57. MENGGANTIKAN

680 94 1.2K
                                    

Ada hal yang belum kita selesaikan, ada perasaan yang menunggu untuk pertanggungjawaban. Kamu menghilang, walau aku tahu kamu tak pernah benar-benar menghilang meski cinta baru saja datang sekarang.

* * *

"GUE gak ngumpulin formulir."

Dira terkejut ketika dirinya mendapatkan sebuah surat izin untuk orang tuanya. Kini ia sedang berbicara dengan salah satu OSIS yang membagikan selebaran surat izin dari sekolah.

"Gue gak tau, info dari guru kelas lo semua ikut kok."

Tak bisa dicegah lagi, Dira jadi terdiam sekarang. Bertanya-tanya dalam hatinya siapa yang mengumpulkan formulir itu? Padahal kertasnya sudah Dira buang ke tempat sampah.

Ia terduduk lemas di kursinya, menatap kertas di atas meja dengan pandangan yang bercampur. Sebab, selain memikirkan tentang dirinya juga siapa pelaku yang telah melakukan ini.

"Gue senang ada acara kayak gini di sekolah." Suara Jiwa tiba-tiba saja masuk dipendengaran, Dira menoleh. "Lo pernah ikut gak? Gue gak tau karena di sekolah gue dulu gak kayak gini."

Dira bingung harus menjawab apa karena waktu kelas sepuluh pun ia tidak ikut acara di alam seperti ini. "Lumayan seru," jawabnya. "Mungkin karena gue kurang suka sama wisata alam."

Jiwa menganggukkan kepalanya senang. Cowok itu kembali duduk di kursinya. Sementara Dira menidurkan kepalanya di atas meja, masih tidak percaya dan harus mengatakan apa ketika formulir itu sudah berada di sekolah.

Tapi Dira tersadar, satu-satunya orang yang tahu apapun tentang dirinya adalah Genoa. Dira bangkit dan berjalan untuk menghampiri cowok itu di kelasnya. Dengan langkah yang cepat, Dira berhasil sampai di depan kelas Genoa.

Belum juga memanggil Genoa, tapi teman sekelas cowok itu sudah memanggilnya ketika melihat ada Dira di sana. Kini Genoa keluar kelas dengan tatapan bingung.

"Ada apa, Dir?" tanya Genoa yang penasaran dengan tujuan cewek di hadapannya.

"Kamu yang kumpul formulir aku ya?" tanya Dira langsung. "Kamu juga yang isi kan?"

Genoa dalam hatinya terkejut karena Dira cepat sekali mengetahui siapa yang mengumpulkan formulir itu. "Gue gak tau, formulir itu kan perlu diisi, gue bahkan gak tau data diri lo."

Lemas. Dira mendadak lemas ketika tak menyadari akan hal itu.

Benar juga, Genoa tidak tahu data dirinya lalu siapa yang mengumpulkan formulir itu.

"Ya, kan?" tanya Genoa lagi, menahan tawanya melihat ekspresi wajah Dira yang malu. "Tapi gue mau tanya, kenapa lo gak kumpulin formulir itu?"

"Aku gak mau minum obat, Genoa, di sana dingin." Dira menjelaskan semuanya. Lebih baik ia menghindari penyakit daripada harus melawannya karena hal seperti ini. "Tahun kemarin aku juga gak ikut acara ini karena itu."

Genoa meraih tangan Dira lalu mendekatkan jarak mereka. Cowok itu memeluk Dira, mengusap bahunya dengan perlahan agar Dira tidak merasakan takut itu.

"Gue janji akan jagain lo di sana. Jangan takut. Karena kalau lo belum mencoba hal baru, lo gak akan tau apa lo mampu." Genoa mengatakan itu, Dira terdiam akhirnya tapi tanpa sadar tidak menolak genggaman Genoa. "Dira yang gue tau itu kuat. Tapi masih aja suka nangis."

Dira tersenyum mendengarnya. Tapi benar kata Genoa, cewek itu masih saja suka menangis, dan sekarang air mata jatuh di pipinya. Sebab kedekatan dirinya dan Genoa hanya sebatas teman sekarang. Cowok itu masih memiliki Lika. Walau Genoa selalu bilang mencintainya tapi Dira sadar diri kalau Lika lebih berhak bersama Genoa.

"Genoa!"

Dira menjauh ketika mendengar suara itu. Ia melihat Lika yang berdiri memperhatikan mereka. Genoa juga ikut melihat dan mengenali siapa yang ada di hadapannya.

Merasa salah berada di sana, Dira pamit pergi. "Maaf, Lik, gue pergi dulu."

Kini Genoa memperhatikan Lika yang berjalan mendekat ke arahnya. Setelah Dira yang pergi menjauh, Lika seolah mengganti posisi Dira di sana. Lika meraih tangan Genoa lalu mengusapnya dengan perlahan.

* * *

ABSEN YANG MASIH TERUS BACAA?

SHARE JUGA NIH KE TEMAN-TEMAN KALIAN BUAT BACA CERITANYA❗❗❗

LANJUT KAN?!

NEXT?

SPAM KOMENTAR YUK SUPAYA TERUS LANJUT

SEMOGA SUKAAA

TERIMA KASIH

FOLLOW INSTAGRAM
@ERLITASCORPIO
@ERLITASCORPIOWP
@FIRLANAGRANDE

Titik TerendahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang