"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," Salam mereka serentak.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," Jawab seluruh murid dan guru yang berada dalam kelas tersebut.
"Kami, kelompok satu, akan mem-presentasikan hasil diskusi bersama--" Jennie memimpin pembukaan sembari melirik teman-temannya.
"Dimohon seluruh murid konsisten memperhatikan. Jika ada yang tidak dimengerti, kami membuka sesi tanya-jawab di akhir presentasi. Bisa kami mulai?" Tanya jennie dengan tegas. Diam-diam lisa di belakang tersenyum bangga pada jennie."Bisa!" Jawabnya serentak
Jennie mundur dua langkah ke belakang. Ia kembali ke sisi kanan. Kali ini, lisa yang pertama menjelaskan.
"Saya Lisa, saya disini akan menjelaskan dengan singkat pengaruh bangsa barat dalam bidang politik---"
"Pada masa pemerintahan kolonial, kekuasaan-kekuasaan kerajaan di Nusantara menurun karena adanya intervensi dari pemerintah kolonial, lewat devide et impera. Melalui devide et impera, pemerintah kolonial Belanda berhasil memengaruhi penguasa-penguasa di daerah untuk tunduk terhadap kekuasaannya."
"Kalian tahu kan devide et impera itu apa?"Hening, tak ada yang menjawab.
"Devide et impera itu politik adu domba ya temen-temen," Sambung lisa sambul tersenyum.
"Nah untuk contoh kalian bisa lihat---Nah, itu contohnya." Lisa menunjuk pintasan layar yang menyorot pada papan tulis."Untuk bidang selanjutnya, akan dijelaskan oleh teman saya." Lisa mundur kembali, berganti dengan jeka yang maju kedepan.
"Saya Jeka, saya akan menjelaskan mengenai bidang ekonomi---"
"Dengan datangnya Bangsa Eropa, masyarakat Indonesia diperkenalkan pada mata uang di masa Raffles menjalankan kebijakan Sistem Sewa Tanah. Diperkenalkannya uang kertas dan logam mendorong munculnya perbankan modern di Hindia-Belanda. Salah satunya adalah de Javasche Bank, bank modern di Hindia-Belanda yang muncul pertama kali dan didirikan di Batavia pada tahun 1828."
"Jadi guys, kalian bisa lihat contoh bank nya disini," Jeka menunjuk kembali"Apakah ada yang kurang mengerti?" Tanya jeka.
"Mengerti!" Jawabnya serentak.
Presentasi masih terus berlanjut. Namun anehnya, kelompok satu tidak menerima sesi tanya-jawab, dikarenakan siswa-siswi tak ada yang bertanya.
Guru tersebut tak mengambil pusing. Toh penjelasan kelompok satu memang singkat dan mudah dipahami, sehingga wajar saja jika tak ada yang bertanya, atau berpura-pura mengerti.
🌶"Dumplings for little dumplings," Lisa meletakkan se-porsi dimsum dan satu susu strawberry di samping jennie. Kemudian ia tersenyum sambil mengangkat dua jarinya membentuk 'v'.
"Buat aku?" Tanya jennie, sambil menunjuk dirinya sendiri.
Sedaritadi sebenarnya rose dan jisoo ingin tertawa. Bagaimana tidak, satu sahabatnya ini sedang masa mendekati si kucing galak. Dan yang paling kocak, adalah muka lisa yang terlihat bodoh di hadapan jennie.
"Buat setan,"
"Yaiyalah, nini!"Mereka semua saling lirik, lalu sedetik kemudian,
"NINI OH NINI! ALHAMDU?---
... LILLAH!" Ucap mereka serentak, membuat jenlisa menatapnya kaget dan kebingungan."Oh buat setan,"
"Yaudah sih, akukan bukan setan." Ujar jennie datar, kemudian mendorong piring tersebut ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Sekolah [Jk.Lm] -COMPLETED
FanfictionTak ada yang menakutkan selain rasa penasaran yang begitu dalam -L