Aku tak pernah berhenti, namun terkadang harus memiliki rencana melanjutkan kehidupan tanpamu.
Jika suatu saat nanti aku terlihat seperti tak peduli, sesungguhnya aku hanya pandai menyembunyikan kebenaran tentang perpisahan denganmu sendiri.
* * *
GENOA baru saja mengganti seragamnya menjadi baju olahraga. Namun cowok itu hanya mengganti celananya saja sementara atasannya kaos hitam polos. Ia keluar dari kelas dengan bola basket di tangannya.
Tanpa banyak bicara ia sudah melihat teman-temannya di lapangan sedang melakukan pemanasan. Namun memang dirinya sendiri yang belum sampai ke lapangan. Dan malah jalan santai seperti ini tanpa merasa terburu-buru.
"GENOA!"
Seseorang memanggil namanya membuat Genoa menoleh. Mencoba fokus untuk melihat siapa orangnya. Dan detik selanjutnya, Genoa tahu siapa orang yang memanggilnya tadi.
Dia adalah Lika. Gadis itu tampak berlari untuk berada di hadapan Genoa. Ia merencanakan ini untuk mengatakan kepada Genoa atas kejadian waktu itu.
"Gue boleh ngomong sama lo gak?Sebentar aja."
Genoa yang tidak ambil pusing hanya menganggukkan kepalanya saja. Tidak terusik oleh Lika yang kini menghentikan aktivitasnya, gadis itu tampak tersenyum ragu.
"Gue mau bilang terima kasih sama lo." Lika berkata dengan lumayan cepat. "Makasih ya karena lo lindungi gue kemarin. Kalau gak ada lo mungkin gue udah ditampar sama Jiwa."
Genoa mengangkat alisnya. "Gak perlu makasih karena emang mantan lo itu yang berengsek."
"Lo tau Jiwa mantan gue? Eh, dari Dira ya?" tanya Lika gugup sekarang. Menampilkan tawa kecil yang sebenarnya terlihat bodoh untuk kali ini.
"Iya dari Dira." Genoa menjawab dengan memindahkan bola dari tangan kanan ke kiri. Mencoba menunggu kembali apa yang ingin diucapkan oleh Lika.
"Gue mau bilang lagi, semoga lo bisa kayak dulu lagi, ya. Kasihan Dira dia harus berusaha membuat ingatan lo kembali. Gue juga gak tau lo bisa kecelakaan waktu itu untungnya panggilan lo masih aktif dan gue minta orang-orang di sana buat bawa ke rumah sakit."
Lika menceritakan semuanya kejadian malam itu. "Gue akhirnya hubungi Dira dan dia sangat terpukul, Gen."
Lika meraih tangan Genoa dan dia menepuk pelan tangan cowok itu. Seolah ada rasa menenangkan di sana, mencoba supaya masalah sahabatnya bisa selesai. Sementara Genoa terpaku ketika Lika malah berbuat lembut seperti itu kepadanya.
"Kita gak pernah kenal sebelumnya. Walaupun lo pacar Dira tapi lo selalu nutup diri dan gue juga gak bisa maksa Dira buat kenalin lo ke gue," seru Lika yang menjadi penilaiannya tentang kisah cinta Dira. "Tapi gue juga gak ambil pusing kalau memang lo gak mau kenal sama semua cewek."
Lika melepaskan tangan itu lalu melipat kedua tangannya ke depan dada. "Kata Dira lo memang orangnya tertutup sama semua orang. Gue percaya aja sih soalnya selain sama Dira lo memang jarang ngobrol sama orang."
Bel pergantian pelajaran tiba-tiba berbunyi. Seharusnya Genoa sudah ada di lapangan sekarang setelah melakukan pemanasan dan juga Lika yang segera masuk kelas karena mata pelajaran kali ini sedang ulangan harian.
"Tapi, gue saranin sih Gen. Lo lebih terbuka ke semua orang tapi juga lo gak boleh cuekin Dira. Gue gak bisa lihat dia nangis tiap hari waktu itu apalagi pas tau kalau lo amnesia."
Lika menepuk jidatnya menyadari kebodohannya kali ini. "Satu lagi, gue lupa bilang jagain Dira, Gen. Karena Jiwa suka sama Dira. Kemarin gue cuma gak suka lihat cara dia ngobrol sama Dira tapi ternyata Jiwa malah bilang kalau dia suka sama pacar lo."
"Gen?" panggil Lika ketika Genoa diam saja. Ia menggerakkan tangannya di depan wajah cowok itu. "HELLO GENOA?"
Genoa tersadar dari lamunannya. "Eh, iya?"
"Gue duluan ke kelas, Gen, makasih sekali lagi." Lika pamit pergi dan meninggalkan Genoa yang masih tetap di tempatnya.
Namun, Genoa yang melihat punggung menjauh itu hanya terkekeh kecil dan menggelengkan kepalanya heran.
Mengapa ia bisa memperhatikan wajah Lika selama itu?
* * *
ABSEN YANG MASIH TERUS BACAA?
SHARE JUGA NIH KE TEMAN-TEMAN KALIAN BUAT BACA CERITANYA❗❗❗
LANJUT KAN?!
NEXT?
SPAM KOMENTAR YUK SUPAYA TERUS LANJUT
SEMOGA SUKAAA
TERIMA KASIH
FOLLOW INSTAGRAM
@ERLITASCORPIO
@ERLITASCORPIOWP
@FIRLANAGRANDE
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Terendah
Teen FictionKetika Genoa memaksa Dira memasuki sebuah orbit. Dira menikmati keadaan dirinya yang terperangkap. Sementara ketika Dira merasa bahwa dirinya berada di tempat yang tepat. Genoa malah pergi sangat jauh dari orbit dan meninggalkan Dira dalam keadaan p...