Genoa mengusap wajahnya kasar, ia tidak bisa mengendalikan emosi yang memuncak saat itu. Sepertinya karena terlalu menyayangi perempuan ia jadi tidak suka melihat seorang perempuan diperlakukan buruk oleh laki-laki.
Sementara Dira mengeratkan kedua tangannya yang saling menyatu. Ia menatap dengan pikiran yang memuncak di kepalanya. Tidak habis pikir dengan yang dilihatnya barusan. Bahkan seolah mimpi jika melihat Genoa yang berani memukul seseorang.
Ke mana kamu, Gen? Bukan hanya cara mencintai yang beda tapi aku juga harus menerima keanehan yang ada di diri kamu.
Genoa menoleh ke arah Dira. Ia memperhatikan gadis itu yang terdiam. Sepertinya ada yang salah dengan ini semua. Bahkan ramainya kelas tidak memecahkan kesunyian yang menyelimuti.
Bagi Dira juga seperti itu, ia malah saling diam seperti ini hanya karena keterkejutannya atas apa yang ia lihat mengenai Genoa.
Mungkin memejamkan mata bisa menghilangkan sedikit penat, bukannya membaik tapi Genoa malah menghancurkan segala hal yang terjadi.
Genoa mengambil sejumput rambut Dira yang menghalangi wajah gadis itu lalu meletakkan ke belakang daun telinga. Ia memperhatikannya tanpa henti sembari mencari kejanggalan yang tercipta saat ini.
"Lo kaget atau mikir hal lain?" tanya Genoa langsung mampu membuat kekasihnya itu menoleh.
Dira menggelengkan kepalanya. "Masalah mereka makin runyam, Gen," alibinya berbicara mengenai masalah Lika dan Jiwa yang saling penuh amarah.
"Mereka? Sahabat lo itu?" tanya Genoa masih bingung. "Siapa nama sahabat lo? Gue lupa."
"Lika, dia yang waktu itu di rumah sakit bareng aku. Yang kamu kira itu pacar kamu." Dira menatap tepat pada mata Genoa.
"Oh iya, namanya Lika. Mereka berdua punya masalah?" tanya Genoa mengangkat kedua alisnya penasaran.
"Mereka itu mantan pacar, Gen. Waktu itu Jiwa ketauan selingkuh dan Lika sakit hati sama Jiwa. Walaupun awalnya aku gak tau Jiwa, tapi aku coba tenangin tangis Lika. Cuma sekarang aku gak tau Jiwa bisa pindah sekolah dan mereka berdua malah sekelas."
"Terus apa yang lo gelisahin sekarang tentang mereka? Masalah runyam maksudnya gimana?"
"Aku mau cerita ke kamu tapi aku juga masih ragu, Gen. Aku takut salah ambil kesimpulan tentang masalah mereka."
"Buat apa lo ambil kesimpulan? Memangnya lo terlibat sama masalah mereka?" Genoa makin bingung dengan perkataan Dira yang membuatnya memikirkan banyak hal.
Dira menggigit bibirnya ragu. "Aku gak bisa jawab itu, Genoa. Aku gak mau buat kesimpulan yang nantinya salah tapi ucapan Jiwa tadi buat aku takut, Gen."
"Takut kenapa? Memangnya Jiwa orang yang kayak gimana sampai buat lo takut? Dia aneh atau jahat kayak tadi?"
Dira menatap Genoa sebentar, sebelum akhirnya ia menghela napasnya panjang. "Sebenarnya Jiwa gak aneh, Gen, waktu pertama kali kenal juga dia biasa aja. Tapi setelah lihat kejadian dia mau nampar Lika, aku jadi takut karena ingat ucapan dia."
Genoa masih siap mendengar kelanjutannya karena sepertinya ini masalah yang serius. Ternyata bukan hanya Lika yang menjadi masalah tadi tapi Dira yang tak disangka adalah masalah bagi mereka.
"Dia bilang aku hal penting yang dia suka di dunia ini, Gen." Dira menjawabnya pelan. "Aku takut sama cowok kasar gitu apalagi Jiwa banyak mainin perempuan. Awalnya aku biasa aja tanggapin dia tapi kalau ke Lika aja kayak tadi aku makin takut."
"Maksud lo kesimpulan ragu karena masalah tadi itu gara-gara lo?" tanya Genoa sekali lagi memastikan.
"Iya, Genoa."
"Dia suka sama lo, Dir?"
Dira mengangguk pelan. "Mungkin, Gen."
Genoa menghela napas kasar setelah mendengarnya. Bisa-bisanya ada cowok yang berani mencintai Dira-nya.
"Dia gak akan bisa miliki lo, Dir."
"Dia gak berhak miliki lo."
"Siapa pun orangnya gak akan bisa menggantikan posisi gue."
* * *
ABSEN YANG MASIH TERUS BACAA?
SHARE JUGA NIH KE TEMAN-TEMAN KALIAN BUAT BACA CERITANYA❗❗❗
LANJUT KAN?!
NEXT?
SPAM KOMENTAR YUK SUPAYA TERUS LANJUT
SEMOGA SUKAAA
TERIMA KASIH
FOLLOW INSTAGRAM
@ERLITASCORPIO
@ERLITASCORPIOWP
@FIRLANAGRANDE
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Terendah
Teen FictionKetika Genoa memaksa Dira memasuki sebuah orbit. Dira menikmati keadaan dirinya yang terperangkap. Sementara ketika Dira merasa bahwa dirinya berada di tempat yang tepat. Genoa malah pergi sangat jauh dari orbit dan meninggalkan Dira dalam keadaan p...