21

6.2K 584 54
                                    

Rintikan air membasahi seluruh tubuhnya. Menutupi luka yang turun melalui matanya. Rasa yang semakin tumbuh seiring berjalannya waktu. Luka yang semakin mendalam setiap harinya.

Sudah dua hari gadis ini selalu menghabiskan satu jam di dalam kamar mandi. Mengguyur seluruh badannya dibawah shower. Jika ditanya bagaimana kondisi tubuhnya, jelas-jelas demam. Yang ia lakukan dua hari ini hanya diam-menangis, diam-menangis. The real sadgirl.

Cklek

Gadis ini keluar dari kamar mandi sempoyongan. Kepalanya berputar, telinganya mendenging. Tak kuasa menahan badannya, ia buru-buru terduduk di ranjang, dan tangannya menarik cermin yang terletak di samping lampu tidur.

Cermin nya ia arahkan pada mukanya sendiri. Terlihat kantung mata yang membekas hitam. Hidung merah. Mata sembab. Gadis tersebut tersenyum sinis. Ia kembali bangkit dan menyimpan cermin tersebut. Kemudian ia bersalin dan bersiap untuk makan terlebih dahulu sebelum nantinya ia akan tertidur.











Disisi lain,

Cklek

Jennie memasuki kamarnya. Badannya terasa lebih fresh setelah melakukan yoga, tetapi ia juga merasa lelah, ingin beristirahat. Ia melempar tas nya ke ranjang. Kemudian ia melangkahkan kakinya ke kamar mandi.

Tubuhnya berendam di dalam bathup.
Deg
Fikirannya tiba-tiba mengarah pada si sosok berponi. Sudah dua hari kembali, lisa menjadi sosok yang dingin lagi padanya.
Deg

"Bodoh bodoh! Diakan suka sama aku? Dia marah atau mungkin cemburu?" Jennie mengetuk kepalanya sendiri. Ia melupakan fakta itu.

Namun tiba-tiba ia merasa kesal, karena mengingat gadis tersebut yang memeluk jeka. "Hshhh, aku kenapa sih?! Ngapain ngerasa kesel?! Tapi ya gausah pelukan juga kali?! Tau lah!" Ocehnya sendiri.

Akhirnya ia melangkah keluar, setelah berendam cukup. Jennie bukan tipe cewek yang sering berlama-lama di kamar mandi dan mengadakan konser tour di dalamnya.

Ia membuka lemari baju, dan mengambil pakaian tidurnya yang bergambar teddy bear. Ia buru-buru bersalin dan menyisir rambutnya. Sudah ia pastikan bahwa kedua orang tuanya sudah menunggu di bawah.

Jennie melangkahkan kakinya ke pintu, namun ujung matanya tiba-tiba menangkap sesuatu di belakang. Ia kembali membalik dan melirik lemari kaca. Ia mendekatinya, kemudian menatap boneka teddy di dalamnya.

Deg

Jennie tersenyum lirih sambil mengusap kaca lemari tersebut. Boneka pemberian lisa mampu membuat hatinya teriris. Jennie pun tak tahu kenapa tiba-tiba hatinya merasa seperti tercubit saat melihat boneka indah tersebut.

"Lisa, i'm so sorry."






🌶



"Pah, dia demam," Ujar sang ibu.

Kedua orang tuanya memasuki kamar lisa saat anak tersebut sedang berjelajah di alam mimpinya. Wajar saja kedua orang tuanya menaruh curiga, karena lisa belakangan ini jarang sekali ikut makan bersamanya.

Telinga lisa sedikit terusik karena percakapan tersebut. Ia membuka matanya perlahan, dilihatnya kedua orang tuanya sedang berbicara. Kepalanya masih berdenyut sakit, ia memicingkan matanya sambil memegangi kepalanya.

"Mah, pah, ngapain disini?" Tanya lisa dengan suara serak khas bangun tidur.

Kedua orang tuanya tersentak, buru-buru menoleh kembali. "Kamu demam dek, minum obat nya, makan dulu tapi." Ujar sang ibu

Anak Sekolah [Jk.Lm]                                               -COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang