Mengendikkan bahunya, Genoa tampak berpikir. "Gue gak tau pernah foto bareng sama Dira atau nggak. Tapi gue sama Dira gak pernah ada waktu buat pegang hape pas berdua."

"Kalian terlalu asik ngobrol ya?" tanya Lika lagi begitu ingin tahu seperti apa saat kebersamaan Dira dengan Genoa.

"Iya, terlalu asik bertukar pikiran." Genoa menjelaskan yang menurutnya sudah mencerminkan antara dirinya dengan kekasihnya. "Cara dia menyampaikan perasaannya, gue suka."

Lika tersenyum sekiranya. "Dulu, gue kira lo cuma seorang laki-laki yang jadi pacar Dira. Sampai gue tau lo, kecelakaan malam itu lo ehm ... terakhir kalinya lo ingat Dira."

Ia duduk tepat di kursi kosong yang ada di sana. "Lo telepon Dira tapi hape dia ada di gue. Jadinya gue yang angkat. Tapi Gen, sorry banget karena gue yang angkatnya lama lo jadi kecelakaan."

Genoa tidak merespons. Ia mengerjapkan matanya, fokusnya hilang. Kepalanya kembali berdenyut dan seolah udara di sekitarnya seperti menguap hingga tak bersisa.

"Gue gak bisa bohong, Gen, lihat kondisi lo waktu itu gue takut. Gue bahkan baru sadar kalau lo pacar Dira pas lo nyebut namanya."

"Argh!" Genoa menggeram sakit. "Berhenti bicara tentang itu."

"Lo kenapa, Gen?" tanya Lika kebingungan karena cowok itu terlihat kesakitan. Ia menarik tangan Genoa cepat, lalu mengusapnya berusaha menenangkan cowok itu. "Gak tau cara ini berhasil atau nggak. Tapi semoga perasaan lo tenang, Gen."

"Jangan cerita apapun tentang kejadian itu. Gue gak bisa ingat apa-apa. Yang ada kepala gue sakit."

"Sabar, Gen. Semuanya bakal kembali baik, asalkan lo sabar."

Genoa melihat wajah Lika yang tersenyum. Ia lupa telah berbicara apa kepada Dira. Tapi pemikirannya dengan Lika sama?

Genoa lupa, ia balas tersenyum ke arah Lika. Genoa lupa Dira mencintainya. Tapi kata-kata Lika membuat Genoa ingin membuka perasaan yang mengganjal di hatinya.

Ingin tahu apakah Dira benar mencintainya? Ingin tahu apakah Dira bisa meyakini hatinya? Sekarang bolehkah Genoa mencoba untuk berpindah hati?

Hanya sementara. Hanya untuk meyakinkan hatinya.

Genoa tersenyum ke arah Lika sekali lagi. "Makasih."

"Gak apa-apa, Gen." Lika menjawabnya dengan senyuman juga. Tapi ia tidak memprediksi bahwa sekarang cowok itu yang balik menggenggam tangannya. "Ada apa, Gen?"

"Kalau gue suka lo. Lo bakal terima gak?"

* * *

ABSEN YANG MASIH TERUS BACAA?

SHARE JUGA NIH KE TEMAN-TEMAN KALIAN BUAT BACA CERITANYA❗❗❗

LANJUT KAN?!

NEXT?

SPAM KOMENTAR YUK SUPAYA TERUS LANJUT

SEMOGA SUKAAA

TERIMA KASIH

FOLLOW INSTAGRAM
@ERLITASCORPIO
@ERLITASCORPIOWP
@FIRLANAGRANDE

Titik TerendahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang