"HEH HANBIN, ANYING SEENAK JIDAT LO BUKA BAJU DISINI, ADA CEWEK NIH!" Teriak lisa
"Gersang lisa, hahahaha." Ujarnya sambil tertawa.
"Gersang gersang, hareudang woy!" Timpal lisa sambil memutar bola matanya malas.
Kelasnya baru saja menyelesaikan pelajaran olahraga. Dan sudah menjadi kebiasaan yang pria lakukan, mengganti atau membuka bajunya seenak jidat di dalam kelas.
Lisa sedang terduduk di atas meja, gadis inipun sama halnya merasa panas, ingin sekali ia membuka bajunya, namun mana mungkin. Tak lupa tangannya yang memegang botol aqua kosong bekas tegukannya.
Mata lisa membulat sempurna saat tiba-tiba jeka pun membuka bajunya dengan santai, memperlihatkan tubuh athletisnya. Bagaimana tidak kaum hawa berteriak, dua laknat a.k.a hanbin dan jeka dengan santainya seperti itu, tanpa memperdulikan cewek-cewek di sekitarnya.
Dengan spontan lisa melempar botol aqua. "Anjing lo jek! BANYAK CEWEK DISINI!" Teriak lisa kesal. Kemudian tiba-tiba ia menutup mata jennie yang sedang terduduk di sampingnya, di kursi.
"JEKA GAADA AKHLAK!" Teriak wendy
"JEKA SETAN BABI!" Teriak rose
Namun konyolnya rose dan wendy berteriak, tetapi tidak menutup matanya, membuat lisa berdecak.
"Tutup mata kagak, teriak iya. Edan eling,!" Celetuk lisa
Sedangkan disana jeka terkekeh, ia mengangkat dua jarinya membentuk 'v' ke atas langit.
Setelah dirasa kedua bangsat tersebut mengenakan bajunya, baru saja lisa melepaskan tangannya dari wajah jennie.
Jennie terkekeh geli. Lisa menatapnya dengan sinis sambil mendelik, membuat jennie memukul lengannya.
"Apa sih ah." Ujar jennie sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kenapa ketawa?!" Ujar lisa dengan raut muka kesalnya.
"Emang gaboleh?" Jennie bertanya balik
"Hish, tau lah!" Lisa mengalihkan pandangannya sambil mempoutkan mulutnya.
Jennie kembali terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. Sejujurnya ia merasa canggung dengannya. Kelakuan bodohnya kemarin sungguh membuat jennie tak bermuka sekarang. Dengan santainya ia berteriak, memeluk, menangis, di dalam dekapan gadis tersebut. Bahkan ia tak mempunyai sedikitpun akses sebenarnya. Ia yang selalu membuat lisa meronta-ronta sendiri, terkapar dengan rasa kebingungan, namun dengan kasihnya ia masih berbaik hati pada si gadis bermata kucing. Jennie meringis mengingat itu semua.
Sejujurnya jennie ingin sekali menghilang dan kembali menjaga jarak dengan si gadis berponi. Memutus semua kontak matanya, berlagak acuh, dan kembali jahat. Ia malu sejadi-jadinya karena dirinya sendiri. Namun jennie tak mau, membiarkan saja itu malu, daripada ia harus kembali membuat lisa tertekan.
Ia mencoba bersikap biasa saja dan melupakan apa yang terjadi. Namun sial, itu tak bisa. Logikanya terus menertawakan.
Lisa menatap gadis disampingnya itu dengan seksama. Ia tersenyum melihat jennie yang memandang lurus ke depan dengan mata kosongnya.
Lisa sangat bersyukur karena jennie menjadi kembali teduh. Mata itu tidak menajam. Raga itu tak lagi bergeser. Lisa sangat bersyukur jennie kembali menjadi temannya. Tak apa jika semua ini tak mengizinkannya, yang terpenting gadis tersebut terlihat ramah di sekelilingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Sekolah [Jk.Lm] -COMPLETED
FanfictionTak ada yang menakutkan selain rasa penasaran yang begitu dalam -L