23

6.5K 642 50
                                    

Keadaan kelas sekarang sungguh ricuh. Beginilah jika kelas tak ada guru a.k.a jamkos. Anak laki-laki yang heboh sedang bermain bola di dalam kelas, mana lagi musik yang tersambung melalui speaker begitu keras. Ditambah anak perempuan yang sedang ghibah namun sambil berteriak. Sungguh seperti pasar ini kelas.

Telinga gadis ini sudah dimasuki earphone terlebih dahulu. Ia memilih bersantai sambil membaca buku pelajaran. Mau membaca novel, namun tak ada bukunya, miris sekali.

Oknum wendy dan rose tentunya sedang bernyanyi ria. Beruntung suara keduanya merdu, jika tidak sudah lisa lempari kursi.

"Jennie belum balik lagi?" Tanya rose pada wendy.

"Belum, dia kemana sih? Gue takut dihajar cabe cabean lagi dia," Ujar wendy

Lisa berusaha mengacuhkan perkataan hatinya. Kakinya sudah gatal ingin melangkah keluar kelas, namun gengsi dan amarahnya masih menggumpal di benaknya.

"Cari cari, lagian gabut disini." Ujar rose. Kemudian rose melirik lisa yang sedang fokus membaca, ralat, pura-pura membaca sebenarnya. Si gadis berponi mulai tak tenang saat rose mengatakan jennie belum kembali ke kelas.
"Lo mau ikut gak?" Ujar rose

Lisa masih belum menyahut. Ia berpura-pura tuli. Sampai akhirnya rose menyenggol sikut temannya itu, barulah lisa menoleh dengan wajah datarnya. Lisa membuka earphone nya,

"Apa?" Kata lisa

"Ikut nyari jennie ga?" Tanya rose

Degup jantungnya berdebar, memilih ikut atau tidak. Logikanya berkata tidak, namun hatinya memilih untuk iya. Berakhir lah lisa bangkit dari duduknya. Sungguh sepertinya gadis ini memang tak bisa berlama-lama emosi pada si gadis mandu. Tak banyak berucap lisa berjalan lebih dulu, disusul dengan rose dan wendy yang berjalan di belakangnya.

Gadis ini berjalan sambil melirik kesana-kemari. Hatinya mulai bergerumuh saat ia melewati kantin, perasaannya mulai tak karuan. Tangan lisa tiba-tiba ditarik oleh rose memasuki kantin, namun lisa menghentikkan langkahnya,

"Lo aja berdua, gue keliling dulu." Ujar lisa dan diangguki oleh keduanya.

"Udah cocok jadi satpamnya si jennie lo," Celetuk wendy namun tak digubris oleh lisa.

Si gadis berponi keluar dari kantin. Ia berbelok ke kiri, jalan menuju kelas-kelas yang terletak di belakang. Sampai di pertigaan ia bingung, untuk memilih lurus menuju toilet atau berbelok kiri lagi menuju kelas di bagian belakang.

Langkahnya terburu-buru menuju toilet. Tak perlu waktu lama karena ia berlari, ia mendobrak toilet tersebut. Ada beberapa siswi yang sedang berada di situ, namun lisa mengabaikannya, ia mencari ke segala penjuru. Namun hasilnya nihil, ia kembali keluar.

Ia berlari ke belakang dengan cepat. Keadaan kelas belakang memang terasa lebih sejuk, karena terdapat pepohonan di depan kelas tersebut, di tambah lapangan basket dengan radius jarak 5 meter dari kelas, sehingga kelas yang berada disini tak ikut bergabung olahraga di lapangan inti.

Mata lisa menyipit saat melihat keributan di depan sana. Kerumunan dan teriakkan yang menyatu. Namun mata lisa tak dapat menangkap siapa pelaku yang sedang menimbulkan keributan tersebut. Ia berjalan santai sambil sesekali melirik keadaan belakang sekolahnya ini.

Ia menepuk siswa-siswi di depannya, yang menghalangi pertengkaran tersebut. Dengan sorotan mata saja, siswa-siswi langsung menyisi dan mempersilahkan lisa jalan.

Mata lisa membulat saat melihat kedua siswi yang sedang beradu argumen di depannya. Badan lisa masih membeku, sampai akhirnya terdengar suara rintihan barulah ia tersentak. Ia menatap tajam pada keduanya.

Anak Sekolah [Jk.Lm]                                               -COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang