Langkah kaki yang membuat kedua manusia terdiam mematung di depannya. Mata dan mulutnya terbuka lebar, melihat wanita yang kini disayangi pulang dan menginjakkan kakinya kembali di sini. Meskipun baru satu malam, tentu saja mereka khawatir, karena sang anak sedang dalam keadaan tak baik-baik saja saat pergi.
Lisa terlihat menuntun tangan jennie. Ia tersenyum dan membungkukkan badanya saat melihat ayah dan ibu jennie di hadapannya saat ini.
"Jennie ..." Lirih ibunya sambil menutup mulutnya. Jennie mendongak kemudian tersenyum tipis, namun matanya terlihat lebih sipit dan merah. Fisiknya memang terlihat bersih, namun mentalnya memancarkan aura kesakitan.
Sang ayah menarik tubuhnya dengan cepat. Dipeluknya dengan erat, dengan tangan yang mengelus-elus kepalanya. Pancaran mata nya begitu sendu, lisa bisa melihat itu. Jennie balik memeluknya. Pemandangan yang begitu menyakitkan untuk lisa.
"Lisa, jennie baik-baik aja kan?" Tanya ibunya, matanya sudah berair
Lisa menganggukkan kepalanya dengan cepat. Ia tersenyum, meyakinkan semuanya aman dan terkendali. "Jennie baik-baik aja bu, dia udah makan juga di rumah lisa barusan." Ujar lisa
Air mata sang ibu lolos di hadapan lisa. Ia memeluk tubuh lisa tiba-tiba, membuatnya tersentak kaget. Namun tak lama, lisa balik memeluk dan mengusap punggung ibu jennie. Lisa bisa melihat getaran ketakutan dan kecemasan yang begitu besar.
"Jennie mandi dulu, baju sama anduk nya di kamar ibu, bersihin dulu badan kamu ya." Ujar ayahnya
Jennie mengangguk singkat seraya melepaskan pelukan dengan ayahnya. Kemudian ia melirik ke samping, terlihat lisa dan ibunya sedang menatapnya sambil tersenyum.
"Lili jangan kemana-mana!" Ujar jennie sambil mengerucutkan mulutnya, membuat lisa terkekeh.
Lisa mengangguk cepat. "Iyaa aku disini, mandi dulu sana, aku mau ngajak kamu keluar soalnya." Ujar lisa
"Yeayyy!! Okey! Tunggu aku ya, bye bye!!" Jennie bersorak kemudian berlari dengan cepat sambil melambai-lambaikan tangannya.
Lisa tersenyum dan membalas lambaian tangannya.
Saat jennie sudah tak terlihat, ia beralih pandang pada kedua orang tua di depannya. Degup jantungnya tiba-tiba berdetak tak karuan, tatapan datar ayah jennie membuatnya gugup."Ikut ayah," Tiba-tiba tangan lisa ditarik olehnya. Lisa memejamkan matanya, pasrah dibawa oleh ayah jennie. Menyiapkan dirinya, jika nanti akan ditampar atau dimarahi habis-habisan, atau bisa jadi ditanyai ada hubungan apa dengan anaknya.
"Lisa,"
"Iyaa ayah?" Jawab lisa yang sedang tertunduk.
"Jangan nunduk, lihat itu." Ujar ayahnya
Lisa mendongak.
Dan betapa terkejutnya, melihat kamar kekasihnya yang sudah seperti gudang. Ia tanpa sadar memajukan langkahnya, memasuki kamar tersebut. Mengedarkan pandangannya ke segala arah dengan mulut yang terbuka lebar."Jennie mencintaimu kan?" Ujarnya. Membuat lisa mematung seketika. Badannya bergetar hebat. Ia tak tahu harus berkata seperti apa sekarang.
Coretan tinta hitam dan merah yang membentang, menghiasi seluruh dinding seisi kamar ini. Pecahan barang yang tergelatak di mana-mana. Bahkan lisa melihat lemari kaca yang mewah di sisi kiri hancur dan sudah tidak terbentuk. Kaca yang bolong, menembus ke dalam permukaan. Lampu kamar yang berserakan, lemari baju jennie yang dicoret silang, membuat ia menggeleng-gelengkan kepalanya.
Matanya menangkap sesuatu. Kemudian berjalan mendekat, berjongkok dan meraih benda tersebut. Boneka teddy bear berwarna coklat yang tercoret silang dengan kata i love you di tengahnya. Lisa tak bisa menahan rasa sakit di dalam hatinya, dan kembali ia merintakkan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Sekolah [Jk.Lm] -COMPLETED
Fiksi PenggemarTak ada yang menakutkan selain rasa penasaran yang begitu dalam -L