45. FORMULIR

648 107 71
                                    

Jika kamu memilih jatuh cinta, ajari aku bagaimana tidak harus mengenal rasa luka yang akan kamu ciptakan untukku kelak.

* * *

"DI meja kalian masing-masing udah gue bagi formulir dari sekolah."

"Formulir apa nih?"

"Kayak tahun kemarin. Tahun ini bakal diadain lagi outdoor learning di Andong."

Satu kelas langsung berteriak senang-mungkin satu angkatan kelas sebelas senang mendengarnya karena mereka ada waktu untuk liburan. Tentunya belajar di dalam kelas cukup penat, setidaknya dengan berada di alam bisa menghilangkan lelah dalam belajar.

Mereka akan pergi ke Gunung Andong, selain untuk menghilangkan penat tentu juga banyak yang harus mereka lakukan yang berkaitan dengan alam. Jurusan IPS bisa saja membuat laporan tentang keadaan di gunung itu atau IPA yang meneliti tumbuhan di sana. Tapi tidak apa-apa karena sudah dipastikan akan seru sekali walau ada juga tugas sekolah yang harus dikerjakan nantinya.

"Dir, nanti kita-"

Dira menoleh ke samping, mendapati Lika yang bersuara memanggil namanya. Namun, ketika Dira menunggu, cewek itu malah mengalihkan pandangannya. Tak ada lagi suara yang mengajaknya berbicara sementara Dira bangkit dari kursinya sembari membawa kertas formulir itu menuju keluar kelas.

Berkali-kali Dira membaca isi formulirnya. Lagi dan lagi ia menghela napas. Dira tidak bisa ikut kegiatan sekolah ini tapi jika tidak ikut pastinya ia tidak mendapat nilai tambahan nanti.

Dira memperhatikan ke arah lapangan yang malah terasa kosong. "Gue gak bisa ikut ini."

Kesekian kalinya kertas itu kembali diperhatikan oleh Dira. Kalau ia menyetujui berangkat ke sana itu artinya ia harus mengisi formulir dan juga mengumpulkannya ke wali kelas. Tapi kalau tidak ikut apa yang harus Dira katakan sebagai alasan yang bisa dipercaya.

Dira menghela napasnya sekali lagi. Ia lalu mencari tempat sampah terdekat kemudian cewek itu berjalan dan membuang kertas formulir itu ke tempat sampah. Ia ingin menuju ke perpustakaan sembari melupakan hal yang membuatnya sering menangis.

Sementara di sisi lain langkah seseorang mendekati tempat sampah itu, Genoa mengambil formulir Dira dan melihatnya. Sama sekali belum diisi. Genoa melipatnya dan memasukkan ke dalam saku celananya.

Biar Genoa yang mengisi formulir itu dan memberikannya ke wali kelas. Namun, ketika Genoa berbalik, ia terkejut Lika berdiri tepat di belakangnya. Genoa tersenyum ke arah cewek itu. Ia meraih tangan Lika sembari menggenggamnya.

"Lagi ngapain berdiri di situ?"

Genoa menoleh sejenak. "Buang sampah."

Lika menganggukkan kepalanya. "Lo ikut outdoor learning, kan?" tanyanya masih memperhatikan Genoa dari samping.

"Ikut dong," jelas Genoa menjawabnya.

"Gue juga ikut," seru Lika tersenyum lebar. "Ke kantin ya, Gen?"

"Laper ya?" tanya Genoa menatap mata kekasihnya itu. Lika mengangguk kecil. "Ayo deh, gue juga laper."

"Traktir ya, Gen," ujar Lika tertawa. "Ya Genoa. Ya. Traktir Lika makan di kantin!"

Genoa mencubit pipi cewek itu. "Gembul nih minta traktir terus," ucapnya ikut tertawa. "Makanan di kantin kan lo borong semua."

"Genoa!"

"Apa Lika?"

"Jangan rese deh!" Lika cemberut mendengarnya. "Nanti gue pulangnya telat ada latihan drama musikal, tungguin gue ya pulangnya."

"Iya."

"Ih kok ngomongnya gak nengok ke gue sih?" tanya Lika yang marah karena Genoa berbicara tidak menatapnya. "Lo kesel ya nunggunya?"

"Iya. Iya. Gue nunggu kok, kan dari kemarin juga gue nunggu lo pulang selesai latihan." Genoa menatap gemas ke arah Lika. "Yang rese tuh siapa sih sebenarnya lo apa gue?"

"Lo."

"Siapa gue?"

Lika menjulurkan lidahnya, meledek Genoa. "Pacarnya Lika."

* * *

EMOSI BACANYA?? 😂

ABSEN YANG MASIH TERUS BACAA?

SHARE JUGA NIH KE TEMAN-TEMAN KALIAN BUAT BACA CERITANYA❗❗❗

LANJUT KAN?!

NEXT?

SPAM KOMENTAR YUK SUPAYA TERUS LANJUT

SEMOGA SUKAAA

TERIMA KASIH

FOLLOW INSTAGRAM
@ERLITASCORPIO
@ERLITASCORPIOWP
@FIRLANAGRANDE

Titik TerendahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang