Musik yang menggema di dalam ruangan. Liuk tubuh beberapa manusia yang sedang menari mengikutinya. Keringat dan deru nafas yang bersatu. Hentakan dan teriakan yang ikut nyaring. Keadaan ruangan ini sungguh panas. Tak ada ac, namun beruntungnya terdapat kipas angin.
Sudah berapa lama berhentinya si gadis berponi dari tugasnya, demi menyembuhkan sesuatu yang tak nyata. Namun akhirnya ia kembali dengan bersemangat mengikuti jejak yang akan membawanya nanti.
Seulgi dan momo tersenyum puas saat ketiganya selalu membubuhkan gerakan yang pas dan tepat. Sang pelatih pun memberikan senyuman puasnya, sambil tangannya mengangkat ke atas.
Piala dan berbagai medali menggantung dan berjajar. Sebuah prestasi yang telah mereka semua dapatkan dari hasil jerih payahnya. Hasil keringat dan air mata yang bersatu.
"Okey stop! Udah-udah, kalian cape kan?" Suara sang pelatih menggelegar
Semuanya mengangguk, kemudian lengan pelatih melambai mengisyaratkan untuk berkumpul. Sang pelatih pun memberhentikan musik terlebih dahulu.
Selalu ada evaluasi di setiap akhir latihan. Ada pengoreksian gerakan dan semacamnya. Tak lama, hanya beberapa menit saja. Toh siswa dan siswi disini tak terlalu banyak melakukan kesalahan, mungkin pembawaan miss sunmi sangat tegas dan bagus, sehingga selalu memuaskan untuk seluruh peserta.
"Ada yang ditanyakan?" Tanya miss sunmi diakhir, menoleh kesana kemari pada muridnya.
Kemudian lisa mengacungkan tangannya.
"Kenapa lis?" Tanya sang pelatih
"Miss, kapan dia buka hati?"
🌶
"Gue duluan ya bre, bre," Momo bertos ria dengan kedua temannya tersebut saat di tengah corridor
"Yoi bro, ati-ati ya." Ujar lisa sambil memukul pundak temannya itu
"Oke ati-ati breh," Ujar seulgi
Keduanya sempat termangu di tengah-tengah corridor. Mata lisa mengarah pada lapangan di depannya. Ia menyipitkan matanya, melihat sekumpulan orang sedang bermain basket di samping kanan.
"Gi, maen basket dulu kuy." Ujar lisa sambil menyikut tangan sahabatnya itu.
"Sama sapa?" Tanyanya
"Itu kayaknya geng si jeka sama si hanbin deh," Ujar lisa
"Yaudah hayu,"
Keduanya kemudian berjalan menuju sisi lapangan tersebut.
Sekolah ini memiliki tiga lapangan sebenarnya. Satu lapangan inti itu sebenarnya bisa dibagi menjadi dua karena ada pembatas di tengah-tengah lapangan tersebut, yaitu tempat duduk yang memanjang dengan tengah yang diisi berbagai bunga. Satu lagi, yaitu lapangan khusus basket yang berada di belakang.
Lapangan inti lebih fungsional, terdapat gawang bola dan ring basket sekaligus, sehingga bisa saja untuk bermain basket dan bola sepak. Disini pula terdapat tempat duduk yang memanjang di setiap sisi lapangan, sehingga lapangan ini lah yang dipakai untuk segala kebutuhan.
"Lalis itu jennie sama si cabe berantem lagi!" Tunjuk seulgi buru-buru.
Memang benar, terdapat empat gadis di bawah pohon rindang itu sambil beradu argumen. Mata mata yang saling menyorot kebencian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Sekolah [Jk.Lm] -COMPLETED
FanfictionTak ada yang menakutkan selain rasa penasaran yang begitu dalam -L